Sunday, April 14, 2024

Caranya Hemat

• Caranya Hemat • 

Suatu ketika, seorang ibu rumah tangga sowan ke rumah guru kami. Beliau curhat tentang kesulitan keuangan rumah tangganya. Padahal, suaminya sudah kerja. Dia--sebagai istri--juga ikut bekerja.

"Kok kurang terus nggeh, Mbah?" 

"Kudu hemat," jawab Mbah singkat.

"Maksudnya bagaimana?" tanya sang tamu.

"Hemat itu mudah. Caranya; bagaimana mengatur keuangan agar sekeluarga bisa kenyang, namun tetap bisa menyisihkan uang untuk tabungan," jawab guru. 

Misalnya, makan 3x sehari.

Jika sarapan, makan siang, dan makan malam lauknya pilih-pilih harus daging ayam, kambing, atau ikan tongkol, ya kemungkinan besar gak bisa saving. Malah bisa jebol keuangan keluarga Anda.

Coba diatur.

Dalam 3x makan itu, ada yang pakai tempe, telur, dan satunya ayam.

Atau besok lagi diatur; tempe, telur, dan daging. 

Atau kalau mau saving lebih banyak, coba diatur menunya. Pagi tempe, siang pindang, malam telur atau ikan asin. Tetap bisa kenyang kan? Bisa.

Itulah tugas ibu. Sebagai pengatur keuangan keluarga. Anak itu kan opo jare wong tuwone. Menu favorit anak2 juga biasanya mengikut pada menu yang disediakan orangtuanya.

Kalau mau hemat dan tidak kekurangan, jangan malah dibiasakan beli makan di luar terus menerus. 

Coba hitung, anggota keluarga 4 orang. Ayah, Ibu, 2 Anak.

Pemasukan bulanan 5 juta.

Setiap hari makan 3x beli di luar.

1 porsi makan anggap saja 15.000.

Maka, hitungannya begini:

4 orang x 15.000 = 60.000/orang 

Makan 3x sehari 》60k x 3 = 240.000/hari

1 bulan 》240.000 x 30 = 7.200.000/bulan.

Itu utk pengeluaran makan saja, sebulan sudah begitu. 7.2juta--jauh lebih besar daripada penghasilan bulanan keluarga itu. Belum lagi bayar listrik, kebutuhan sekolah, pulsa/paket, bensin, PAM, dan lain-lain.

Itu gambaran kasarnya.

Pasti ada yang komen:

"Saya mah gak pernah mikir begituan. Buktinya cukup-cukup saja." 

Nanti saya jawab,

"Berarti Anda memang kaya. Saya pinjam 10 juta kalau begitu." 

》》》mungkin bersambung tulisan berikutnya: "Mengapa Harus Ada Saving?"

PP Cahaya Quran Babat,

Ahad, 14 April 2024

@mskholid 

Ajari Anak Mengelola Keuangan


• Ajari Anak Mengelola Keuangannya • 

Mayoritas anak belum melek literasi finansial. Momen Idul Fitri bisa jadi sarana pembelajaran untuk anak mengelola keuangannya. Dimana mereka pada pegang uang banyak. Hasil perolehan THR dari pakde, paklek, dan pak haji.

Sebab itu, anak harus mulai diajari. Bagaimana mempergunakan uang yang dimiliki itu supaya lebih berguna untuk masa depannya.

Karena merasa itu uang "milik pribadi" mereka, biasanya agak sulit diminta orangtuanya. 

"Wong duitku dewe kok, suka-suka aku dong, Maaa, mau dipake buat apa," mungkin seperti itu jawabannya. 

Ada yang pengen beli HP baru. Beli sepeda listrik. Makan-makan yang mahal. Bahkan, top up diamond atau chip untuk main game. Dan lain sebagainya. 

Di sinilah, peran orangtua mengajarkan anak bagaimana menggunakan uang secara BIJAK. Jangan sampai "kaya" mendadak, tapi miskin juga mendadak.

