Saturday, September 3, 2011

Penerima Bidik Misi Undip 500 Mahasiswa

SEMARANG, KOMPAS.com - Kuota penerima beasiswa Biaya Pendidikan Miskin Berprestasi (Bidik Misi) 2011 untuk Universitas Diponegoro Semarang ditambah oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional menjadi 500 mahasiswa. Hal itu dikatakan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Prof Sudharto P Hadi, Selasa (23/8/2011), di Semarang, Jawa Tengah.

"Sebelumnya, kami hanya mendapatkan kuota penerima beasiswa Bidik Misi sebanyak 225 mahasiswa. Kemudian ditambah oleh Ditjen Dikti sebanyak 275 mahasiswa, sehingga menjadi 500 mahasiswa," kata Sudharto.

Ia mengungkapkan, menyambut baik penambahan kuota yang juga diberikan pada perguruan-perguruan tinggi lainnya. Penambahan kuota penerima beasiswa ini dinilai bisa membantu mahasiswa berprestasi dari kalangan keluarga miskin mengakses pendidikan.

Menurut Sudharto, pihaknya saat ini sudah mengantongi nama mahasiswa yang akan diseleksi untuk menerima Bidik Misi tahun ini, berasal dari pendaftar Bidik Misi saat masih kuota awal yang tidak lolos seleksi. Sebelumnya, Undip mendapatkan kuota Bidik Misi untuk 225 mahasiswa.

"Ketika kuota yang kami dapat sebanyak 225 penerima Bidik Misi, kami telah melakukan seleksi dan mendapatkan mahasiswa sebanyak itu yang lolos seleksi menerima Bidik Misi. Sisanya, kami jadikan cadangan," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, saat kuota penerima Bidik Misi ditambah 275 mahasiswa, secara otomatis mahasiswa yang masuk daftar cadangan itu diseleksi lagi untuk mendapatkan tambahan kuota beasiswa Bidik Misi. Ia menegaskan, Undip akan memenuhi komitmen untuk memenuhi kuota 20 persen dari total daya tampung untuk mahasiswa miskin, antara lain lewat beasiswa Bidik Misi, dan lainnya akan diupayakan melalui pemberian beasiswa.

"Kami memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk mengajukan permohonan, mulai keringanan biaya, perpanjangan periode cicilan biaya kuliah, sampai pembebasan biaya," katanya. Tahun ini, total mahasiswa Undip mencapai 8.000 mahasiswa. Artinya, ada 1.600 mahasiswa yang difasilitasi mendapatkan beasiswa.

"Sebanyak 500 mahasiswa sudah difasilitasi lewat beasiswa Bidik Misi, berarti masih ada 1.100 mahasiswa lagi. Mereka ini nantinya kami fasilitasi lewat pemberian beasiswa dari Undip dan pihak-pihak lain," kata Sudharto.

Sementara itu, Pembantu Rektor III Undip Warsito menjelaskan, para calon penerima Bidik Misi akan diseleksi secara ketat, mulai dari seleksi berkas, sampai visitasi atau kunjungan langsung ke rumah yang bersangkutan.

"Untuk cek berkas, kami lihat dari rekening listrik, pajak bumi dan bangunan (PBB). Kalau masih kurang, akan kami survei langsung ke rumah yang bersangkutan untuk mengecek seperti apa kondisi ekonomi calon penerima itu," katanya.

Lima Mahasiswa Aceh Mendapat Beasiswa China

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Lima mahasiswa Aceh mendapat beasiswa dari Pemerintah China untuk melanjutkan pendidikan magister di Nanchang University. Ketua Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin (BKPBM) Aceh Dr Abdul Rani Usman MSi yang dihubungi di Banda Aceh, Rabu, mengatakan, kelima mahasiswa itu akan menempuh pendidikan selama tiga tahun.

"Tahun pertama mereka belajar bahasa Mandarin, kemudian tahun kedua dan ketiga menempuh studi magister di berbagai bidang ilmu, termasuk untuk menyelesaikan tesis atau karya akhir mereka," katanya, Rabu (24/8/2011).

Kelima penerima beasiswa itu adalah Jufrizal dan Boihaki yang akan menempuh program studi magister jurnalistik. Sulaiman dan Iwan Doa Sampena di program studi magister sejarah dan kebudayaan.

Kemudian Nelly yang mendapat beasiswa program studi magister matematika. "Kami berharap kelimanya menyelesaikan pendidikan tepat waktu," kata dia.

Menurut dia, kelima penerima beasiswa ini akan berangkat 5 September 2011. Semua dokumen imigrasinya seperti visa dan paspor telah diselesaikan.

Ia mengatakan, program beasiswa ini terealisasi atas kerja sama BKPBM Aceh, Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry, dengan Nanchang University.

Setelah menyelesaikan pendidikan magister, kata dia, mereka akan mengabdi di Aceh berdasarkan kesepakatan antara BKPBM Aceh dengan para penerima beasiswa tersebut.

"Aceh masih butuh sumber daya manusia seperti mereka. Kalau pun ingin bekerja di luar Aceh, mereka harus mendapatkan persetujuan kami," kata Abdul Rani Usman.

BKPBM Aceh, katanya, akan berupaya menjalin kerja sama dengan universitas lain di Asia agar semakin banyak putra putri Aceh yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan magister maupun strata tiga atau doktor.

