Pagi setengah siang, Kamis kemarin, saya berangkat ke Babat. Cuaca panas benar. Melintas di jalan raya barat Pasar Agrobis, saya sempat nengok ke selatan. Jalan arah gendong dan MAN Babat.
Ada apa ya, kok rame tenan di jalan rel itu?
Batin saya, sambil melanjutkan motor arah pasar Babat.
Tiba di Pasar, saya dapat info via grup WA. Baru terjadi kecelakaan Avanza dengan KA Argo jurusan Sby - Jkt.
5 orang penumpang meninggal seketika. Sementara satunya kritis berat.
Inna lillah...
Berarti yang saya lihat sekilas tadi ya.
Usai belanja, saya keluar pasar.
Cuaca di Babat mendadak berubah agak gelap. Mendung. Kontras sekali dengan saat saya masuk pasar. Sepertinya akan turun hujan nich, batin saya.
Pindah ke toko lain di luar pasar, tiba-tiba hujan turun amat lebatnya. Air laksana ditumpahkan ke bumi. Hujan berlangsung beberapa menit saja. Namun itu cukup menyiram tanah Babat dan sekitarnya. Di beberapa bagian, air malah berhasil menggenangi tanah.
Kenapa bisa tiba-tiba hujan begitu, ya?
Saya bertanya-tanya pada diri sendiri.
Apakah ada hubungannya dengan kejadian kecelakaan KA pagi tadi.
Bisa jadi, inilah cara Allah menghapus sisa-sisa kecelakaan yang menewaskan 5 penumpang tersebut.
Allah begitu baik, ya...
Saat seperti tak mungkin ada seseorang yang merelakan diri membersihkan sisa-sisa darah dan kecelakaan itu, Allah turunkan air langit. Tumpah dan mengguyur warna merah dan bau anyirnya.
Saya teringat beberapa tahun lalu, saat masih tinggal di Jakarta.
Saya akrab sekali dengan terminal Senen.
Maklum, akses dari Kereta api menuju asrama kampus mesti naik Kopaja yang naiknya dari terminal Senen ini.
Selain itu, kegemaran saya berburu buku murah, berjodoh dengan Kwitang. Yang lokasinya dekat terminal Senen. Dan, lagi-lagi akses ke Kwitang ini harus naik bis Kopaja depan kampus jurusan terminal Senen.
Terminal Senen ini terkenal pesingnya. Maklum, ini terminal bis paling sibuk untuk urusan dalam kota dan kota penyangga Jakarta. Hampir semua wilayah Jakarta dan kota besar sekitar Jakarta, dapat diakses dari terminal ini. Pasti ada bis atau angkot menuju semua wilayah.
Dan, yang bikin pesing itu, hampir rata2 sopir atau kondektur, memilih kencing di roda belakang mobilnya. Tidak di toilet yang tersedia di pinggir terminal.
Namun, lagi-lagi Allah punya cara merawat terminal tersebut. Saat tak ada petugas atau relawan yang bersedia menyiram bau pesing itu, Allah turunkan hujan deras. Mengguyur seluruh bagian aspal terminal dan menghapus bau pesing itu.
Dan, kerap kali hujan itu terjadi bukan di musim hujan.
Subhanallah
Wal Hamdulillah
Wa La ilaha illallah
Allahu Akbar
Babat, 30 September 2016
@mskholid
@ruanginstalasi
#JuraganKaosPartai
#ProduksiKaosPromosi
#KaosJalanSehat
No comments:
Write komentar