Showing posts with label Khutbah. Show all posts
Showing posts with label Khutbah. Show all posts

Friday, July 4, 2025

Khutbah Jumat: Berbakti pada Orangtua

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ ، وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ، وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ ، مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَى وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى. 

أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللّٰهِ أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، وقال تعالى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

وقَالَ أيضا:   وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Wonten ing kesempatan ingkang minulyo meniko, bolak-balik khotib mboten bosenuntuk terus berwasiat terhadap diri pribadi khatib lan mugi-mugi sumerambah dumateng manah dan pribadi jamaah sedoyo. Anggen kitho netepi takwa dumateng Allah SWT; kaleyan sebenar-benarnya takwa. Amergi, ukuran manusia terbaik di sisi Allah mboten dinilai kaleyan harta lan kekayaan, mboten dinilai kaleyan tingginya pangkat lan jabatan, ananging hanya dipun nilai kaleyan seberapa besar dan kuat tingkat ketakwaan kita kepada Allah SWT. Yakni, dengan cara melaksanakan sedoyo perintahipun Gusti Allah lan nebihi sedoyo larangan-laranganipun Allah SWT.

 

Allah Ta'ala berfirman:

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim". (Qs. Al-Imran: 102)

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Wonten kisah menarik ingkang saget kita ambil pelajaran akan ampuhnya do’a jelek seorang ibu pada anaknya, yaitu kisah Juraij sang ahli ibadah. Beliau adalah seorang pemuda yang sangat tekun dalam beribadah, sampai-sampai beliau membangun tempat ibadah khusus untuk menyendiri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Suatu hari, ibunya datang memanggilnya saat Juraij sedang melaksanakan salat sunnah. Karena begitu khusyuk, Juraij lebih memilih melanjutkan ibadahnya daripada segera menyahut panggilan ibunya. Hal itu terjadi berulang kali, hingga akhirnya ibunya merasa sedih dan berdoa agar anaknya diberikan ujian.

Tak lama kemudian, muncullah fitnah besar di tengah masyarakat. Juraij dituduh telah berzina dengan seorang wanita, bahkan wanita tersebut mengaku bahwa anak yang lahir darinya adalah anak Juraij. Masyarakat marah besar, mendatangi tempat ibadah Juraij, dan merobohkannya. Juraij pun difitnah dan dihina sebagai tukang zina.

Tetapi, atas izin Allah, bayi ingkang baru lahir tersebut bisa berbicara. Bayi tersebut mengatakan bahwa ayahnya yang berzina dengan ibunya adalah seorang tukang gembala kambing. Mendengar itu, masyarakat pun sadar dan menyesal, lalu berusaha memperbaiki kesalahan mereka lan membangun ulang tempat ibadah Juraij.

Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Kisah meniko mengajarkan dateng kita; betapa pun tinggi lan banyaknya ibadah ingkang samun kita lampahi, ampun ngantos dadosaken kitho kita lalai dalam berbakti kepada orangtua. Bahkan, seorang ahli ibadah seperti Juraij pun mengalam ujian dan fitnah besar gara-gara mboten segera memenuhi panggilan ibunya.

Ampun ngantos kesibukan dunia, bekerja, mencari materi, atau bahkan kesibukan ibadah sunnah dadosaken kita lupa dateng kewajiban berbakti kepada kedua orangtua. Ridha Allah tergantung pada ridha mereka. Jika orang tua ridha, mongko Allah pun bakal meridhai kita.

Hal meniko sesuai dengan sabda Baginda Rasulullah saw:

 رِضَى اللّٰهِ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اللّٰهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ (أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ إِبْنُ حِبَّانِ والحَاكِمُ)

Artinya: Rasulullah saw bersabda, “Ridha Allah terletak pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah terletak pada murka kedua orang tua.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi, dan dinilai sahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim).

