Friday, March 3, 2017

Pelayan Kok Kaya Raya?

Khadim (Pelayan) Kok Kaya?

Beliau disebut Khadimul Haramain  (pelayan Dua Tanah Suci).
Ada yang bertanya; pelayan kok kaya raya. Bahkan sanggup nginep di hotel yang harganya puluhan juta semalam. Sanggup bawa rombongan seribu lebih untuk jalan-jalan.
Apa gak kebalik itu?

Ya begitulah...
Sebuah pepatah Arab menyatakan:
من خدم ، خدم
Sopo seng gelem melayani, maka akan dilayani

Maka, nasib pelayan akan berbanding lurus dengan siapa yang dilayani.
Seperti pepatah Arab di atas.
Jika yang dilayani orang mulia, si pelayan ikut jadi mulia
Jika jadi pelayan tukang begal, ikut hancur pula nasib pelayan
Pun, andai jadi pelayan koruptor. Nasibnya tak akan jauh dari tuannya.

Jika jadi pelayan Kiai sepuh, biasanya akan jadi Kiai kelak masa mendatang
Jika jadi pelayan Bupati, orang-orang akan banyak yang nitip surat lewat Anda
Andai jadi ajudan presiden, orang-orang banyak berbisik lewat Anda
Apalagi, jika anda jadi pelayan Tuhan. Pasti akan dilayani pula oleh Tuhan.

Wong Anda berbisnis dengan Tuhan saja, jaminannya selalu untung dan laba
Dijamin tak akan bangkrut.
Apalagi jadi pelayan-Nya.

Nah, yang dilayani oleh King Salman itu adalah Haramain
Dua tanah suci yang sudah dijanjikan Allah kemakmurannya
Dua tanah suci umat Islam sedunia
Sehingga, manfaat kebaikan pun akan kembali pada Si pelayan

Di pondok pun, selalu ada santri (kang-kang) yang menyatakan dirinya sebagai khadim  (pelayan. Di pondok, sering diistilahkan dengan khadam). Mereka kesehariannya adalah membantu keluarga ndalem dalam urusan keseharian. Termasuk menyapu dan membersihkan ndalem dan pondok.

Kang-kang khadam ini, biasanya lebih sering menghabiskan waktu untuk menjadi pelayan ndalem daripada ikut ngaji atau maknani kitab kuning.
Namun, anehnya, ketika lulus pondok dan balik ke daerah masing-masing, bisa jadi kiai atau tokoh agama yang didengar masyarakat.

Yang gak jadi kiai, biasanya hidupnya makmur
Kaya dengan rejeki dunia
Saya mengenal beberapa orang santri yang dulu jadi khadam kiai, sekarang makmur.
Kaya, punya rumah, mobil, dan sudah berhaji.
Hal-hal yang terbayangkan saja tidak mungkin; andai mengingat masa lalunya di pondok yang serba kekurangan. Pun saat kita menilik latar belakang keluarganya di desa, sepertinya untuk kuliah saja, dia gak mungkin.

Anas bin Malik ra, pembantu Rasulullah saw.
Juga dari keluarga tak punya.
Sejak kecil sudah mengabdikan diri untuk Baginda Nabi saw.
Saat Nabi hajat buang air, sahabat Anas inilah yang menyiapkan airnya

Rasulullah saw mendoakan sahabat Anas jadi orang kaya
Pasca wafatnya Baginda Nabi, doa beliau terkabul
Anas kaya anak
Juga kaya harta

Begitulah,
Kalau mau jadi orang kaya, berkhidmahlah
Jadilah khadim
Bila perlu, jadilah khadim Raja Salman
Siapa tau kelak diambil jadi menantu oleh sang Raja (~ngayal).

Babat, 2 Maret 2017
IG @mskholid
《 Konveksi Kaos dan Sablon 》


Thursday, March 2, 2017

Obral Pahala saat Ada Orang Mati

Kesempatan besar yang sering diabaikan oleh masyarakat itu adalah saat ada orang mati. Ini peluang dimana Allah mengobral pahala besar-besaran.

Apa itu?
Ya, ikut menshalati dan mengantarkan jenazah hingga kuburnya.

Gak main-main,
Ganjaran yang disediakan Allah amat besar.
Dua qirath, begitu kata Nabi saw.

