• Adil Sejak dalam Pikiran--bahkan Doa •
Dalam sebuah perjalanan di bus kota (Kopaja, Metromini, atau selainnya) kaki Anda terinjak penumpang lain. Seorang perempuan. Anda langsung hendak bereaksi keras, karena kaki yang sakit.
Namun, saat hendak marah-marah, Anda melihat perempuan penginjak itu amat cantik. Wajah putih bersih, memesona.
Dia tersenyum kecil sambil sedikit menundukkan kepala.
Mengisyaratkan permohonanan maaf.
Apa reaksi Anda berikutnya?
Tetap marah-marah, sambil teriak, "Taruh dimana mata, lo? Mata picek tho?"
Atau mendadak hilang amarah?
Lalu membalas senyumnya dengan senyum tak kalah manis.
Dalam peristiwa terinjak lainnya, Anda mau marah-marah
Lalu melihat si perempuan penginjak berwajah jelek, tak terawat
Baju kumal, dari tubuhnya tercium aroma kecut pula
Apa reaksi Anda? Tetap marah-marah
Atau malah pasang wajah manis, mengumbar senyum padanya.
Memaafkan...
Nah,
Sakjane, dalam kedua kasus yang sama (tidak mengenakkannya) anda marah ke perempuan kedua, karena kaki diinjak atau karena dia "jelek"?
Dalam kasus yang hampir sama
Anda naik kereta api (KRL), pagi-pagi dari Depok ke Jakarta
Kereta ramai, penuh sesak dengan penumpang
Awalnya, Anda dapat posisi lumayan longgar, tp didesak oleh seorang perempuan di samping Anda.
Kira-kira Anda marah, mendengus, atau justru tersenyum?
Mungkin jawabannya tergantung kondisi
Kalau yang mendesak itu Ibu-ibu muda kantoran dengan rok pendek, bisa ....
Tapi kalau yang mendesak itu Ibu-ibu kumal dengan aroma kecut, ya bisa ...
Itulah...
Mestinya kita bisa berbuat adil dalam kondisi apapun.
Baik yang "dilawan" itu menguntungkan kita (seperti didesak perempuan cantik) atau merugikan kita (seperti didesak perempuan 'jelek').
Kalau kita bisa tersenyum manis pada si perempuan cantik, kenapa tidak bisa berlaku yang sama pada si perempuan 'minimalis'?.
Itulah adil.
Menyenangkan atau tidak, tetap berlaku proporsional
Kalau dasar kita memang orang adil karena perintah Allah, pasti bisa bersikap yang sama manisnya kepada siapapun.
Begitu pula dalam hal share, like, komentar di facebook (medsos)
Kalau yang melakukan kesalahan, korupsi, atau perbuatan buruk itu lain organisasi-partai,
Umumnya, langsung semangat like, share, bahkan dibagikan ke semua grup WA
Bahkan dibumbui dengan narasi-narasi yang mantabbb
Sebaliknya, kalau yang melakukan kesalahan, dosa, korupsi, langsung diam
Tak ada like, share, apalagi tambahan narasi yang menyudutkan
Bahkan terkadang melakukan pembelaan-pembelaan
Kalau memang dasarnya adil, kita akan melakukan sikap yang sama sesuai standard ajaran syariat.
Babat, 1 Juli 2018
@mskholid
- inspirasi dari Gus Baha'
Dalam sebuah perjalanan di bus kota (Kopaja, Metromini, atau selainnya) kaki Anda terinjak penumpang lain. Seorang perempuan. Anda langsung hendak bereaksi keras, karena kaki yang sakit.
Namun, saat hendak marah-marah, Anda melihat perempuan penginjak itu amat cantik. Wajah putih bersih, memesona.
Dia tersenyum kecil sambil sedikit menundukkan kepala.
Mengisyaratkan permohonanan maaf.
Apa reaksi Anda berikutnya?
Tetap marah-marah, sambil teriak, "Taruh dimana mata, lo? Mata picek tho?"
Atau mendadak hilang amarah?
Lalu membalas senyumnya dengan senyum tak kalah manis.
Dalam peristiwa terinjak lainnya, Anda mau marah-marah
Lalu melihat si perempuan penginjak berwajah jelek, tak terawat
Baju kumal, dari tubuhnya tercium aroma kecut pula
Apa reaksi Anda? Tetap marah-marah
Atau malah pasang wajah manis, mengumbar senyum padanya.
Memaafkan...
Nah,
Sakjane, dalam kedua kasus yang sama (tidak mengenakkannya) anda marah ke perempuan kedua, karena kaki diinjak atau karena dia "jelek"?
Dalam kasus yang hampir sama
Anda naik kereta api (KRL), pagi-pagi dari Depok ke Jakarta
Kereta ramai, penuh sesak dengan penumpang
Awalnya, Anda dapat posisi lumayan longgar, tp didesak oleh seorang perempuan di samping Anda.
Kira-kira Anda marah, mendengus, atau justru tersenyum?
Mungkin jawabannya tergantung kondisi
Kalau yang mendesak itu Ibu-ibu muda kantoran dengan rok pendek, bisa ....
Tapi kalau yang mendesak itu Ibu-ibu kumal dengan aroma kecut, ya bisa ...
Itulah...
Mestinya kita bisa berbuat adil dalam kondisi apapun.
Baik yang "dilawan" itu menguntungkan kita (seperti didesak perempuan cantik) atau merugikan kita (seperti didesak perempuan 'jelek').
Kalau kita bisa tersenyum manis pada si perempuan cantik, kenapa tidak bisa berlaku yang sama pada si perempuan 'minimalis'?.
Itulah adil.
Menyenangkan atau tidak, tetap berlaku proporsional
Kalau dasar kita memang orang adil karena perintah Allah, pasti bisa bersikap yang sama manisnya kepada siapapun.
Begitu pula dalam hal share, like, komentar di facebook (medsos)
Kalau yang melakukan kesalahan, korupsi, atau perbuatan buruk itu lain organisasi-partai,
Umumnya, langsung semangat like, share, bahkan dibagikan ke semua grup WA
Bahkan dibumbui dengan narasi-narasi yang mantabbb
Sebaliknya, kalau yang melakukan kesalahan, dosa, korupsi, langsung diam
Tak ada like, share, apalagi tambahan narasi yang menyudutkan
Bahkan terkadang melakukan pembelaan-pembelaan
Kalau memang dasarnya adil, kita akan melakukan sikap yang sama sesuai standard ajaran syariat.
Babat, 1 Juli 2018
@mskholid
- inspirasi dari Gus Baha'
No comments:
Write komentar