Tuesday, March 7, 2017

Kaya atau Melarat Bukan Tanda Dicintai Allah

Kaya atau Melarat Bukanlah Tanda Dicintai Allah

إنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ، وَمَنْ لَا يُحِبُّ، وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ، فَمَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ،

"Gusti Allah itu memberikan dunia kepada siapa saja; baik yang dicintai-Nya atau yang tidak dicintai-Nya.
Tapi, Allah memberikan agama hanya kepada orang yang dicintai-Nya.
Barangsiapa yang diberikan agama oleh Allah, berarti orang itu dicintai Allah."

~ HR Ahmad ~

Jadi, jangan pernah mengukur kedekatan seseorang dengan Allah SWT, dari berapa banyak harta yang dimilikinya.
Dari seberapa kaya ia dalam hidupnya.
Atau sebaliknya,
Mengukur kedekatan dengan Allah lewat miskin atau melaratnya.

Jangan pernah menyimpulkan bahwa seseorang yang kaya itu, berarti ia dicintai Allah
Atau
Jangan pernah meyakini bahwa seseorang yang hidupnya melarat, berarti ia dibenci Allah

Tidak sama sekali.

Jangan pernah mengira bahwa seorang kiai yang hidupnya melarat, ia hanya separuh Kiai
Jangan pernah menyangka bahwa kiai yang kaya, itulah sebenar-benarnya kiai
Atau,
Jangan bilang nabi yang miskin, itu hanya sodok-sodok nabi
Sementara nabi yang kaya, itulah nabi sungguhan

"Nabi kok miskin?"
"Nabi kok sakit-sakitan?"
"Nabi kok melarat?"
Mana buktinya dia dicintai Allah?!!

Duh,
Naudzubillah...

Coba cek,
Siapa kelompok manusia yang paling mulia? Nabi.

Coba cek para Nabi Allah.
Ada nabi yang kaya raya, jadi raja pula. Istrinya seribu. Nabi Sulaiman
Ada nabi yang melarat. Rumah saja tak punya. Nabi Isa
Ada nabi yang tangannya kuat, ngalahaké mesin bego. Nabi Musa
Ada nabi yang hidupnya sakit-sakitan. Nabi Ayyub
Ada nabi yang lain-lain....

Semuanya tetap nabi.
Semuanya adalah kekasih Allah.
Semuanya dicintai dan dekat dengan Allah.

Sungguh,
Tanda bahwa kita dicintai Allah itu bukan soal kaya dan melaratnya diri dalam urusan dunia dan harta.

Wallahu a'lam

Babat, 7 Maret 2017
IG @mskholid 
Teacher
《Konveksi Kaos & Sablon》


Kaya atau Melarat Bukan Tanda Dicintai Allah

Kaya atau Melarat Bukanlah Tanda Dicintai Allah

إنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ، وَمَنْ لَا يُحِبُّ، وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ، فَمَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ،

"Gusti Allah itu memberikan dunia kepada siapa saja; baik yang dicintai-Nya atau yang tidak dicintai-Nya.
Tapi, Allah memberikan agama hanya kepada orang yang dicintai-Nya.
Barangsiapa yang diberikan agama oleh Allah, berarti orang itu dicintai Allah."

~ HR Ahmad ~

Jadi, jangan pernah mengukur kedekatan seseorang dengan Allah SWT, dari berapa banyak harta yang dimilikinya.
Dari seberapa kaya ia dalam hidupnya.
Atau sebaliknya,
Mengukur kedekatan dengan Allah lewat miskin atau melaratnya.

Jangan pernah menyimpulkan bahwa seseorang yang kaya itu, berarti ia dicintai Allah
Atau
Jangan pernah meyakini bahwa seseorang yang hidupnya melarat, berarti ia dibenci Allah

Tidak sama sekali.

Jangan pernah mengira bahwa seorang kiai yang hidupnya melarat, ia hanya separuh Kiai
Jangan pernah menyangka bahwa kiai yang kaya, itulah sebenar-benarnya kiai
Atau,
Jangan bilang nabi yang miskin, itu hanya sodok-sodok nabi
Sementara nabi yang kaya, itulah nabi sungguhan

"Nabi kok miskin?"
"Nabi kok sakit-sakitan?"
"Nabi kok melarat?"
Mana buktinya dia dicintai Allah?!!

Duh,
Naudzubillah...

Coba cek,
Siapa kelompok manusia yang paling mulia? Nabi.

