• Canggih dengan Prodistik •
Awalnya, saya diminta bantu membina tim redaksi Majalah An-Nashihah
Ini majalah terbitan OSIS MA TABAH
Ketika itu, file mentah materi majalah sudah setengah jadi
Siap masuk proses tata letak (layout)
Anak-anak redaksi sudah siap menyerahkan pekerjaan layout ke pihak luar
Alasannya, mereka tidak sanggup garap layout
Saya memahami alasan itu, karena untuk melayout majalah dibutuhkan keahlian khusus dan softwere khusus
Tidak cukup pakai Corel dan Photoshop
Namun, pimpinan madrasah meminta agar semua proses penerbitan (selain percetakan) harus digarap sendiri.
Alasannya, supaya ada rasanya pengalaman nggarap majalah sendiri
Supaya, ada transfer ilmu me-layout dari saya ke redaksi
Secara pribadi, saya tidak sanggup
Pertama, saya bukan ahli layout (hanya mengerti ilmu layout dan dasar-dasar penggunaan softwere Adobe InDesign sebagai tukang layoutnya)
Kedua, waktu. Dengan domisili di Babat, tidak mungkin saya tiap hari mendampingi tim redaksi bekerja.
Ketiga, Kemampuan redaksi di bidang layout. Bisa dibilang pengetahuan mereka tentang softwere Adobe InDesign adalah NOL.
Tiga alasan ini menjadikan saya tidak berani mengiyakan permintaan pimpinan madrasah
Namun, anak-anak redaksi justru mengiyakan
Mereka sanggup bekerja untuk menyelesaikan tata letak dan reportase bakal calon majalah sebelum deadline tiba.
Saya pun "terpaksa" mengiyakan
Pengetahuan saya tentang layout dan program InDesign langsung saya bagi di awal pertemuan. Hanya dasar-dasarnya saja.
Pada pertemuan berikutnya saya minta desainer menyerahkan hasil layout yang sudah digarap.
Ternyata, layoutan mereka pakai softwere Adobe Illustrator
Ini jelas menyimpang dari aturan, teriak saya.
Mulai sekarang kudu langsung praktik layout via InDesign langsung, pesan saya.
Pada pertemuan berikutnya, tim desainer melaporkan
Mereka tunjukkan hasil "ngelembur" di rumahnya
Di luar dugaan, hasilnya bagus dan layak
Saya hanya perlu memperbaiki sedikit saja
Rupanya,
Ini adalah hasil pembelajaran yang mereka serap lewat Program Prodistik di MA TABAH
Ya, rata-rata tim redaksi adalah mahasiswa di program kerjasama dengan ITS Surabaya
Jadilah, Kemampuan mereka memahami softwere baru pun amat cepat karena sebelumnya sudah menguasai program-program lainnya
Betapa tidak, sekelas anak tingkat aliyah ini, sudah menguasai Corel Draw dan Adobe Photoshop. Bahkan menguasai Adobe Premier dan After Effect.
Tentu saja ini sudah jauh melampaui kemampuan standard saat saya lulus kuliah 😀
Maka, ketika mempelajari InDesign (belum diajarkan di Prodistik) pun tidak kesulitan.
Saya jadi berpikir; An-Nashihah harus punya proyek baru di luar majalah.
Alhamdulillah...
Akhirnya majalah ini pun kelar lewat usaha dan kerja keras mereka sendiri.
Semoga proses percetakannya bisa selesai sebelum Muwadda'ah YPP Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran, minggu depan.
----
Selamat dan sukses
Wisuda Prodistik kerjasama
Ma Tarbiyatut Tholabah dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)
Semoga ilmunya bermanfaat dan terus berkembang
Awalnya, saya diminta bantu membina tim redaksi Majalah An-Nashihah
Ini majalah terbitan OSIS MA TABAH
Ketika itu, file mentah materi majalah sudah setengah jadi
Siap masuk proses tata letak (layout)
Anak-anak redaksi sudah siap menyerahkan pekerjaan layout ke pihak luar
Alasannya, mereka tidak sanggup garap layout
Saya memahami alasan itu, karena untuk melayout majalah dibutuhkan keahlian khusus dan softwere khusus
Tidak cukup pakai Corel dan Photoshop
Namun, pimpinan madrasah meminta agar semua proses penerbitan (selain percetakan) harus digarap sendiri.
Alasannya, supaya ada rasanya pengalaman nggarap majalah sendiri
Supaya, ada transfer ilmu me-layout dari saya ke redaksi
Secara pribadi, saya tidak sanggup
Pertama, saya bukan ahli layout (hanya mengerti ilmu layout dan dasar-dasar penggunaan softwere Adobe InDesign sebagai tukang layoutnya)
Kedua, waktu. Dengan domisili di Babat, tidak mungkin saya tiap hari mendampingi tim redaksi bekerja.
Ketiga, Kemampuan redaksi di bidang layout. Bisa dibilang pengetahuan mereka tentang softwere Adobe InDesign adalah NOL.
Tiga alasan ini menjadikan saya tidak berani mengiyakan permintaan pimpinan madrasah
Namun, anak-anak redaksi justru mengiyakan
Mereka sanggup bekerja untuk menyelesaikan tata letak dan reportase bakal calon majalah sebelum deadline tiba.
Saya pun "terpaksa" mengiyakan
Pengetahuan saya tentang layout dan program InDesign langsung saya bagi di awal pertemuan. Hanya dasar-dasarnya saja.
Pada pertemuan berikutnya saya minta desainer menyerahkan hasil layout yang sudah digarap.
Ternyata, layoutan mereka pakai softwere Adobe Illustrator
Ini jelas menyimpang dari aturan, teriak saya.
Mulai sekarang kudu langsung praktik layout via InDesign langsung, pesan saya.
Pada pertemuan berikutnya, tim desainer melaporkan
Mereka tunjukkan hasil "ngelembur" di rumahnya
Di luar dugaan, hasilnya bagus dan layak
Saya hanya perlu memperbaiki sedikit saja
Rupanya,
Ini adalah hasil pembelajaran yang mereka serap lewat Program Prodistik di MA TABAH
Ya, rata-rata tim redaksi adalah mahasiswa di program kerjasama dengan ITS Surabaya
Jadilah, Kemampuan mereka memahami softwere baru pun amat cepat karena sebelumnya sudah menguasai program-program lainnya
Betapa tidak, sekelas anak tingkat aliyah ini, sudah menguasai Corel Draw dan Adobe Photoshop. Bahkan menguasai Adobe Premier dan After Effect.
Tentu saja ini sudah jauh melampaui kemampuan standard saat saya lulus kuliah 😀
Maka, ketika mempelajari InDesign (belum diajarkan di Prodistik) pun tidak kesulitan.
Saya jadi berpikir; An-Nashihah harus punya proyek baru di luar majalah.
Alhamdulillah...
Akhirnya majalah ini pun kelar lewat usaha dan kerja keras mereka sendiri.
Semoga proses percetakannya bisa selesai sebelum Muwadda'ah YPP Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran, minggu depan.
----
Selamat dan sukses
Wisuda Prodistik kerjasama
Ma Tarbiyatut Tholabah dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)
Semoga ilmunya bermanfaat dan terus berkembang
No comments:
Write komentar