• Sanad Harus Dirawat, Jangan Sampai Rusak •
ما كان إبراهيم يهوديا ولا نصرانيا
Secara lahir, ayat ini berisi bantahan terhadap klaim orang Yahudi dan Nasrani atas status Ibrahim.
Secara lahir, ayat ini berisi bantahan terhadap klaim orang Yahudi dan Nasrani atas status Ibrahim.
Yahudi, sebagai ras yang darinya paling banyak diutus seorang nabi, menjadikan identitas Yahudi sebuah kebanggaan. Saking bangganya, kebablasan mengklaim Nabi Ibrahim juga bermarga (rasnya) Yahudi. Padahal, Yahudi adalah keturunan Yahudza. Anak dari Nabi Ya'qub as. Nabi Nabi Ya'qub merupakan anak Nabi Ishaq bin Ibrahim as.
Nasrani, yang agamanya lahir dan berkembang dari wilayah Hebron - Tepi Barat, ikut mengklaim sebagai kelompok yang paling unggul. Dengan cara mencatut nama Nabi Ibrahim as--sebagai seorang Nasrani. Sebab, Nabi Ibrahim sendiri diyakini wafat di wilayah Hebron itu (2329 Sebelum Hijriyah - Wikipedia). Yahudi dan Nasrani terus berperang klaim atas nama mulia ini.
Nah, di sinilah pentingnya sanad. Baik sanad keturunan, maupun sanad keilmuan--lewat hadirnya Nabi akhir zaman. Sayyidina Muhammad saw. Kanjeng Nabi meruntuhkan klaim mereka, bahkan menunjukkan garis beliau dengan Khalilullah dengan adanya Maqom Ibrahim di pinggir Ka'bah.
Begitu pun dengan kedudukan para pendahulu kita. Banyak tergantung pada nasab keilmuan dan anak turunnya. Andaikan ada orang alim, ulama, mulia, namun jasanya tidak dianggap oleh anak keturunan dan murid-muridnya, maka kedudukannya di masyarakat jadi biasa-biasa saja.
Andaikan tidak ada Nabi Muhammad saw, bisa jadi Mbah Qusyay, Kilab, hingga Mbah Adnan tidak banyak disebut-sebut orang seluruh dunia.
Status para wali songo itu menjadi bener-bener wali, karena punya nasab keturunan atau nasab ilmu yang sejalan-sepaham dengan para wali. Andaikan para keturunan dan muridnya wali itu berubah pemahaman, maka hukum ziarah kuburan para ulama bisa berbalik 180 derajat.
Kuburan yang diyakini sebagai sumber barokah, tempat orang mengingat kematian. Bisa berubah (dianggap) jadi sarang bid'ah, khurafat, dan kesyirikan.
Termasuk perubahan sudut pandang. Jika seorang kiai berubah kebanggaannya. Kalau dulu, bangga jika punya santri hafal Alfiyah, menguasai Fathul Muin, Tafsir Jalalain, atau Fathul Wahhab. Sekarang kebanggaannya berubah; saat santrinya punya Pajero. Saat punya santri bisa jadi pejabat, kaya raya, dan seterusnya.
Ini namanya kecelakaan sanad.
Di antara sebab terjadinya kecelakaan sanad ialah berubahnya metode pengajaran di pesantren. Dulu, cara khas ngaji santri adalah dengan sorogan. Santri membaca kitab di depan kiainya. Sang kiai menyimak dan membetulkan santrinya. Begitu seterusnya. Sehingga, begitu ada bacaan atau pemahaman yang salah, langsung bisa dibetulkan oleh sang kiai.
Lha, zaman sekarang, kiainya baca sendiri. Santrinya duduk maknani. Kadang sambil ngantuk-ngantuk. Bahkan tertidur. Diujung pengajian, langsung bangkit dari duduk saat dibacakan sholawat. اللهم صل على سيدنا محمد
Ketika kitabnya khatam, santri ya cuma tinggal amin-amin. Mengaminkan doa kiainya. Lantas, di halaman terakhir dia tulis pernyataan:
قد تم هذا الكتاب في تاريخ ...
Kitab ini sudah saya khatamkan bersama Almukarrom KH ...
Padahal, ya gak tau. Dia khatam beneran apa guyonan.
Wong isi kitabnya juga banyak yang bolong-bolong maknani.
Belum lagi soal paham atau tidak isi kitab.
قد تم هذا الكتاب في تاريخ ...
Kitab ini sudah saya khatamkan bersama Almukarrom KH ...
Padahal, ya gak tau. Dia khatam beneran apa guyonan.
Wong isi kitabnya juga banyak yang bolong-bolong maknani.
Belum lagi soal paham atau tidak isi kitab.
Imam Syafii ra. ketika belajar pada Imam Malik, beliau telah hafal Kitab Muwattha' karya Imam Malik lebih dulu. Isinya ada 1720 hadits. Imam Syafi'i membacakan sendiri hadits-hadits tersebut di hadapan gurunya.
Bahkan, Imam Malik pun kadang perlu menguji muridnya itu.
Seperti saat disuruh menjelaskan sebuah hadits:
"Jangan gau gerak-gerakkan burung, sebelum engkau bepergian."
Seperti saat disuruh menjelaskan sebuah hadits:
"Jangan gau gerak-gerakkan burung, sebelum engkau bepergian."
Ketika mendengar jawaban Syafii, menjadi jelaslah bagi Imam Malik ra bahwa Imam Syafii adalah calon mufti terbaik.
PP Ihyaul Ulum Dukun Gresik, 20 Nopember 2019
@mskholid
@mskholid
~ disarikan lewat menyimak ngaji kepada Gus Baha'. Dengan beberapa tambahan dan penyesuaian kalimat.
~ ini ngaji saya kepada Gus Baha' secara langsung untuk pertama kalinya. Sebelumnya hanya menyimak via youtube atau rekaman audio.
~ ini ngaji saya kepada Gus Baha' secara langsung untuk pertama kalinya. Sebelumnya hanya menyimak via youtube atau rekaman audio.
No comments:
Write komentar