Syariatnya Tetap, Caranya yang Berbeda
Setiap laki-laki muslim, wajib bersunat
Zaman Nabi Ibrahim, sunatnya pakai kapak (atau sejenis pedang)
Begitu pun zaman Kanjeng Nabi dan sahabat
Abad milenium, umat Islam tetap bersunat
Tapi, tidak pakai kapak atau pedang
Tapi pakai pisau atau silet yang amat tajam
Dan diberi obat seperlunya
Zaman berganti,
Sudah banyak yang meninggalkan calak
Dan beralih pada dokter yang memotong pakai gunting
Pakai dijahit pula pinggirannya
Zaman sekarang,
Anak-anak pada takut dengan pisau dan gunting
Muncullah inovasi pakai laser
Cling...!!!
Putus, dan (katanya) tanpa keluar darah.
Pun sembuh seketika
Syariatnya tetap, caranya yang berbeda
Syariatnya belajar Al-Quran
Dulu, orang belajar Al-Quran tak ada yang bawa mushaf
Tinggal mendengarkan guru, lalu mengulang bacaan
Setelah sekian ratus tahun, belajar Al-Quran mesti bawa mushaf satu persatu
Bahkan ada pula yang tidak bawa Al-Quran. Tapi, bawa buku yang berisi "perotolan" isi Al-Quran. Ayat-ayat yang dipisah hurufnya
Bahkan, kini, belajar Al-Quran, hanya bawa bolpoin
Tinggal tunjuk halaman dan ayatnya, anda sudah bisa belajar
Besok tinggal murajaah dengan guru
Syariatnya tetap dilakukan
Caranya Berbeda
Dulu, cara membela Islam dengan perang, pedang-pedangan, tombak-tombakan, atau panah-panahan
Sekarang, aksi bela Islam bisa dengan cara mendirikan TPQ, Madrasah, ngajar, atau bahkan (bisa jadi dengan cara) shalat jumat bersama di lapangan besar dan subuh berjamaah.
Pun berdemo juga bisa jadi termasuk cara bela Islam
Lho, pak, apa gak menyalahi aturan Kanjeng Nabi?
Kan itu urusan ibadah...
Maka dari itu,
Ulama membuat klasifikasi ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah
Ada ibadah tertentu yang caranya harus sama persis contoh
Ada pula ibadah yang caranya tidak harus sama persis
Babat, 25 Januari 2017
@mskholid
• hujan rintik-rintik
@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha
No comments:
Write komentar