Sependek pengamatan saya, orang sukses secara finansial itu tidak sekadar yang mampu menghasilkan banyak uang. Tapi, juga mereka yang mampu mengatur pengeluaran dengan bijak. 

Istilah pepatahnya tidak:

BESAR PASAK DARIPADA TIANG.

Gegara boros, asal beli untuk konsumtif (yang langsung habis) uang bisa habis pula seketika. 

Uang THR harus dialokasikan dengan baik. Investasi terbaik untuk masa depan adalah leher ke atas (baca: OTAK). Jika otaknya penuh ilmu dan skill, di masa depan anak tidak akan kesulitan survive--sekalipun bapak-ibunya sudah tua atau meninggal.

Makanya, training-training yang menjamin peningkatan kualitas itu mahal-mahal bayarnya. Misalnya training investasi & finansial Pak Tung Desem itu bisa belasan hingga puluhan juta harganya. 

PP Cahaya Quran, 

Ahad, 14 April 2024 

@mskholid

Saturday, April 13, 2024

Bahaya Mengintai di Balik THR Hari Raya


• THR Hari Raya • 

Zaman saya kecil, jarang ada orang bagi-bagi uang saat hari raya. Dulu, saat bertamu dikasih jajanan oleh tuan rumah (dimasukkan saku) atau permen, udah sangat bahagia.

Sekarang, ekonomi meningkat. Semakin banyak orang sejahtera. Yang kehidupannya meningkat jauh dibandingkan kakek-neneknya dulu. 

Tradisi pun berubah. Generasi yang makin sejahtera punya tradisi baru. Bagi-bagi amplop THR. Angpau kalau pinjam istilah etnis tetangga.

Pasaran nilai angpau meningkat. Jika dulu di kisaran 5-10 ribu. Hari ini sudah mencapai 20-50k. Bahkan, 100k utk anak dari keluarga dekat. 

Di sisi lain, bahaya mengintai. 

Anak-anak memperoleh uang dalam jumlah besar dengan begitu mudahnya. Yang mudah datang, kerapkali enteng pula keluarnya.

Saat pegang uang besar tanpa pengawasan orangtua, godaan besar juga datang.

Apa itu?

#1 - Rokok

Tentu saja mudah sekali beli rokok dengan modal uang banyak di saku. Walaupun ada aturan anak kecil dilarang beli rokok di In****t, nyatanya tetap saja bisa beli. Apalagi belinya di warung-warung kopi. Jauh lebih mudah.

Toh, itu tempat tongkrongan anak2 sehari-hari numpang wifi--untuk mabar.

#2 - Diamond dan Robux

Bagi pecandu Free Fire atau Mobile Legend, Diamond adalah harta berharga. Sangat mendukung meningkatnya level permainan. Bagi penikmat Roblox, punya banyak robux seperti orang kaya di dunia nyata.

Semuanya bisa dibeli (top up) dengan mudah di Indo**** atau Alf****. 

Bagi anak yang pengen meningkat levelnya dengan cepat, top up pakai uang ratusan ribu akan jadi pilihan mudah. Toh, uangnya dipegang sendiri. Gak ketahuan orangtuanya. 

#3 - Chip

Bagi pemain scater (atau apa itu nama permainannya), chip bagaikan uang di dunia nyata. Bisa dibeli dan dijual--jika menang. Coba cek di marketplace, banyak orang jualan chip. Top up di Indo**** juga mudah.

Game yang berisi bermacam permainan; poker, scater, mahyong, remi, kopek, dll ini laiknya judi di dunia maya. Sebab, semua permainannya membutuhkan chip sebagai taruhan. Banyak juga cerita orang terjebak utang pinjol, gegara banyak kalah main scater ini.

Garasi Cafe & Steak Babat

Sabtu, 13 April 2024

Monday, January 29, 2024

Perlukah Kita Nggandoli Santri yang Mau Pindah?


Sejujurnya, perasaan saya agak galau saat mendengar ada santri yang pindah--atau pengen pindah. Mesti yang muncul di pikiran; apa salah saya?