Melalui hadits di atas, saget kita pahami bahwa jika kita mengharap ridho Allah SWT, salah satu cara ingkang mesti kita perhatikan sungguh-sungguh ialah membuat orangtua kita ridho dateng kita. Di sisi lain, hadits ini juga menekankan kita untuk tidak meremehkan hak-hak orangtua kita. Sebab, hal tersebut bisa menjadi petaka dan bencana bagi seorang anak. Amergi durhaka lan mengecewakan kepada orangtua bisa memicu murka Allah SWT. Naudzubillah min dzalik.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah Allah Ta'ala berfirman:

  وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS al-Isra': 23)

Terkait ayat meniko, wonten kesamaan dengan sebuah riwayat ingkang ditampilkan oleh Imam Abu Laits As-Samarkandi wonten ing kitab Tanbihul Ghafilin:

  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: لَوْ عَلِمَ اللَّهُ شَيْئًا مِنَ الْعُقُوقِ أَدْنَى مِنْ أُفٍّ لَنَهَى عَنْ ذَلِكَ، فَلْيَعْمَلِ الْعَاقُّ مَا شَاءَ أَنْ يَعْمَلَ، فَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ، وَلْيَعْمَلِ الْبَارُّ مَا شَاءَ أَنْ يَعْمَلَ فَلَنْ يَدْخُلَ النَّارَ

Artinya: "Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Jika Allah mengetahui sesuatu dari durhaka yang lebih rendah daripada 'uff' (kata-kata kasar), niscaya Allah akan melarangnya. Maka hendaklah orang yang durhaka melakukan apa saja yang dia inginkan, karena dia tidak akan masuk surga. Dan hendaklah orang yang berbakti melakukan apa saja yang dia inginkan, karena dia tidak akan masuk neraka."

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 

Rasulullah saw dalam sabdanya menegaskan betapa besarnya dosa durhaka kepada orang tua. Beliau menyatakan bahwa seandainya Allah mengetahui bentuk durhaka yang lebih ringan daripada sekadar mengucapkan kata “ah” atau berkata kasar kepada orang tua, niscaya Allah akan melarangnya. Hal ini menunjukkan beleh durhaka kepada orang tua merupakan perbuatan yang sangat tercela, yang dapat mendatangkan murka Allah dan menghalangi seseorang untuk masuk surga.

Sebaliknya, orang yang berbakti kepada kedua orang tua digambarkan sebagai mereka yang akan memperoleh kebaikan dan pahala yang besar, serta terhindar dari siksa neraka, meskipun mereka pernah melakukan kesalahan atau dosa lainnya. Ini menunjukkan bahwa bakti kepada orang tua memiliki pengaruh positif yang luar biasa dalam kehidupan seseorang, bahkan dapat menjadi jalan untuk memperoleh ampunan dan rahmat Allah Ta’ala.  

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Diriwayatkan dari beberapa sahabat Rasulullah saw, bahwa beliau bersabda, “Kurangnya doa untuk kedua orang tua dapat menyempitkan kehidupan seorang anak.”

Kemudian, seseorang bertanya kepada sahabat tersebut, “Apakah seorang anak masih dapat membuat orang tuanya ridha setelah mereka meninggal dunia?” Sahabat itu menjawab, “Tentu, seorang anak dapat membuat orang tuanya ridha melalui tiga cara. 

Cara Pertama, menjadi anak yang saleh, karena tidak ada yang lebih dicintai oleh orang tua selain kesalehan anaknya. Cara Kedua, menjaga silaturahmi dengan kerabat dan sahabat orang tua. Ketiga, mendoakan serta memohonkan ampunan bagi kedua orang tua lan bersedekah atas nama kedua orangtua.”

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah ...

Demikian khutbah siang hari ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi pengingat kita untuk selalu bisa menjaga bakti kita kepada kedua orangtua kita. Aamiin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا،

 أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

 عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ.

 

Friday, June 13, 2025

7 Amal Jariyah

 Khutbah I

   اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللّٰهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ،  قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ 

Muslimin rahimakumullah

Mengawali khutbah Jumat ini, marilah kita senantiasa mengingat akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah swt kepada kita. Untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt.  