Berapakah 2 qirath itu?
Satu qirath itu setara dua gunung Uhud yang berupa emas.
Bisa dibayangkan, berapa ton kira-kira beratnya 1 gunung Uhud.
Lha, ini kita dapat dua gunung emas kali 2. Ya, dapat 4 gunung Uhud berbentuk emas.

Padahal,
Bisa dibilang, emas termasuk barang hiasan yang amat mahal.
Saat ini saja, 1 gram emas murni yang berbentuk kotak buatan PT Antam, itu harganya sekitar 500.000,-

Kalau emas 1 ton = 1.000 kg = 1.000.000 gram
Itu berarti 1.000.000 x 500.000 = 500 miliar
Baru 1 ton lho ya???
Padahal, yang kita dapat itu sebanyak 4 gunung Uhud.
Beratnya berapa ribu ton itu?

Terus,
Berapa triliun yang kita peroleh?
Silakan Sampeyan hitung sendiri.
Saya gak sanggup hitungnya.

Nah, amat eman sekali andai kita lewatkan begitu saja peluang mendapat kebaikan yang amat buanyak itu.
Obral pahala besar-besaran.

Wallahu a'lam...

Malam Jumat itu Surat Kahfi? Bukan Yasin?

Banyak mengkritik NU. Mereka bilang NU itu aneh-aneh saja.
Bikin acara kok gak sesuai tuntunan e Kanjeng Nabi.
Yang sunnah itu, kan malam Jumat baca surat Al-Kahfi atau surah Al-Mulk.
Lha, orang NU bikin-bikin acara yang gak ada tuntunannya.
Malah baca Yasin yang gak ada tuntunannya.

Kita jawab memang benar bahwa malam Jumat itu sunnah baca surah Al-Kahfi dan atau surah Al-Mulk.
Akan tetapi, itu tidak berarti ada larangan kita baca Yasin di malam Jumat.

Kenapa?

Pertama,
Surah Yasin termasuk bagian dari Al-Quran.
Ada perintah untuk membaca kitab suci ini kapan pun.
Hari apapun. Termasuk malam Jumat.

Kedua,
Momen yasinan di malam Jumat tujuannya ialah kirim doa dan mendoakan orangtua dan para sesepuh yang sudah mendahului kita.
Bahkan, termasuk seluruh umat Islam.

Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa kita disuruh baginda Rasulullah saw untuk membacakan Yasin bagi orang yang sudah mati atau orang yang nampak mau mati (baca: sekarat).

اقرءوا موتاكم يس
Kata موتى di hadits tersebut, menurut Imam an-Nawawi maksudnya ialah orang yang menjelang mati atau orang yang sudah mati. Jadi, membacakan Yasin bagi orang mati adalah sah-sah saja. Tidak melanggar. Tidak mengada-ada. Juga tidak bisa disebut tak ada tuntunannya.

Ketiga,
Karena momennya adalah kirim doa untuk orang mati, maka yang dibaca ialah surah Yasin. Sesuai petunjuk dalam hadits Nabi saw.
Kalau momennya berdoa untuk calon bayi, maka surat yang dibaca juga berbeda. Bisa surah Yusuf atau surah Maryam.

Keempat,
Kita baca surah Yasin, bukan berarti meniadakan sunnahnya baca surah Al-Kahfi atau Al-Mulk. Sebab, malam hari usai shalat Isya', atau kadang ada pula yang usai shalat Ashar, para Kiai dan santri NU juga baca surah Al-Mulk atau surah Al-Kahfi.

Kalaupun ada yang satu dua yang gak baca, ya wajar.
Namanya juga orang banyak.
Ada yang bisa istiqomah, ada yang butuh dibimbing terus menerus supaya bisa istiqomah dan rutin melakukan kebaikan.

Walahu a'lam

Tuesday, February 28, 2017

Dukun Santet Banyuwangi

Menguak Misteri Dukun Santet di Banyuwangi
~ Penyambung Suara Rakyat di TV One ~

Disebut, pelakunya berpenampilan ninja
Muncul malam-malam, saat situasi sepi dan gelap

Apa gerangan yang terjadi?
Apa motifnya?
Siapa sebenarnya ninja-ninja itu?
Saya tak tau.