"Kami juga mengharapkan perhatian Pemerintah Aceh untuk mewujudkan pembangunan sekolah tinggi bahasa asing sehingga mereka yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri tidak terkendala dalam berkomunikasi," kata Abdul Rani Usman.

Beasiswa Khusus untuk Perempuan

KOMPAS.com - Beasiswa "Faculty for the Future" yang digagas Schlumberger Foundation sejak tahun 2004, memberikan kesempatan kepada para perempuan dari negara-negara berkembang yang tengah mempersiapkan pendidikan doktoral (PhD) atau post-doktoral di bidang ilmu alam dan disiplin ilmu terkait di universitas di luar negeri.

Pembiayaan yang diberikan "Faculty for the Future" untuk biaya hidup dan pendidikan sekitar 50.000 dollar AS untuk PhD dan 40.000 dollar AS untuk post-doktoral.

Kriteria pelamar beasiswa: - Perempuan - Warga negara dari negara berkembang - Menempuh pendidikan doktoral atau post-doktoral dengan penelitian di bidang ilmu alam dan ilmu terkait dengan itu - Telah mendaftarkan diri dan diterima di universitas - Memiliki keinginan kembali ke negara asal setelah menyelesaikan studinya

Bagi yang berminat, pendaftaran akan dibuka mulai 12 September 2011 untuk tahun akademik 2012-2013.

Sejumlah hal yang harus diperhatikan pelamar: - Yakin bahwa Anda memenuhi kriteria dan tidak melewati batas waktu aplikasi - Rencanakan dengan matang! Menyiapkan aplikasi lamaran yang berkualitas membutuhkan waktu - Baca dan ikuti instruksi aplikasi dengan cermat. Instruksi tersebut memandu Anda untuk menyiapkan aplikasi yang komprehensif dan kompetitif

Informasi selengkapnya, silakan mengunjungi situs web www.facultyforthefuture.net.

2.495 Siswa Miskin Dapat Beasiswa

BENGKULU, KOMPAS.com — Sebanyak 2.495 siswa miskin di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, pada 2011 akan memperoleh beasiswa dari pemerintah. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Seluma Syaiful Anwar mengatakan, semua siswa penerima beasiswa miskin adalah pelajar tingkat sekolah dasar (SD) di daerah itu.

"Jika tidak ada perubahan pada tahun ini ada sebanyak 2.495 siswa SD di Seluma akan mempeoleh beasiswa dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Siswa penerima beasiswa miskin ini tersebar di 56 SD di daerah itu," ujar Syaiful, Senin (29/8/2011).

Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci jumlah siswa penerima beasiswa setiap SD di daerah itu. "Yang jelas, pada tahun ini ada sebanyak 2.495 siswa miskin di Seluma mendapat beasiswa dari Kemendiknas," katanya.

Besar beasiswa yang akan diterima para siswa SD dari Kemendiknas sebesar Rp 360.000/siswa per tahun. Jumlah ini sama dengan yang diberikan pada tahun 2010. Sebelumnya, pada tahun yang sama sebanyak 2.118 siswa SD di daerah ini juga mendapat beasiswa dari Kemendiknas. Bantuan beasiswa ini akan diserahkan kepada siswa penerima seusai Lebaran nanti.

"Jika tidak aral melintang bantuan beasiswa ini akan diberikan kepada siswa penerima setelah Lebaran nanti atau paling lambat pertengahan September," ujarnya.

Beasiswa ini diberikan agar para siswa miskin di Kabupaten Seluma tetap dapat melanjutkan pendidikan minimal sampai menyelesaikan pada tingkat sekolah menengah atas (SMA). Oleh karena itu, beasiswa miskin ini diberikan Kemendiknas setiap tahun kepada siswa SD, SMP, dan SMA di berbagai daerah di Tanah Air.

Kabupaten Seluma merupakan penerima beasiswa miskin tingkat SD terbanyak di Provinsi Bengkulu pada 2011. Wilayah kedua terbanyak berada di Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu.

Pusat Buku Indonesia di Kelapa Gading Tutup


JAKARTA, KOMPAS.com — Pusat Buku Indonesia yang dibuka di sebuah mal di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Mei 2008 dan diresmikan Jusuf Kalla yang saat itu menjabat Wakil Presiden, telah tutup. Kondisi ini berkaitan dengan mundurnya ratusan penerbit buku yang memiliki stan di lokasi tersebut karena sepi pengunjung.

Kepala Pusat Buku Indonesia Firdaus Oemar di Jakarta mengatakan, Pusat Buku Indonesia dipindahkan ke daerah Kramat, Jakarta Pusat, beberapa bulan lalu. Pusat Buku Indonesia ini melayani pemesanan buku sekolah elektronik (BSE) versi cetak dari seluruh Indonesia.

Padahal, kehadiran Pusat Buku Indonesia itu awalnya diharapkan menjadi pusat informasi dan distribusi buku di Indonesia. Selain itu, bisa mendorong penerbit menerbitkan buku-buku bermutu serta meningkatkan minat baca masyarakat.

Untuk mewujudkan Pusat Buku Indonesia yang pertama, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) menunggu hampir 25 tahun. Namun cita-cita yang akhirnya terwujud itu kini gagal untuk tetap eksis.

Padahal, Pusat Buku Indonesia tersebut mestinya menjadi tempat pertemuan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perbukuan secara lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran. Saat itu, ada 1.500 stan dan 776 untuk anggota Ikapi.

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)