الْحَمْدُ
للهِ شَرَّفَ الأَنَاَمَ بِصَاحِبِ الْمَقَامِ الأعْلَى. وَكَمَّلَ السُّعُوْدَ
بِأَكْرَمِ مَوْلُوْدٍ. أَشْهَدُ أنْ لاإلهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بِالْحُجَّةٍ
الَبَالِغَةِ وَحُسْنِ الْبَيَانِ. أللّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ
اللهِ أًوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Ma’asyiral
muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Wonten
ing kesempatan ingkang mulia meniko; monggo kita mengingat-ingat kembali sedoyo
ingkang sampun kita amalkan ngantos seusia meniko. Menawi wonten ingkang sae, monggo
sami-sami dipun syukuri, mugi2 saget istiqomah ngantos mati husnul khotimah.
Ingkang
dereng saget maksimal ibadah lan ketakwaanipun, sumonggo kita mulai bertekad
lan berusaha ningkataken keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dalam artian;
kitha supados selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah Allah lan nebihi
sedoyo larang-larangan-Nya.
Kitho
tinggalkan sejenak tugas-tugas duniawi, pekerjaan wonten ing pasar, bisnis lan
perdagangan, kangge masuk masjid ngelampahi kewajiban ibadah sholat Jumat. Mugi-mugi
kitho mboten termasuk golongan tiyang ingkang lalai dari mengingat kepada Allah
SWT.
Ma’asyiral
muslimin sidang Jum’at rahimakumullah...
Kanjeng
Rasulullah saw menyebutkan bahwa wonten 4 bulan ingkang mulia. Dikenal dengan
sebutan Asyhurul Haram; ingih meniko bulan Muharram, Rajab, Dzuqa’dah,
dan Dzulhijjah.
Selain
keempat bulan meniko, wonten bulan lain ingkang keceluk dados mulia. Kemuliaan
bulan meniko bukan karena memang asalnya mulia. Ananging karena pada bulan
meniko, dipun lahirkan makhluk terbaik, makhluk ingkang paling mulia. Manusia
ingkang jadi panutan golongan jin lan manusia.Beliaulah pemimpin kita; Sayyidina
Muhammad saw.
Keranten
meniko, bulan Rabi’ul Awwal dikenal pula dengan sebutan bulan maulid atau utawi
bulan mulud.
Tanggal
12 Rabi’ul Awwal, hari kelahiran Baginda Rasulullah saw diperingati dengan
berbagai macam acara dan kegiatan maulid Nabi saw. Baik oleh lembaga pendidikan,
masjid-masjid, organisasi, masyarakat kampung, bahkan istana kepresidenan.
Hadirin,
Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Beberapa
abad terakhir, ada sebagian kalangan umat Islam yang terus-menerus kampanye
menolak kegiatan mauldi Nabi meniko. Mulai dari tuduhan bidah, ghuluw, lan menyalahi
contoh yang diajarkan Baginda Rasulullah saw.
Kangge
menjawab pertanyaan sebagian umat Islam meniko; perlu kita telusuri. Pernahkah Baginda
Rasulullah saw merayakan peringatan kelahiran beliau? Mulai kapan peringatan maulid
meniko diadakan? Nopo alasannya? Lan, tentu saja bagaimana hukum mengadakan
peringatan maulid Nabi Muhammad SAW?
Menawi kita
tnelusuri sejarah, ternyata Nabi Muhammad SAW belum pernah merayakan hari kelahiran
beliau kaleyan upacara utawi acara. Rasulullah saw memperingati kelahiran
beliau dengan cara berpuasa.
Dalam
sebuah riwayat, disebutkan Baginda Nabi Muhammad saw ditanya: ”Ya Rasulallah, wonten
sebab nopo Panjenengan berpuasa di hari Senin?”
Beliau menjawab:
“Pada hari Senin itulah, aku dilahirkan.”
Dengan
demikian, dapat kita simpulkan beleh Kanjeng Nabi Muhammad saw merayakan
kelahirannya dengan cara berpuasa. Pada zaman sak meniko, di masyarakat dikenal
kaleyan sebutan poso weton (utawi puasa hari kelahiran).
Ananging,
sejarah memang mboten pernah mencatat bahwa Rasulullah saw merayakan maulid lewat
cara mengundang orang lain membaca shalawat, membaca barzanji, dibaan utawi pengajian
umum.