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah…

 

Wonten ing kesempatan ingkang sae meniko, khatib mengajak dateng diri pribadi lan sedoyo jamaah untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan cara berusaha sekuat tenaga ngelampahi perintah-perintah Allah lan menjauhi sedoyo larangan- larangan-Nya. Beribadah kepada Allah merupakan bentuk ketakwaan kita sebagai seorang hamba. firman-Nya wonten Al-Qur’an:

   يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya, "Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al Baqarah ayat 21)  

Maasyiral Muslimin, jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah

Salah satu cara mewujudkan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari inggih meniko dengan cara beramal baik. Sekecil apapun kesaenan ingkang kitho lampahi, bakal diperhatikan lan dibalas oleh Allah SWT. Bahkan, Allah akan mengganjar dengan balasan yang lebih baik dari yang kita kerjakan.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

   مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ  

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan." (QS An-Nahl ayat 97)  

Ayat tersebut, memberi janji kepada kita; bahwa amal kebaikan yang kita lakukan dalam keseharian, akan dibalas oleh Allah dalam bentuk kehidupan yang baik dan menentramkan. Selain tentu saja, balasan-balasan lain yang lebih baik.

Sebaliknya, sekecil apapun perbuatan buruk yang kita lakukan di dunia ini, akan mendapatan balasan yang sesuai—bisa langsung di dunia maupun dobel di akhirat kelak.

Sebagaimana firman Allah:

   فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ۝٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗࣖ ۝٨  

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya." (QS Az-Zalzalah ayat 7-8)  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Kita sedoyo, tentu saja pengen terus menerus nyelengi amal kebaikan. Ananging, keterbatasan umur, menghalangi kita setelah meninggal dunia, mboten saget maleh berbuat amal kebaikan di dunia. Keranten meniko, kita perlu mempersiapkan diri, mumpung masih diberikan kesempatan dan peluang hidup wonten ing dunia meniko.  

Caranya ialah dengan merujuuk sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

   إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ  

Artinya, "Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak saleh yang selalu mendoakan orang tuanya" (HR Muslim).  

Tiga pilihan amal di atas, bisa menjadi pilihan bagi kita supados nggadahi celengan utawi investasi kebaikan ingkang saget terus menerus mengalirkan pahala—sekalipun tubuh kita sudah terbujur kaku di alam kubur.

Kemudian, wonteng ing hadits lainnya, ingkang dipun riwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ra. Bahwa Nabi Muhammad saw juga menerangkan wonten 7 jenis amalan ingkang pahalanya terus mengalir, meski sang pemilik amal sampun meninggalkan dunia:

   سَبْعٌ يَجْرِى لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْماً، أَوْ كَرَى نَهْراً، أَوْ حَفَرَ بِئْراً، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً، أَوْ بَنَى مَسْجِداً، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفاً، أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ  

Artinya, "Ada tujuh jenis amal yang pahalanya terus mengalir kepada seseorang di alam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu, (2) orang yang mengalirkan (mengeruk atau meluaskan) sungai, (3) orang yang menggali sumur, (4) orang yang  menanam pohon kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang mewariskan mushaf, (7) orang yang meninggalkan anak keturunan yang memintakan ampunan baginya setelah dia matia,” (HR Al-Bazzar, Abu Nu’aim, dan Al-Baihaqi). (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 305-306).  

Menawi kitho perhatikan, dari amalan-amalan ingkang disebutkan wonten ing hadist di atas, ada satu poin persamaan; yaitu amalan tersebut nggadahi azas kebermanfaatan. Tidak hanya kangge pemilik amal, tetapi bermanfaat kangge banyak orang. Semisal, dengan mengajarkan ilmu, kebaikan dari ilmu tersebut akan terus berlangsung secara turun-temurun, bahkan hingga puluhan atau ratusan generasi berikutnya.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw:

   مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ  

Artinya, "Barangsiapa yang membuat sunnah hasanah (contoh yang baik) dalam Islam, maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.." (HR Muslim)  

Begitu pula dengan membangun masjid utawi musholla, menanam pohon, dan amalan-amalan yang telah disebutkan, selama masjid utawi musholla tersebut masih dimanfaatkan kangge beribadah lan pohon yang ditanam, dapat diambil manfaatnya, maka pahalanya akan mengalir kepada sang pemilik amal, meski ia tak lagi di dunia.  

Keranten meniko, selagi kita masih hidup. Selagi tasik wonten kesempatan, monggo sekuat tenaga ngelampahi amalan-amalan tersebut sesuai kemampuan masing-masing. Menawi mboten saget mengamalkan semuanya, setidaknya kita saget mengamalkan salah satu dari tujuh amalan tersebut. Sehingga, kita berharap, meski kelak kita sampun meninggal dunia, pahalanya akan terus mengalir kepada kita. Amin ya Rabbal Alamin

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Kangge mengakhiri khutbah ini, monggo kita berdoa dumateng Allah SWT; mugi-mugi dipun paringi rahmat, keberkahan, lan kemampuan untuk bisa mengamalkan kebaikan-kebaikan, yang pahalanya senantiasa mengalir kepada kita, meski kita tak lagi hidup di dunia. Amin ya Rabbal Alamin...

أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر،

   بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ،

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ،

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ،

عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرْ

 

Ustadz Ajie Najmuddin, Pengurus MWCNU Banyudono Boyolali.


Friday, April 4, 2025

Khutbah Jumat: Istiqomah Setelah Ramadan

 

Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،

أَمَّا بَعْدُ   فَيَاعِبَادَ اللّٰهِ ، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ،. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.

Jamaah Jumat Rahimakumullah 

Wonten ing kesempatan ingkang minulyo meniko, bolak-balik khotib mboten bosen untuk terus berwasiat terhadap diri pribadi khatib lan mugi-mugi sumerambah dumateng manah dan pribadi jamaah sedoyo. Anggen kitho netepi takwa dumateng Allah SWT; kaleyan sebenar-benarnya takwa. Yakni, dengan cara melaksanakan sedoyo perintahipun Gusti Allah lan nebihi sedoyo larangan-laranganipun Allah SWT.

Amergi, ukuran manusia terbaik di sisi Allah mboten dinilai kaleyan harta lan kekayaan, mboten dinilai kaleyan tingginya pangkat lan jabatan, ananging hanya dipun nilai kaleyan seberapa besar dan kuat tingkat ketakwaan kita kepada Allah SWT. إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Jamaah Jumat Rahimakumullah 

Empat hari Ramadhan berlalu saking keseharian kita. Wonten satu ayat ingkang sering kita dengar sepanjang Ramadhan; inggih meniko firman Allah SWT wonten ing Surat Al-Baqarah ayat 183:

  يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ   

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”  

Satu bulan kita berpuasa lan ngelampahi ibadah-ibadah lainnya, salah satu tujuannya ialah supados kita saget dados tiyang-tiyang ingkang netepi takwa dumateng Allah SWT.

لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ   

Satu hal ingkang perlu kita cermati, bahwa ayat di atas menggunakan redaksi kalimat fiil. تَتَّقُونَ    . Yakni kata kerja fiil mudhari’ yang bermakna aktivitas ingkang dilakukan sekarang dan untuk seterusnya. Niki berarti, tujuan saking puasa ingkang kita laksanakan sepanjang Ramadan kemarin ialah suapaya kitha senantiasa selalu melakukan amaliah-amaliah yang mendukung kita menjadi sosok-sosok muttaqin (orang yang bertakwa kepada Allah SWT).

Beda kalau misalnya redaksi ayat menggunakan kalimat muttaqin; isim fail. Yang berarti sudah menjadi sosok utawi profil orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Seperti contoh dalam Surah Al-Baqorah ayat 2-4:

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ ۝٢ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ ۝٣  وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ ۝٤

Saking ayat di atas dapat kita simpulkan beberapa ciri sosok manusia ingkang sampun nggadahi prediket muttaqien. Yakni Pertama, iman pada hal-hal ghaib. Kedua, mendirikan sholat. Ketiga, menginfakkan hartanya. Keempat, iman pada kitab-kitab Allah. Dan kelima, yakin akan adanya hari akhirat.

Selain 5 ciri di surat kedua dalam Alquran, tentu saja masih masih banyak ciri-ciri orang-orang bertakwa lainnya yang disebutkan dalam Alquran. Mugi-mugi kita sedoyo, jamaah masjid Raudlatul Muttaqin, sesuai namanya—taman orang-orang yang bertakwa, termasuk mendapatkan predikat takwa ini dari Allah SWT.

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Untuk meraih derajat takwa tentu saja mboten saget sulapan, dalam sekejap lantas tiba-tiba saget dapat prediket tersebu. Perlu sikap istiqomah dan konsistensi dalam menjalankan setiap amal ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Amergi, konsisten merupakan kunci kangge menggapai kesuksesan lan keberhasilan dalam setiap peran kehidupan kita wonten di dunia meniko—termasuk dalam hal ibadah dan amaliah kebaikan sehari-hari. Sebab, ibadah terbaik inggih meniko ibadah ingkang disertai konsistensi dalam menjalaninya.

