• Anta Duktur, Masak Bawakan Tas Saya? •
Dulu, saat kuliah di Mekah, saya mendapatkan guru-guru yang hebat. Sudah sepuh-sepuh pula. Saat mengajar, tidak pernah bawa buku. Namun, saat menjelaskan pelajaran di kelas, seakan semua buku sudah ada dalam otak mereka. Sudah hapal semua. Teks, halaman, dan posisi tulisannya. Hafal semua.
Saya heran.
Saya coba bertanya, "Bagaimana cara belajarnya. Kok bisa hafal seperti ini?"
Beliau hanya tertawa. Lalu menjawab, "Hadzihi Barokah. Ini berkah."
Hehehe...
Maka,
Dulu setiap menjelang Asar, saya minta izin pada istri saya.
"Izinkan saya untuk belajar ke guru saya."
"Silakan..." istri mengizinkan.
Setiap hari menjelang Asar, saya datang ke rumah guru saya.
Kadang beliau masih tertidur. Kadang sudah bangun.
Jika masih tidur, saya bangunkan. Lalu saya buatkan kopi.
Saya menawarkan diri untuk membuatkan apa hal lain yang beliau butuhkan. Jika sudah terpenuhi semua, barulah kami shalat berjamaah.
Usai shalat berjamaah, saya belajar dengan beliau.
Belajar ilmu apa saja. Bermacam-macam. Tanpa buka buku, beliau.
Sudah hafal semuanya. Begitulah hingga maghrib tiba.
Lalu kami shalat berjamaah.
Jika masih ada pelajaran yang perlu ditambah, kami melanjutkan usai shalat. Jika sudah cukup, saya pamit untuk pulang. Saya cucup tangan beliau.
Begitu setiap hari, saya lakukan di Mekah.
Besok pagi-pagi, jam 7.30 saya sudah siap di gerbang kampus.
Menunggu beliau, guru saya datang, yang biasanya tiba sebelum jam 08.00.
Begitu beliau tiba di gerbang, saya kecup tangannya.
Saya bawakan tas beliau.
Tapi apa kata beliau,
"Anta duktuuur... Masak bawakan tas saya?"
"Saya berharap mendapat barokah," ujar saya.
"Semoga engkau bisa punya ilmu seperti saya," doa sang guru pada saya.
Begitu saya lakukan setiap hari.
*Diceritakan oleh KH Said Aqil Husain al-Munawwar (dalam rekaman Youtube)
Babat, 1 Oktober 2019
@mskholid
- Saya merasa bersyukur pernah menjadi murid beliau. Dan begitulah, gaya mengajar beliau. Gak pernah bawa kitab. Semua ilmu laiknya sudah tercopy di otak beliau. Beliau hanya membawa 8-10 eksemplar buku. Untuk dicopy. 😂
Dulu, saat kuliah di Mekah, saya mendapatkan guru-guru yang hebat. Sudah sepuh-sepuh pula. Saat mengajar, tidak pernah bawa buku. Namun, saat menjelaskan pelajaran di kelas, seakan semua buku sudah ada dalam otak mereka. Sudah hapal semua. Teks, halaman, dan posisi tulisannya. Hafal semua.
Saya heran.
Saya coba bertanya, "Bagaimana cara belajarnya. Kok bisa hafal seperti ini?"
Beliau hanya tertawa. Lalu menjawab, "Hadzihi Barokah. Ini berkah."
Hehehe...
Maka,
Dulu setiap menjelang Asar, saya minta izin pada istri saya.
"Izinkan saya untuk belajar ke guru saya."
"Silakan..." istri mengizinkan.
Setiap hari menjelang Asar, saya datang ke rumah guru saya.
Kadang beliau masih tertidur. Kadang sudah bangun.
Jika masih tidur, saya bangunkan. Lalu saya buatkan kopi.
Saya menawarkan diri untuk membuatkan apa hal lain yang beliau butuhkan. Jika sudah terpenuhi semua, barulah kami shalat berjamaah.
Usai shalat berjamaah, saya belajar dengan beliau.
Belajar ilmu apa saja. Bermacam-macam. Tanpa buka buku, beliau.
Sudah hafal semuanya. Begitulah hingga maghrib tiba.
Lalu kami shalat berjamaah.
Jika masih ada pelajaran yang perlu ditambah, kami melanjutkan usai shalat. Jika sudah cukup, saya pamit untuk pulang. Saya cucup tangan beliau.
Begitu setiap hari, saya lakukan di Mekah.
Besok pagi-pagi, jam 7.30 saya sudah siap di gerbang kampus.
Menunggu beliau, guru saya datang, yang biasanya tiba sebelum jam 08.00.
Begitu beliau tiba di gerbang, saya kecup tangannya.
Saya bawakan tas beliau.
Tapi apa kata beliau,
"Anta duktuuur... Masak bawakan tas saya?"
"Saya berharap mendapat barokah," ujar saya.
"Semoga engkau bisa punya ilmu seperti saya," doa sang guru pada saya.
Begitu saya lakukan setiap hari.
*Diceritakan oleh KH Said Aqil Husain al-Munawwar (dalam rekaman Youtube)
Babat, 1 Oktober 2019
@mskholid
- Saya merasa bersyukur pernah menjadi murid beliau. Dan begitulah, gaya mengajar beliau. Gak pernah bawa kitab. Semua ilmu laiknya sudah tercopy di otak beliau. Beliau hanya membawa 8-10 eksemplar buku. Untuk dicopy. 😂
No comments:
Write komentar