• Sang Fenomenal yang Baru Muncul Bannernya •
Saya sebut fenomenal, karena di usianya yang masih terbilang muda, karir politiknya melesat cepat.
Maju caleg di dapil 5 Lamongan (sekarang dapil 4), sebagai orang "baru". Artinya, bukan kelahiran wilayah sini, bukan aktivis organisasi daerah pantura sini, namun berhasil melenggang ke kursi legislatif Lamongan.
Suara yang diperolehnya juga terbanyak di antara calon legislatif lainnya di dapil 5--bahkan mungkin seluruh caleg se Kabupaten Lamongan. Suaranya mencapai 9.883. Ia menyumbang sekira 60% suara partainya, dari dapil 5 saat pemilu 2014.
Saya sebut fenomenal karena beberapa tahun kemudian, dia memenangkan pertarungan menjadi ketua umum partainya di Lamongan. Menggeser ketua umum sebelumnya, yang juga ketua DPRD Lamongan.
Tak cukup itu.
Karirnya makin menanjak saat mendapatkan rekomendasi DPP Pusat untuk menjadi Ketua DPRD Lamongan--menggeser ketua sebelumnya yang juga pernah digeser dari jabatan ketua umum partai.
(Sang mantan ketum dan mantan ketua DPRD, lantas undur diri saking partai. Pindah ke partai tetangga, dan langsung didaulat menjadi ketua umum pula).
Fenomenal.
Lalu,
Untuk pileg 2019 mendatang, dia naik kelas. Mencalonkan diri menjadi anggota DPR tingkat pusat. Lewat dapil Lamongan-Gresik.
Menarik ditungggu; apakah dia bisa lolos ke Senayan dengan peta persaingan yang lebih besar.
Yang jadi amatan saya hanyalah soal banner. Saat caleg-caleg DPR Pusat lain sudah giat memasang banner, sang fenomenal belum memajang fotonya.
Baru-baru ini saya melihat foto beliau mulai terpajang di banner-banner. Bersama Pak mantan presiden dan seorang caleg daerah.
Banner yang khas, lewat jargon tulisan:
"RAKYAT TIDAK BOLEH SUSAH".
Batin saya;
Lha wong DPR yang katanya sugih (sehingga jadi rebutan orang banyak) wae banyak yang hidupnya susah terus kok. Apalagi rakyat.
PP Tabah Kranji, 1 Januari 2019
@mskholid
@ruanginstalasi
Saya sebut fenomenal, karena di usianya yang masih terbilang muda, karir politiknya melesat cepat.
Maju caleg di dapil 5 Lamongan (sekarang dapil 4), sebagai orang "baru". Artinya, bukan kelahiran wilayah sini, bukan aktivis organisasi daerah pantura sini, namun berhasil melenggang ke kursi legislatif Lamongan.
Suara yang diperolehnya juga terbanyak di antara calon legislatif lainnya di dapil 5--bahkan mungkin seluruh caleg se Kabupaten Lamongan. Suaranya mencapai 9.883. Ia menyumbang sekira 60% suara partainya, dari dapil 5 saat pemilu 2014.
Saya sebut fenomenal karena beberapa tahun kemudian, dia memenangkan pertarungan menjadi ketua umum partainya di Lamongan. Menggeser ketua umum sebelumnya, yang juga ketua DPRD Lamongan.
Tak cukup itu.
Karirnya makin menanjak saat mendapatkan rekomendasi DPP Pusat untuk menjadi Ketua DPRD Lamongan--menggeser ketua sebelumnya yang juga pernah digeser dari jabatan ketua umum partai.
(Sang mantan ketum dan mantan ketua DPRD, lantas undur diri saking partai. Pindah ke partai tetangga, dan langsung didaulat menjadi ketua umum pula).
Fenomenal.
Lalu,
Untuk pileg 2019 mendatang, dia naik kelas. Mencalonkan diri menjadi anggota DPR tingkat pusat. Lewat dapil Lamongan-Gresik.
Menarik ditungggu; apakah dia bisa lolos ke Senayan dengan peta persaingan yang lebih besar.
Yang jadi amatan saya hanyalah soal banner. Saat caleg-caleg DPR Pusat lain sudah giat memasang banner, sang fenomenal belum memajang fotonya.
Baru-baru ini saya melihat foto beliau mulai terpajang di banner-banner. Bersama Pak mantan presiden dan seorang caleg daerah.
Banner yang khas, lewat jargon tulisan:
"RAKYAT TIDAK BOLEH SUSAH".
Batin saya;
Lha wong DPR yang katanya sugih (sehingga jadi rebutan orang banyak) wae banyak yang hidupnya susah terus kok. Apalagi rakyat.
PP Tabah Kranji, 1 Januari 2019
@mskholid
@ruanginstalasi
No comments:
Write komentar