• Bangkit dari Kubur •
Itulah pertanyaan yang dulu sudah pernah diajukan oleh orang-orang kafir. Mereka ragu soal informasi yang diberikan Nabi Muhammad saw terkait siklus kehidupan manusia pasca kematian.
Yakni dibangkitkan dari kubur setelah ratusan bahkan ribuan tahun tertanam di bawah tanah.
قال من يحيي العظام وهي رميم؟
(يس : 78)
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur?
Maka, Allah memberikan jawaban:
قل يحييها الذي أنشأها أول مرة
Jawablah, "Yang menghidupkan adalah Tuhan yang menciptakannya kali pertama."
Lewat ayat ini, manusia seakan diingatkan kembali bahwa manusia ada dan hidup hari ini, padahal sebelumnya tidak ada bentuk apapun.
Maka, akan jauh lebih mudah bagi Allah menghidupkan makhluk (manusia) yang sudah pernah ada--walaupun tersisa sel-selnya atau DNA saja.
Lewat ayat berikutnya, Allah mengingatkan; apa manusia itu lupa bagaimana pertama kali dia diciptakan.
Ya, dia diciptakan lewat nuthfah (air mani).
Wong dari air mani yang setetes saja, Allah mampu menghidupkan seorang manusia hingga jadi seberat puluhan hingga ratusan kilogram.
Apalagi dari sisa-sisa tulang belulang.
Dalam pelajaran Ilmu Kalam di kelas, saat materi bangkit dari kubur, saya sering memberikan ilustrasi soal teknologi kultur jaringan yang berkembang di zaman modern.
Lewat teknologi kultur jaringan,
Cukup dengan bagian kecil pohon (daun, misalnya) kita sudah bisa mengembangbiakkan sebuah tumbuhan. Ia akan hidup dan meninggi menjadi sebuah pohon. Identik dengan tumbuhan induknya.
Secara sekilas,
Fakta teknologi semacam ini; seakan mengingatkan kembali pada manusia bahwa betapa mudahnya Allah SWT membangkitkan manusia--walaupun sudah hancur lebur tulangnya.
Begitulah,
Satu persatu Allah akan mengungkapkan semua tanda-tanda kekuasaan-Nya lewat fakta-fakta teknologi abad modern hingga tiba saatnya kiamat.
Drajat, 23 Oktober 2018
@mskholid
*diinspirasi dari ngaji bareng Gus Baha'
Itulah pertanyaan yang dulu sudah pernah diajukan oleh orang-orang kafir. Mereka ragu soal informasi yang diberikan Nabi Muhammad saw terkait siklus kehidupan manusia pasca kematian.
Yakni dibangkitkan dari kubur setelah ratusan bahkan ribuan tahun tertanam di bawah tanah.
قال من يحيي العظام وهي رميم؟
(يس : 78)
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur?
Maka, Allah memberikan jawaban:
قل يحييها الذي أنشأها أول مرة
Jawablah, "Yang menghidupkan adalah Tuhan yang menciptakannya kali pertama."
Lewat ayat ini, manusia seakan diingatkan kembali bahwa manusia ada dan hidup hari ini, padahal sebelumnya tidak ada bentuk apapun.
Maka, akan jauh lebih mudah bagi Allah menghidupkan makhluk (manusia) yang sudah pernah ada--walaupun tersisa sel-selnya atau DNA saja.
Lewat ayat berikutnya, Allah mengingatkan; apa manusia itu lupa bagaimana pertama kali dia diciptakan.
Ya, dia diciptakan lewat nuthfah (air mani).
Wong dari air mani yang setetes saja, Allah mampu menghidupkan seorang manusia hingga jadi seberat puluhan hingga ratusan kilogram.
Apalagi dari sisa-sisa tulang belulang.
Dalam pelajaran Ilmu Kalam di kelas, saat materi bangkit dari kubur, saya sering memberikan ilustrasi soal teknologi kultur jaringan yang berkembang di zaman modern.
Lewat teknologi kultur jaringan,
Cukup dengan bagian kecil pohon (daun, misalnya) kita sudah bisa mengembangbiakkan sebuah tumbuhan. Ia akan hidup dan meninggi menjadi sebuah pohon. Identik dengan tumbuhan induknya.
Secara sekilas,
Fakta teknologi semacam ini; seakan mengingatkan kembali pada manusia bahwa betapa mudahnya Allah SWT membangkitkan manusia--walaupun sudah hancur lebur tulangnya.
Begitulah,
Satu persatu Allah akan mengungkapkan semua tanda-tanda kekuasaan-Nya lewat fakta-fakta teknologi abad modern hingga tiba saatnya kiamat.
Drajat, 23 Oktober 2018
@mskholid
*diinspirasi dari ngaji bareng Gus Baha'
1 comment:
Write komentar