Ma’asyiral
muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Wonten
ing sebuah kitab ingkang ditulis Imam Jalaluddin as-Suyuthi, yang berjudul Husnul
Maqasid fil Amal al-Mawalid. Imam as-Suyuthi menjelaskan beleh wonteng
ing zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin memang belum pernah diadakan
peringatan kelahiran Nabi saw dalam bentuk upacara, shalawatan utawi pengajian
tentang maulid Nabi. Sehingga, wonten sebagian kaum muslimin ingkang menolak memperingati
kelahiran beliau dengan bentuk upacara seperti itu. Bahkan, menganggap amalan
meniko sebagai bidah yang menjadikan pelakunya masuk neraka.
Sejarah
mencatat; bahwa sejak Umat Islam berjaya dengan menaklukan Romawi, Persia
bahkan sebagian Eropa, banyak tiyang non muslim ingkang masuk Islam. Termasuk tentara
salib saking Eropa. Wonten ingkang masuk Islam secara sukarela, banyak pula
ingkang karena terpaksa. Hal meniko dadosaken dendam kesumat saking kaum
Nasrani. Sehingga, mereka membalas dendam dengan cara menjajah Timur Tengah.
Terjadilah
perang besar ingkang disebutperang salib. Kaum kafir membunuh orang-orang Islam,
merampas kekayaan, dijauhkan dari ajaran Islam, dijauhkan saking Nabi Muhammad
saw. Hal meniko ndadosaken menurunnya kualitas iman lan Islam generasi Islam. Geerasi
muda Islam tergerus moral lan akhlak ipun. Bahkan jauh saking nilai-nilai keteladanan
ingkang dicntohkan Baginda Nabi saw,
Melihat
kondisi umat ingkang terpuruk lan semakin menurun semangat perjuangan agamanya,
para ulama’ lan tokoh Islam berusaha mencari solusi. Bagaimana cara membangkitkan
ghirah keislaman kaum muslimin dan melepaskan diri saking cengkraman
tentara salib.
Di
antara tokoh pemimpin ingkang nggadahi semangat besar meniko ialah seorang raja
yang bernama; Al-Malik Mudhaffaruddin (Raja Himsiyyah). Beliau mengundang poro
ulama’ lan masayikh ke istana kangge bermusyawarah. Kangge mencari solusi bagaimana
caranya bangkitkan kembali semangat umat Islam untuk membebaskan diri saking penjajah
Eropa.
Saking musyawarah
ulama meniko, disepakati supados diadakan peringatan peristiwa bersejarah dalam
Islam. Salah satunya ialah lewat peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Peringatan
maulid meniko dikampanyekan secara besar-besaran. Raja Mudzaffar mengundang poro
penyair kangge menulis syair pujian kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Para
ulama lan mubaligh ugi mboten ketinggalan. Mereka berlomba menceritakan kisah-kisah
lan sejarah perjuangan Baginda Rasulullah saw.
Ma’asyiral
muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Peringatan
Maulid Nabi saw dalam bentuk kegiatan meniko, pada awalnya ada yang menolak.
Ananging, mayoritas ulama menyepakati beleh peringatan seperti itu termasuk bid’ah
hasanah. Bid’ah ingkang diperbolehkan, amergi masih ada dasar utawi
tuntunannya saking Rasulullah saw. Selain itu, peringatan maulid Nabi saw ugi
mboten termasuk ibadah mahdhah yang teknisnya sampun diatur langsung dari
beliau.
Contohnya
berdzikir, wonten perintah dalam Alquran, akan tetapi mboten disebutkan teknisnya:
Sebagaiman firman Allah: فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ
Ingkang
artsipun: ”Berdzikirlah kalian dalam keadaan berdiri, duduk, lan
berbaring." (QS an-Nisa)
Dzikir diperintahkan
Allah SWT. Ananging teknis utawi corone zikir, dipun kembalikan kepada kita
masing-masing. Bisa sambil duduk, berdiri, berbaring di rumah, di masjid
sendirian, bersama-sama, suara pelan ataupun dengan suara keras. Sedoyo meniko
mboten dipun batasi, dikembalikan pada situasi lan kondisi asalkan mboten melanggar
ketentuan syariat agami Islam.
Hadirin
jamaah rahimakumullah....