Sebagaimana dawuh Baginda Rasulillah saw:

 إِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللّٰهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ    

Artinya, “Sesungguhnya, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten sekalipun sedikit.” (HR Imam Muslim)

Saking hadits di atas, kita mengetahui konsistensi ngelampahi suatu amal merupakan wasilah untuk menjadikan amal tersebut menjadi amal terbaik. Keranten meniko, penting kangge kita untuk berusaha melestarikan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Terlebih, setelah kita melalui sekian banyak kebaikan di bulan Ramadhan yang lalu. Kita usahakan, amal-amal kebaikan tersebut juga dilanjutkan setelah Ramadhan usai.

Ibarat kata, sudah terbiasa qiyamul lail 23 rokaat selama satu bulan penuh, mosok kok mboten saget qiyamul lail 2- 4 rokaat setiap malam.

Sampun biasa poso setiap hari selama 30 hari, mosok kok mboten kuat menawi poso 2 – 3 hari setiap bulan.

Sampun terbiasa berbagi takjil dan menu berbuka ratusan ribu, hingga jutaan di bulan Ramadan. Mosok berbagi puluhan ribu kepada orang lain, kok mboten saget. Dan contoh-contoh kebaikan lainnya ingkang sampun kita sedoyo lampahi.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Menjadi tiyang ingkang istiqomah dalam kebaikan mboten gampang. Keranten meniko, tidak mengherankan apabila Allah menjanjikan balasan yang istimewa mereka. Sebagaimana firman Allah dalam surah Fusshilat:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (konsisten-istiqomah), maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kalian merasa takut dan jangan bersedih hati; dan bergembiralah kalian dengan surga yang telah dijanjikan.” (Surat Fushshilat ayat 30)

Jamaah Masjid Raudlatul Muttaqin ingkang minulyo,

Untuk menggapai sikap konsisten lan istiqomah dalam kebaikan, setidaknya wonten tiga cara sebagai berikut:

Pertama adalah dengan meluruskan niat. Sebagaimana Baginda Nabi saw bersabda:

    إنَّمَا الأعمَالُ بالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِيءٍ مَا نَوَى  

Artinya, Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan." (Riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).  

Tiyang ingkang sampun niat, nggadahi tekad-azzam ingkang kuat, insya Allah bakal menemukan jalan lan kemudahan kangge mencapai cita-citanya tersebut. Amal kebaikan ingkang tanpa disertai niat yang kuat, ibarat horog-horog asem, hanya rame di awalnya saja.

Ingkang nomer kaleh; ialah berkumpul bersama orang-orang baik lan saleh. Teman utawi konco kumpul adalah bagian penting ingkang saget memengaruhi karakter seseorang. Jika lingkungannya baik dan benar, insya Allah seseorang akan mendapat kebaikan, kebenaran, dan keistiqomahan. Sebagaimana perumpamaan yang disabdakan Baginda Nabi saw:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسُّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ. فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً؛ وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً 

“Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dan pandai besi. Ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan berteman dengan pandai besi; bisa jadi percikan apinya akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya.” (Riwayat Imam Al-Bukhari).  

Jamaah Jumat Rahimakumullah 

Nomer tigo, utawi yang terakhir ialah senantiasa berdoa lan meminta pertolongan kepada Allah SWT. Perjalanan hidup manusia niku dinamis. Saget berubah-ubah dengan mudahnya. Isuk dele, sore tempe.  Allah-lah yang memiliki hak dan maha kuasa untuk membolak-balikkan hati manusia. Keranten meniko, ikhtiar kita salah satunya inggih meniko dengan berdoa setelah tasyahud akhir di setiap shalat:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ  

Artinya, Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu."  

Jamaah Jumat Rahimakumullah 

Mekaten khutbah ingkang sagt kulo sampaikan pada siang hari ini. Mugi-mugi saget manfaat lan dados pengiling kangge kitha sedoyo bagi kita semua. Amin ya Rabbal 'alamin.

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

   أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ  

Khutbah II

   اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا،

 أَمَّا بَعْدُ   فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ. فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

وقال النبي ص: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. 

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ  

عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ  

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)