Coba cek para Nabi Allah.
Ada nabi yang kaya raya, jadi raja pula. Istrinya seribu. Nabi Sulaiman
Ada nabi yang melarat. Rumah saja tak punya. Nabi Isa
Ada nabi yang tangannya kuat, ngalahaké mesin bego. Nabi Musa
Ada nabi yang hidupnya sakit-sakitan. Nabi Ayyub
Ada nabi yang lain-lain....

Semuanya tetap nabi.
Semuanya adalah kekasih Allah.
Semuanya dicintai dan dekat dengan Allah.

Sungguh,
Tanda bahwa kita dicintai Allah itu bukan soal kaya dan melaratnya diri dalam urusan dunia dan harta.

Wallahu a'lam

Babat, 7 Maret 2017
IG @mskholid 
Teacher
《Konveksi Kaos & Sablon》

Sunday, March 5, 2017

Pak Dzakir, Sahabat yang Bisa Diandalkan

Pak Mudzakir:
Sahabat yang Bisa Diandalkan

[Serial Guru Tabah]

Saat saya masih kelas MI di Kranji (lulus 1996), Pak Mudzakir belum aktif mengajar di kelas. Kesibukan beliau waktu itu sebagai Kepala TU. Dengan jabatan dan tugas itu, beliau mempunyai peranan vital dalam administrasi madrasah. Apalagi sebagai sosok muda pekerja keras, beliau bisa dibilang lebih banyak menghabiskan waktu di sekolahan (ngurusi sekolahan) daripada di rumah.

Ketika itu, yang menjabat sebagai kepala sekolah MI adalah Kiai Sjafi' Ali, sosok kepala sekolah yang (sepertinya) tak tergantikan. Nah, urusan dapur administrasi dan per-kertasan, semuanya dihandle oleh Pak Dzakir, panggilan akrabnya.

Ketika (almarhum) Bapak (Fadlol) menjabat sementara sebagai kepala sekolah MI, Pak Mudzakir ini adalah mitra utama dalam mengurusi tetek bengek sekolahan. Apalagi, beliau ini bisa dibilang mengerti semua jeroan madrasah ibtidaiyah Kranji. Ditambah bekal pengalaman dan ilmu yang ditularkan oleh Kiai Sjafi' dulu.

"Urusan sekolah, serahkan Pak Dzakir saja. Pasti beres!" Ucapan Bapak dulu.

Dan, memang kenyataannya seperti itu.
Semua beres di tangan Pak Dzakir.

Berbekal pengalaman bertahun-tahun mendampingi beberapa kepala sekolah, beliau kemudian ditunjuk sebagai pengganti kepala sekolah sebelumnya (Almarhum Pak Atmono). Pilihan itu jelas salah satu keputusan terbaik, menilik pengalaman beliau yang kenyang berkecimpung di MI Tabah.

Tak hanya soal urusan sekolah, Pak Dzakir bisa diandalkan.
Ketika saya dan Mbak saya Aizzah Farihah kuliah di Jakarta, Bapak sering kesulitan uang.
Nah, Pak Dzakir lah beberapa kali menjadi solusi yang bisa diandalkan.
Beliau hampir selalu ada dana, saat Bapak butuh pinjaman.

Bahkan, ketika Bapak meninggal, masih ada hutang pada Pak Dzakir.
Alhamdulillah, langsung bisa kami lunasi begitu bapak meninggal.
Begitulah, beliau adalah rekan dan sahabat yang bisa diandalkan; urusan sekolah dan urusan luar sekolah.

Selamat jalan, Pak Dzakir.
Selamat menjemput surga Allah di alam berikutnya.
Saya bersaksi engkau orang baik.
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun

Kranji, 05 Maret 2017
@MSKholid
Teacher
《Konveksi Kaos & Sablon》

Friday, March 3, 2017

Pelayan Kok Kaya Raya?

Khadim (Pelayan) Kok Kaya?

Beliau disebut Khadimul Haramain  (pelayan Dua Tanah Suci).
Ada yang bertanya; pelayan kok kaya raya. Bahkan sanggup nginep di hotel yang harganya puluhan juta semalam. Sanggup bawa rombongan seribu lebih untuk jalan-jalan.
Apa gak kebalik itu?

Ya begitulah...
Sebuah pepatah Arab menyatakan:
من خدم ، خدم
Sopo seng gelem melayani, maka akan dilayani

Maka, nasib pelayan akan berbanding lurus dengan siapa yang dilayani.
Seperti pepatah Arab di atas.
Jika yang dilayani orang mulia, si pelayan ikut jadi mulia
Jika jadi pelayan tukang begal, ikut hancur pula nasib pelayan
Pun, andai jadi pelayan koruptor. Nasibnya tak akan jauh dari tuannya.