Membaca
shalawat ugi diperintahkan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيماً
Ingkang
artosipun: ”Sesungguhnya Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salan
penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab56).
Perintah
membaca shalawat meniko ada, dan sangat dianjurkan. Sedangkan cara lan teknisnya
dikembalikan pada kita masing-masing. Kitha saget maos sholawat ingkang panjang,
pendek, berbentuk banjari utawi ishari, bahkan shalawat ingkang berbentuk syair.
Yang paling penting inggih meniko; tetap bershalawat kepada Rasullullah saw.
Contoh
lain ialah berdakwah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ
رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
Ingkang
artosipun: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik.” (QS an-Nahl 125)
Ayat di
atas menunjukkan perintah berdakwah—ajak ajak ke jalan Allah SWT. Adapun teknis
lan caranipun dikembalikan sesuai situasi-kondisi lan kemampuan masing-masing.
Wonten ingkang berbentuk pengajian umum, pengajian rutin di masjid, pengajian
di TV, menulis di media sosial, koran, majalah dan lain sebagainya. Sedoyo coro
meniko diperbolehkan—meskipun mboten wonten contoh langsung saking Baginda
Rasulullah saw.
Ma’asyiral
muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Peringatan
Maulid Nabi ingkang diisi kaleyan pembacaan shalawat kepada Rasul, pengajian
umum, ceramah tentang kesadaran terhadap islam, membaca sejarah Nabi, amal
saleh, bakti sosial, khitanan massal dan lain-lain meniko merupakan ibadah
mutlaqah ghairu muqayadah. Utawi ibadah mutlaq ingkang mboten terikat tata
caranya lan teknis pelaksanaannya.
Keranten
meniko, saget dipun simpulkan bahwa mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad
saw ingkang diisi dengan pembacaan shlawat, pengajian umum lan kegiatan-kegiatan
ingkang sae, mboten termasuk bid’ah dlalalah. Justru saget dikategorikan
sebagai amrum muhtasan, inggih meniko: “sesuatu yang dianggap baik”. Peringatan
maulid Nabi, jika dilampahi kaleyan manah ingkang ikhlas karena Allah maka akan
mendapatka pahala dari Allah SWT.
Ma’asyiral
muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Peringatan
Maulid Nabi saw pertama kali digelar oleh Raja Al-Mudhafar. Beliau menyumbang
100 ekor unta dan sekian ton gandum kangge menjamu sedoyo jamaah wonten ing
peringatan tersebut.
Beliau
ugi mengundang setiap daerah supados mengutus para penyair kngge menulis syair
pujian lan shalawat kangge Baginda Nabi muhammad saw. Di antara kitab ingkang
ditulis zaman itu ialah: ingkang kitho kenal zaman sak meniko dengan nama kitab
Maulid al-Barzanji lan Kitab Maulid Ad-Diba’i.
Ternyata,
dengan digelarnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sangat efektif kangge
menyadarkan kaum Muslimin pada cintanya kepada Rasul saw. Seorang pemuda
bernama Shalahudin Al-Ayyubi menggalang anak-anak muda, melatih fisik mereka, menyadarkan
kecintaan pada Rasul lan agami Islam, lalu mengajak mereka membebaskan diri saking
penjajahan tentara salib. Akhirnya, pasukan Islam ingkang dipimpin Shalahudin
al-Ayyubi, saget memenangkan perang salib pada tahun 580 H.
Sejak
tahun menikolah, peringatan Maulid Nabi SAW diadakan oleh negara-negara muslim
lainnya.
Mudah-mudahan
dengan peringatan Maulid Nabi saw, hati kita semakin cinta kepada Rasulullah
SAW. Dengan cinta kepada Rasulullah kita akan melaksanakan perintahnya dan
menjauhi larangannya dan kita termasuk orang yang menghidupkan sunnah
Rasulullah SAW. Sebagaimana sabda beliau yang artinya: “Orang-orang yang telah
menghidupkan sunnahku maka dia berarti cinta kepadaku, dan orang-orang yang
cinta padaku nanti akan bersamaku disurga.”
Semoga kita dikumpulkan bersama
Rasulullah SAW kelak disurga nanti. Amiin, ya rabbal alamin.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَنِ الرَّجِيْمِ. لقد كان لكم في رسول الله
أسوة حسنة.
أقُوْلُ قَوْلِي
هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
No comments:
Write komentar