Saya hanya mengulik sedikit, bahwa ketakutan terhadap ninja hitam itu juga pernah merayap di benak kami---saya khususnya, dan santri di pondok kranji.

Seingat saya, saat musim ninja sedang rame
Saya masih sekolah di tingkat MTs
Belum tinggal di pondok
Tapi, sering menginap di lingkungan pondok

Pembantaian "dukun santet" tidak hanya terjadi di Banyuwangi
Tapi, juga menyebar ke Jawa Tengah dan Jawa Barat
Pondok tempat saya tinggali dulu juga ikut bersiap siapa.
Saya ingat, ada instruksi dari lurah pondok agar santri senior berjaga malam secara bergantian
Begitu seterusnya setiap hari hingga subuh

Pernah suatu malam, pondok kami kedatangan ninja
Benar tidaknya kedatangan ninja, saya kurang mengerti.

Menurut cerita kang-kang yang ikut berjaga,
Si ninja masuk ke lingkungan pondok, dengan cara meloncat dan berjalan di atap asrama
Dengan suara halus, tanpa didengar santri.
Ada yang bilang, targetnya adalah kiai kami.

Namun, gerakan si ninja bisa didengar oleh Gus Pondok (putranya Kiai), yang langsung loncat ke atap dan mengejar si ninja.
Ninja pun langsung kabur.

Yang bikin merinding masyarakat, adalah informasi yang berkembang bahwa ninja-ninja itu menyamar sebagai orang gila waktu siangnya.
Indikasinya, tiba-tiba saja jumlah orang gila di lingkungan kami meningkat dari biasanya.
Maka, timbullah rasa ncuriga tiap bertemu orang asing
Suasana yang amat tidak nyaman.

Babat, 28 Pebruari 2017
@mskholid
@ruanginstalasi


Saturday, February 11, 2017

Penggalian Kembali Sumur Zamzam

Penggalian Kembali Sumur Zamzam

Cerita tentang keberadaan sumur Zamzam di Mekah, dikenal oleh hampir semua masyarakat Arab zaman itu. Namun, keberadaannya tidak diketahui selama puluhan (atau ratusan) tahun. Orang Arab meyakini sumurnya ada, lewat cerita turun temurun. Tapi, dimana gerangan sumur peninggalan zaman Nabi Ismail as itu berada, tidak ada tanda-tanda.

Jelang kelahiran manusia Agung
Makhluk terbaik jagat raya,
Allah memberikan sekian peristiwa besar
Salah satunya ialah ditemukannya kembali sumur Zamzam

Suatu malam, kakek Nabi, Abdul Muthollib tertidur di hijir Ismail
Beliau mimpi bertemu seorang laki-laki.

"Galilah thoybah!" perintah lelaki dalam mimpi.
"Apa itu thoybah?" Kakek Nabi bertanya.
Orang itu pergi tanpa jawaban.

Besok malam, Sang Kakek tidur di tempat yang sama.
Ia kembali bermimpi bertemu lelaki yang sama.

"Galilah barrah?" perintah lelaki.
"Apa itu barrah?" mbah Abdul Muthollib masih belum paham.
Namun, lelaki dalam mimpi itu kembali pergi tanpa jawaban.

Malam ketiga, Mbah Muthollib kembali tidur di tempat yang sama.
Lelaki itu pun datang kembali.

"Galilah madhnunah!" pintanya.
"Apa itu madhnunah?" si Mbah tetap belum mengerti.
Dan, lagi-lagi sang lelaki pergi tanpa jawaban.

Malam berikutnya,
Abdul Muthollib kembali tidur di tempat yang sama.
Ia pun kembali bermimpi berjumpa si lelaki.

"Galilah Zamzam!"
"Apa itu Zamzam?"

"Sumur yang tak akan kering airnya, tiada banding dalamnya.
Dengan air itu, nanti gunakan untuk memberi air minum jamaah haji.
Carilah letaknya di tempat antara ... dan darah.
Di tempat diamnya gagak yang di sayapnya ada bulu putih.
Di sana biasanya unta-unta berkumpul." petunjuk dari lelaki di dalam mimpi.

