Thursday, November 17, 2016

Siapakah Guru yang Paling Kita Ingat?


Harga transfernya ratusan miliar.
Bahkan, bisa berlipat triliunan jika strategi Juventus--sebagai pemiliknya, dalam transfer tepat seperti saat menjual Paul Pogba.

Paulo Dybala, salah satu penyerang hebat di Liga Italia

Tapi, tahukah kita seperti apa yang dilalami Dybala saat masih muda dan menjadi pemain anyar di Palermo?

Ia mengaku bahwa Pelatih Gattuso lah yang amat berjasa dalam kariernya. Dan, itu tidak lepas dari sikap keras dan tempaan berat dari sang pelatih.
Gattuso memang terkenal sebagai pemain yang keras, tak kenal kompromi, tak takut lawan--siapaun dia. Julukannya, si badak.
Konon, Ronaldo CR7 harus mati kutu jika yang menjaganya adalah si badak ini.

Kata Dybala,
"Gattuso sangat membantu saya karena dia juga adalah salah satu orang yang menendang saya," ujar Dybala kepada El Pais.

"Dia memberikan saya nasihat bagaimana cara menghindari kerasnya permainan lawan. Dalam lebih dari satu sesi latihan dia akan menendang saya agar saya tahu cara mempertahankan diri."

"Hal terkait kekuatan fisik sangat sulit bagi saya. Menghadapi lawan yang menghadang menggunakan kekuatan fisiknya adalah yang tersulit. Saya harus bekerja lebih keras di gym dan terus belajar menghindari tendangan dan tabrakan. Saat itu saya belum terbiasa dengan hal tersebut.

------

Masih ingatkah kita, siapakah sosok guru di sekolah yang paling kita ingat?
Ya, kebanyakan adalah guru yang paling keras cara mengajarnya--killer, istilah anak sekarang.
Uniknya, guru yang keras seperti itulah yang justru memberikan dampak positif terhadap kesuksesan dan keberhasilan kita kelak di masa depan.

Gemblengan.
Pukulan.
Kata-kata menyakitkan.
Bahkan cubitan,
Biasanya akan menjadi pemicu bagi seorang murid untuk terus berkembang.
Walau ia tampak sudah pinter (menurut ukuran dirinya), kerapkali guru yang keras akan tetap mendorongnya seakan-akan ia masih amat bodoh dan harus bekerja dan belajar lebih keras.

Coba ingat-ingat siapa guru yang paling mengesankan bagi kita?
Guru yang menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih baik.
Bahkan, sebuah olokan guru bisa menjadi pemicu bagi kita untuk membuktikan kita tidak seburuk yang beliau kira.
Dan, memang, seperti itulah guru.
Ia mengolok-olok kita bukan untuk menjatuhkan. Tapi, agar kita bekerja dan berlatih lebih keras dan lebih baik.

Bisa jadi kita amat kesal dan menyimpan benci saat ini.
Tapi, kelak saat kita sudah besar--sepuluh tahun mendatang, kita justru yang akan berterimakasih kepada sang guru.

----

Saya ingat, dulu hampir tiap hari harus menangis sesenggukan saat diajar mengaji ustadz Abu Mansur al-Hafidz. Tidak lewat kekerasan fisik, tapi lewat nasihat-nasihat keras dan motivasi menyakitkan.

Nah, tangisan itulah yang mendorong kita untuk terus belajar dan nderes pelajaran di rumah.

