Beberapa waktu lalu, saya mengantar Adek ke toko pancing. Beli seperangkat alat pancing dan kailnya.
Harga sebuah kail pancing dari besi itu Rp.300 rupiah. Itu berarti, 1500 dapat 5 pcs kail. Saya timang-timang, beratnya paling sekitar 1 gram saja.
Saya jadi teringat dengan tetangga desa yang pengepul besi tua. Pernah saya tanyakan, harga jual besi tua per kg berkisar 3000 - 5000.
Kalau dihitung-hitung, 1 kg besi yang harganya 5.000 rupiah itu bisa dapat ratusan atau bahkan ribuan kail pancing.
Saya melirik arloji saya.
Lha, ini dalemannya juga dari besi nich, gumam saya.
Lha, ini dalemannya juga dari besi nich, gumam saya.
Andaikan arloji saya ini merk terkenal dari Swiss yg harganya puluhan juta, bisa jadi besi yang 1 gram di dalamnya bernilai jutaan pula.
Bahkan, andaikan besi itu diolah jadi barang yang sama bentuknya, harganya pun bisa berbeda.
Contohnya,
Besi yang dibuat jadi keris oleh Empu Gandring, andaikan zaman sekarang masih ada, pasti harganya tak terkira.
Besi yang dibuat jadi keris oleh Empu Gandring, andaikan zaman sekarang masih ada, pasti harganya tak terkira.
Besi yang dibuat jadi pedang, pun harganya bisa berbeda. Pedang samurai akan jauh lebih mahal dibanding pedang aksesoris.
Begitu pula dengan besi yang sama2 dibuat jadi sabit. Atau, sama2 celuritnya.
Podo celurit e. Tapi hargane iso bedho.
Podo celurit e. Tapi hargane iso bedho.
Saya lalu menengok pada diri sendiri.
Oh iya, kita bisa meningkatkan nilai jual diri dengan mengolah diri kita. Yakni dengan cara bagaimana meningkatkan nilai manfaat bagi orang sekitar.
RSML, 08 April 2016
No comments:
Write komentar