Perasaan galau terbawa hingga keseharian. Aktivitas mengaji, jamaah, mengajar sekolah, atau rapat. Bahkan, juga kebawa tidur.

Lalu, saya mencoba angan-angan. 

Kiai zaman dulu itu, tidak memikirkan banyak dan sedikitnya santri. Ada yang datang mengaji, mondok, diopeni sebaik mungkin. Ada yang boyong, pulang, tidak terlalu menjadi beban. Serahkan pada Allah--semoga itu yang terbaik.

Rata-rata santri zaman dulu jadi orang semuanya. Punya kapasitas dan integritas di bidang masing-masing. 

Saya mencoba menyimpulkan; ada 3 (tiga) kunci kesuksesan santri:

1. Kiai-nya Ikhlas 

2. Wali Santri-nya Ikhlas 

3. Anaknya Ikhlas juga.

Sunday, January 28, 2024

Penceramah Juga Manusia

 • Penceramah Juga Manusia •


Panitia pengundang penceramah itu kadang tidak jujur dengan situasi sebenarnya.

Begini contohnya:


#1

Bu Nyai, ini jamaah biasanya habis isyak sudah datang. Acaranya nggak lama-lama. Mohon habis maghrib sudah berangkat dr rumah. Biar cepat selesai.


Fakta:

Nyampe lokasi, jamaah baru datang.

Acara baru dimulai jam 19.45.

Masih ada sholawatan juga, plus sambutan. 

Ternyata sekitar jam 21.15 baru mulai ceramah.

Saran: berikan saja fakta sebenarnya, kami akan menyesuaikan. 


#2

Bu Nyai, nanti bisa berangkat pagi-pagi ya.

Soalnya sekitar jam 9 langsung naik mauidhoh.

Maksimal jam 11 sudah harus selesai, karena ini tempatnya di masjid. Harus selesai sebelum zuhur.


Fakta:

Tiba lokasi 08.30, acara baru mulai.

Sambutan atas nama ini itu buanyak sekali. 🤔

Jam 10.45 masih ada sambutan terakhir.

Lha, terus pengajiannya disuruh ngisi apa?

Wong sudah dipesan; jam 11.00 harus selesai.

Apa salam saja terus pulang?


Saran:

Jujur saja, apa adanya.

Karena biasanya penceramah itu mengisi di banyak tempat. Terkadang, malamnya pulang larut. Paginya harus berangkat lagi. 


Mestinya masih bisa agak longgar dan istirahat pagi hari itu, gara-gara "dibujuk-i" panitia, harus buru-buru berangkat.

Tuesday, January 23, 2024

Kaki Bengkak Besar, Obatnya Daun Pepaya Tua


Seorang rekan kerja ngajar, bercerita tentang sakit yang dialaminya. Sudah bertahun-tahun diidap. Pengobatan medis dan non medis sudah dijalankan di berbagai tempat. Namun, belum ada perkembangan. Malah kelihatan semakin membesar bengkak di kaki kanannya.

Saya menyarankan ke Mbah To. Teman itu langsung inisiatif berangkat sendiri ke alamat yang saya berikan. Berdasarkan petunjuk GPS, beliau sampai ne ndalem Mbah To.

Tiba di ndalem Mbah To, bapak itu hanya diplirik. Beberapa menit kemudian, Mbah To memberikan resep;

Cari beberapa lembar daun pepaya agak tua. Direbus, hingga airnya habis sebagiannya. Tunggu hingga agak panas menghangat. Pakai air itu untuk merendam kaki yang bengkak. Insya Allah, perlahan-lahan akan mengempis.

Baru, minggu berikutnya disuruh kembali ke ndalem Mbah To untuk terapi.

Menurut Mbah To, penyebab kaki bengkak itu adalah virus yang diakibatkan nyamuk. Si nyamuk, sebelumnya menggigit tahi kucing. Kebetulan ada virus dalam tahi tersebut. Lalu si nyamuk menggigit bapak itu, dan menularkan virusnya.