Babat, 17 Nopember 2016
@mskholid | Blogger

Monday, October 31, 2016

Tidak Semua Hadits Bisa Diamalkan Mentah-mentahan

Kisah ini amat masyhur.
Suatu ketika, seorang Arab pedalaman datang ke kota Madinah.
Tiba di masjid, ia langsung kencing di sudut masjid.
Sahabat Nabi langsung bereaksi
Ada yang hendak menghunus pedang
Bunuh saja, orang arab yang dianggap perusak kesucian masjid itu
Tapi, Baginda yang mulia mencegah para sahabatnya
Beliau meminta para sahabat menunggu si arab pedalaman itu selesai kencing
Bisa jadi, kebiasaan di kampungnya memang seperti itu
(Bisa jadi) kencing di sudut rumah adalah hal biasa dalam masyarakatnya
Setelah si arab badui tuntas menyelesaikan hajatnya,
Barulah Rasulullah saw yang mulia bertindak
Lalu, apa tindakan yang disarankan Rasulullah saw menyikapi perbuatan seorang Arab pedalaman yang dinilai melanggar aturan itu.
Rasulullah saw hanya menyuruh sahabat untuk menyiram bekas kencing tersebut. Tidak marah, pun tidak menghukum pelaku.
Secara ushul fiqih, apa yang bisa kita simpulkan dari peristiwa ini?
Bahwa tidak semua perbuatan Rasulullah saw bisa kita tiru apa adanya
Belum bisa kita tiru mentah-mentahan,
Di sinilah peran ilmu ushul fiqih dalam memahami teks dan riwayat yang kita terima dari Baginda mulia. Supaya tidak salah aplikasi.
Apa jadinya andai terjadi di zaman sekarang; seseorang tiba-tiba kencing di masjid. Apakah kita langsung menyiram tempat bekas kencing itu, sambil ngotot berdalil hadits Rasulullah saw di atas.
Dan, menyatakan dengan tegas sikap Rasul yang seperti itu?
Tidak kan!!!???
Justru bisa kacau kondisinya jika kita tiru mentah-mentahan apa yang termaktub dalam hadits tersebut.
Najisnya bekas kencing itu akan menyebar kemana-mana, memenuhi ruangan masjid.
Sementara zaman Baginda Rasulullah saw., alas masjid terbuat dari tanah atau pasir. Bukan berlantai marmer atau keramik macam sekarang.
Karena itu, jika kita ingin konsisten dengan slogan kembali pada Al-Qur'an dan hadits, maka tidak cukup sekadar paham bahasa arab atau baca terjemah saja.
Perlu perangkat pendamping agar apa yang kita pahami dari kedua sumber utama hukum Islam itu bisa benar dan sesuai dengan semangat yang hendak dicapainya.
Semangat yang hendak dicapai ini, dalam ushul fiqih juga punya istilah tersendiri.
Wallahu a'lam
Babat, 31 Oktober 2016

Thursday, October 20, 2016

Moslem Fashion Show Tritunggal 2016

Moslem Fashion Show Tritunggal 2016

Haul KH Abdul Kholiq Afandi ke 13

Wednesday, October 12, 2016

Holobis Kuntul Baris

Holobis Kuntul Baris
"Kok saya sering dengar iklan Holobis Kuntul Baris pas sampean nek omah Drajat, yo Cak?" ujar adek saya Arini.
"Ya jelas saja, wong saluran televisi favorit saya itu TV9 dan Aswaja TV," jawab saya. (plus Persada TV).

Kebetulan, Iklan dari Pak Jatim Pak Halim itu munculnya hanya di TV9 Surabaya.
Kebetulan pula, kedua channel tersebut gambar dan suaranya amat jelas saat nonton di Drajat. Hal yang tidak saya dapatkan saat nonton TV di rumah Babat.

Beberapa kali nonton TV, saya tidak pernah menemukan acara yang amat menarik bagi saya--selain Ipin & Upin, Laptop Si Unyil, Dolpino, dan beberapa liputan nusantara.
Coba saja, yang nganggur.

Pantengin TV dari pagi sampai malam, hitung saja jumlah acara yang menarik dan bermanfaat bagi Anda? Apalagi selama beberapa minggu terakhir. Beberapa stasiun televisi malah menayangkan (live) persidangan yang sesungguhnya amat tidak berguna bagi khalayak luas.
(Kebetulan saya juga pengangguran di beberapa hari dalam seminggu, sehingga punya waktu untuk ngecek acara TV)

Makanya, TV9 dan Aswaja TV (dan waktu-waktu tertentu--Persada TV) menjadi pilihan favorit saya.
Channel TV tersebut kerap kali menayangkan ceramah-ceramah dari para kiai dan guru-guru. Walau tidak sempat mengikuti ngaji secara langsung, saya bersyukur masih punya kesempatan menambah ilmu lewat ceramah-ceramah yang ditayangkan stasiun tersebut.

"Cak, kok sueneng tho sama iklan Holobis?" tanya adek saya.
"Ya, jelas dong. Siapa tau Pak Halim nyalon gubernur dan kaos untuk kampanyenya pesan ke saya," hahahaha....

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)