Suatu ketika Nabi Musa as sakit gigi. Tidak ke tabib atau dokter. Tapi, sebagai Kalimullah--beliau langsung periksanya ke Allah. Minta petunjuk obat atas sakit yang dideritanya.
Allah SWT memberikan petunjuk obatnya. Yaitu selembar daun yang terletak di sebuah tempat.
Nabi Musa mengambil daun tersebut dan mengunyahnya. Sakit yang disebut lebih menyakitkan dibanding sakit hati ini seketika sirna.
Nabi Musa bersyukur.
Lain waktu, gigi Nabi Musa as kembali sakit. Dengan amat percaya diri, Nabi Musa inisiatif mengunyah daun yang sama--seperti yang diberitahukan Allah beberapa waktu sebelumnya.
Naif.
Bukannya malah sembuh.
Kali ini sakit giginya tambah parah.
Padahal daun yang dijadikan obat sama persis.
Bukannya malah sembuh.
Kali ini sakit giginya tambah parah.
Padahal daun yang dijadikan obat sama persis.
Sebagai Kalimullah, Nabi Musa kemudian mempertanyakan (baca: protes) kenyataan tersebut.
Bertanya langsung kepada Allah.
"Kok bisa???"
"Kok bisa???"
Jawab Allah,
"Ini hanya pengingat bahwa yang menyembuhkan itu Aku. Bukan daun itu."
"Ini hanya pengingat bahwa yang menyembuhkan itu Aku. Bukan daun itu."
Seketika, Musa as tersadar.
Begitulah...
Banyaknya pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang telah kita serap dalam kehidupan, menjadikan kita lupa pada kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan.
Banyaknya pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang telah kita serap dalam kehidupan, menjadikan kita lupa pada kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan.
Lupa.
Dan cenderung beranggapan bahwa yang "berkuasa" adalah sesuai pengalaman, ilmu, dan pengetahuan. Bukan Allah.
Di sinilah, terkadang bakteri 'syirik' menyusup tanpa terasa.
Dan cenderung beranggapan bahwa yang "berkuasa" adalah sesuai pengalaman, ilmu, dan pengetahuan. Bukan Allah.
Di sinilah, terkadang bakteri 'syirik' menyusup tanpa terasa.
Menganggap obat yang menyembuhkan
Mengira ilmu yang membuat pintar
Menyangka makanan yang bikin kuat dan sehat.
Padahal, sejatinya semuanya atas kuasa Allah SWT.
Mengira ilmu yang membuat pintar
Menyangka makanan yang bikin kuat dan sehat.
Padahal, sejatinya semuanya atas kuasa Allah SWT.
Kalau obat yang bisa menyembuhkan, tak perlu ada banyak pabrik hanya untuk menciptakan pil sakit kepala.
Barangkali cukup #OskadonOye saja.
Gak perlu ada Panadol, Bodrex, Mixagrip atau lainnya.
Barangkali cukup #OskadonOye saja.
Gak perlu ada Panadol, Bodrex, Mixagrip atau lainnya.
Bisa jadi pula tak perlu ada RSM atau RSNU. Toh, sudah tertangani di RSUD.
Dan, begitulah kuasa Allah.
Seringkali, orang yang miskin harta, selesai penyakitnya hanya dengan berobat di Polindes--yang bayarnya cuma 5-10 ribu.
Sementara, orang berduit butuh ke dokter spesialis yang 50 ribu baru cukup untuk biaya administrasi saja.
Begitulah hidup...
Babat. Klinik Islam Gotong Royong
11 Desember 2018
@mskholid
11 Desember 2018
@mskholid
Antre di Pak Wul
No comments:
Write komentar