Dengan direndam air hangat, harapannya pori-pori jadi terbuka dan membuat virusnya keluar satu persatu.

Beri Kepercayaan Anak Muda


• Beri Kepercayaan Anak Muda • 


Beberapa minggu lalu, di rapat guru. Saya mendapat masukan dari tim pembina Pramuka untuk mengirimkan Regu pramuka ke lomba di MA Sains Roudlotul Quran Lamongan.


Saya lihat list nama yang hendak dikirimkan. Ternyata, banyak anak yang sudah kelas 9. Karena memang kemampuan anak-anak pramuka kelas 9 ini sudah di atas rata-rata adik-adiknya.


"Coba direvisi. Ganti kirimkan peserta dari adik-adik kelasnya; kelas 8 atau kelas 7 saja. Untuk regenerasi. Lagian, yang kelas 9 ini sedang fokus untuk ujian munaqosyah tahfidz, Al-Miftah, dan ujian akhir," saya mengambil keputusan di rapat tersebut. 


Terlihat agak berat, bagi kakak pembina.

Kalau yang dikirim anak-anak baru, pasti melatihnya butuh kerja keras berlebih. Butuh menggali potensi mereka lebih intensif.


"Ya, nggak apa-apa, jika tidak menang kali ini," ujar saya mencoba memahami kegalauan itu, "Buat tambahan pengalaman, barangkali jadi bekal di masa depan untuk menang."


"Nggeh, Ustadz..." kami menyepakati.


Ternyata,

Dengan tenaga-tenaga muda yang dibekali antusiasme-semangat besar, kami berhasil meraih prestasi hari itu. Ada 11 piala yang mereka (tim putra dan putri) bawa ke rumah. 


Bahkan,

Anggota regu putra putri, 75% berasal dari kelas 7 SMP. 25% dari kelas 8.

Sementara, kakak kelas 8 dan 9, dilibatkan sebagai pembina dan motivator di event tersebut.


Selamat untuk adik-adik pramuka 

SMP CAHAYA QURAN 

Islamic Boarding School Babat Lamongan 

Atas prestasinya di MASA Scout Competition 2024

Monday, January 8, 2024

Apakah Ketua NU (struktural) Harus Kiai dari Pondok Besar?

Apakah Ketua NU (struktural) Harus Kiai dari Pondok Besar?

Maksudnya, pondok yang santrinya banyak. Yang santrinya ribuan--bahkan puluhan ribu? 

Menurut saya kok tidak. 

Malah, dari pengamatan saya. Kiai-kiai yang ketiban sampur ngurusi "pondok besar" (baca: jumlah santri banyak) justru lebih banyak sibuk ngurusi santri. Sibuk mengisi jadwal ngaji santri di pondok--dengan berbagai macam kitab babonnya. 


Imbasnya, waktu beliau untuk ngurusi organisasi jadi tidak banyak. Sehingga, lebih sering cukup duduk di jajaran Syuriah, mustasyar, atau a'wan.


Kedua,

Kecenderungan kiai itu berbeda-beda. 

Ada yang nyaman ndeprok, madep dipan. Baca Kitab, mbalagh di hadapan santri.


Sebaliknya,

Ada kiai yang kecenderungannya tidak bisa diam. Biasanya, tipe beliau inilah yang aktif di organisasi--baik NU ataupun urusan praktis kebangsaan (baca: termasuk partai).


Ada juga kiai yang tipe penceramah. 

Ahli dan jago ngisi pengajian. Audiens dan masyarakat merasa nyaman, seneng, dan cocok saat menyimak ceramah beliau. Tidak mbosen-in. Fisiknya kuat untuk berpindah-pindah lokasi pengajian. Bahkan, sehari 3-4 tempat pun sanggup.


Ada pula, kiai tipe sembur. 

Ahli nyuwuk. 

Cukup air putih yang disebul bacaan doanya, hasilnya manjur.


Jadi,

Silakan disimpulkan sendiri-sendiri.


PP Cahaya Quran, 

8 Januari 2024


#1Day1Note 

#CatatanKholid

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)