Jika jadi pelayan Kiai sepuh, biasanya akan jadi Kiai kelak masa mendatang
Jika jadi pelayan Bupati, orang-orang akan banyak yang nitip surat lewat Anda
Andai jadi ajudan presiden, orang-orang banyak berbisik lewat Anda
Apalagi, jika anda jadi pelayan Tuhan. Pasti akan dilayani pula oleh Tuhan.

Wong Anda berbisnis dengan Tuhan saja, jaminannya selalu untung dan laba
Dijamin tak akan bangkrut.
Apalagi jadi pelayan-Nya.

Nah, yang dilayani oleh King Salman itu adalah Haramain
Dua tanah suci yang sudah dijanjikan Allah kemakmurannya
Dua tanah suci umat Islam sedunia
Sehingga, manfaat kebaikan pun akan kembali pada Si pelayan

Di pondok pun, selalu ada santri (kang-kang) yang menyatakan dirinya sebagai khadim  (pelayan. Di pondok, sering diistilahkan dengan khadam). Mereka kesehariannya adalah membantu keluarga ndalem dalam urusan keseharian. Termasuk menyapu dan membersihkan ndalem dan pondok.

Kang-kang khadam ini, biasanya lebih sering menghabiskan waktu untuk menjadi pelayan ndalem daripada ikut ngaji atau maknani kitab kuning.
Namun, anehnya, ketika lulus pondok dan balik ke daerah masing-masing, bisa jadi kiai atau tokoh agama yang didengar masyarakat.

Yang gak jadi kiai, biasanya hidupnya makmur
Kaya dengan rejeki dunia
Saya mengenal beberapa orang santri yang dulu jadi khadam kiai, sekarang makmur.
Kaya, punya rumah, mobil, dan sudah berhaji.
Hal-hal yang terbayangkan saja tidak mungkin; andai mengingat masa lalunya di pondok yang serba kekurangan. Pun saat kita menilik latar belakang keluarganya di desa, sepertinya untuk kuliah saja, dia gak mungkin.

Anas bin Malik ra, pembantu Rasulullah saw.
Juga dari keluarga tak punya.
Sejak kecil sudah mengabdikan diri untuk Baginda Nabi saw.
Saat Nabi hajat buang air, sahabat Anas inilah yang menyiapkan airnya

Rasulullah saw mendoakan sahabat Anas jadi orang kaya
Pasca wafatnya Baginda Nabi, doa beliau terkabul
Anas kaya anak
Juga kaya harta

Begitulah,
Kalau mau jadi orang kaya, berkhidmahlah
Jadilah khadim
Bila perlu, jadilah khadim Raja Salman
Siapa tau kelak diambil jadi menantu oleh sang Raja (~ngayal).

Babat, 2 Maret 2017
IG @mskholid
《 Konveksi Kaos dan Sablon 》


Thursday, March 2, 2017

Obral Pahala saat Ada Orang Mati

Kesempatan besar yang sering diabaikan oleh masyarakat itu adalah saat ada orang mati. Ini peluang dimana Allah mengobral pahala besar-besaran.

Apa itu?
Ya, ikut menshalati dan mengantarkan jenazah hingga kuburnya.

Gak main-main,
Ganjaran yang disediakan Allah amat besar.
Dua qirath, begitu kata Nabi saw.

Berapakah 2 qirath itu?
Satu qirath itu setara dua gunung Uhud yang berupa emas.
Bisa dibayangkan, berapa ton kira-kira beratnya 1 gunung Uhud.
Lha, ini kita dapat dua gunung emas kali 2. Ya, dapat 4 gunung Uhud berbentuk emas.

Padahal,
Bisa dibilang, emas termasuk barang hiasan yang amat mahal.
Saat ini saja, 1 gram emas murni yang berbentuk kotak buatan PT Antam, itu harganya sekitar 500.000,-

Kalau emas 1 ton = 1.000 kg = 1.000.000 gram
Itu berarti 1.000.000 x 500.000 = 500 miliar
Baru 1 ton lho ya???
Padahal, yang kita dapat itu sebanyak 4 gunung Uhud.
Beratnya berapa ribu ton itu?

Terus,
Berapa triliun yang kita peroleh?
Silakan Sampeyan hitung sendiri.
Saya gak sanggup hitungnya.

Nah, amat eman sekali andai kita lewatkan begitu saja peluang mendapat kebaikan yang amat buanyak itu.
Obral pahala besar-besaran.

Wallahu a'lam...

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)