Setelah jelas petunjuk yang diberikan, Abdul Muthollib mengajak anaknya, al-Harits, dengan membawa perlengkapan seperlunya. Menuju tempat yang ditunjukkan. Ia mulai menggali.

Ketika nampak sumurnya, Abdul Muthollib gembira bukan main. Dia berteriak kencang. Membaca takbir.
"Allahu Akbar!!!"

Penduduk Mekah mendengar teriakan kerasnya.
Berbondong-bondong mereka mendatangi TKP.
Mereka menyadari, itulah sumur Zamzam yang selama ini ceritanya berseliweran di benak mereka. Telah ditemukan.

"Wahai Abdul Muthollib, itu adalah sumur moyang kita, Ismail. Engkau harus berbagi dengan kami." Orang-orang Quraisy menuntut hak yang sama atas sumur legendaris itu.

"Enak saja. Sumur ini telah diamanahkan padaku.
Dan akulah yang mendapatkan kekhususan terhadapnya," jawab Abdul Muthollib tidak mau menyerah.

"Kau harus bersikap adil pada kami. Tak akan kami biarkan kau menguasainya sendirian," mereka tetap ngotot untuk memperoleh hak terhadap sumur Zamzam.

Zaman itu, air termasuk barang yang amat berharga.
Apalagi sumur Zamzam yang sudah terkenal segar-tawar airnya.
Pun tak habis sumbernya.

"Baiklah, kalau begitu, terserah keadilan macam apa yang kalian mau. Aku akan terima," jawab si Mbah.

"Kita minta dukun dari Bani Sa'd bin Hudzaim memutuskan." Mereka memutuskan.

Ketika itu, sang dukun tinggal cukup jauh dari Mekah.
Ada di perbatasan kota Syam.
Mereka lalu bersepakat untuk bersama-sama pergi. Meminta petunjuk dari sang dukun.

Mbah Abdul Muthollib ditemani keluarga Bani Abdi Manaf, beserta perwakilan tiap-tiap Bani dari suku Quraisy segera berangkat. Menuju kediaman dukun dari Syam.
Mereka membawa perbekalan secukupnya.
Melintasi padang pasir.

Di tengah perjalanan, Abdul Muthollib kehilangan bekalnya.
Begitu pula beberapa orang dari rombongan mereka.
Hingga akhirnya bekal air minum rombongan habis.
Sementara, mereka terdampar di tengah-tengah padang pasir.
Seakan tiada harapan untuk hidup.

Abdul Muthollib mengajak rombongan yang dalam keputusasaan itu berhenti.
Beliau memberi usulan,

"Apa tidak sebaiknya setiap orang menggali lubang untuk persiapan kuburnya masing-masing. Sehingga, begitu ada yang mati kehausan bisa langsung dimasukkan ke liang kubur."

"Cerdas juga usulmu," semua rombongan sepakat dengan usul itu.
Mereka segera menggali kubur masing-masing.
Lalu, duduk di samping lubang, menunggu ajal menjemput.
Sementara unta mereka, juga ikut duduk di samping tuannya.

Setelah sekian lama "menunggu" mati, Abdul Muthollib merasa kegiatan seperti itu tiada berguna.

"Kita harus tetap berjalan, dan berusaha. Barangkali Allah akan memberikan air di suatu tempat nanti. Ayo kita jalan!" teriaknya memberi semangat jamaah.

Mereka lantas bangkit dari duduk. Hendak melanjutkan perjalanan.

Syahdan,
Saat unta milik Abdul Muthollib bangkit, muncratlah air yang jernih, segar, dan tawar dari bekas duduknya sang unta.
Semua bergembira. Terselamatkan dari ancaman kematian.

"Allahu Akbar.
Allahu Akbar," teriak Abdul Muthollib.

Melihat keajaiban tersebut, para pemuka Quraisy itu sepakat untuk kembali ke Mekah dan menyerahkan urusan pengelolaan sumur Zamzam kepada Abdul Muthollib dan keturunannya.

"Demi Allah, Dia yang telah memberikan air ini, dan menyelamatkan kita semua, memang telah memilihmu untuk mengurus pengelolaan sumur Zamzam.
Kami tidak akan merecokinya lagi." kata mereka.

11 Pebruari 2017
@mskholid


@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)