(Vibizdaily-Nasional)Produksi kerajinan kulit ikan pari di Dukuh Sambon, Desa Sambon, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sudah mampu menembus pasar mancanegara,
Hendriyani seorang perajin kulit ikan pari, di Desa Sambon, Banyudono, Boyolali, Senin, menjelaskan, produksi kerajinan tangan kulit ikan pari di Desa Sambon, Boyolali memang sudah masuk ke negara Singapura dan Jepang.
Menurut Hendriyani, kerajinan yang masih jarang dilakukan di Indonesia tersebut ditekuni bersama wawan Purnomo, suaminya baru satu tahun ini.
Namun,lanjut dia, permintaan pasar lokal maupun ekspor hingga sekarang sudah mengalir banyak sehingga pihaknya tidak bisa melayani pesan tersebut.
Hendriyani menjelaskan, kerajinan kulit ikan pari berupa tas, dompet, ikat pinggang, dan souvenir lainnya banyak digembari konsumen di luar negeri karena keunikan bahan asli dari ikan laut yang berbuntut panjang tersebut.
"Jumlah perajin kulit ikan pari masih jarang, di Indonesia ada tiga yakni Boyolali, Medan, dan Yogyakarta," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya yang masih tergolong industri rumah tangga keci-kecilan ini tidak mampu melayani permintaan atau pesanan dari Jepang dalam jumlah besar.
Menurut dia, pihaknya mendapat pesanan dari pengusaha asal Jepang antara 1.000 hingga 2.000 tas kulit ikan pari per hari, tetapi permintaan itu belum dapat dilayani karena produksinya baru mempunyai kapasitas antara 100 hingga 200 unt per bulan.
Harga tas bisa ditawarkan antara Rp200 ribu hingga Rp3,5 juta tergantung kualitas bahan kulit ikan pari," katanya.
Sementara perajin lainnya, Wawan Purnomo menjelaskan, kulit ikan pari yang bisa disulap menjadi barang seni bernilai tinggi masih jarang di Indonesia. "Saya telah membuat berbagai kerajinan kulit pari mulai dari tas, dompet, hingga ikat pinggang".
Menurut Wawan, proses pembuatan kerajinan ikan pari ini cukup sederhana. Pertama-tama kulit ikan dipilih, dicuci, dan diberi pewarna. Setelah dikeringkan dengan cara ditempel di pagar tembok, kulit tersebut dihaluskan dan dipotong sesuai bentuk yang diinginkan.
Potongan-potongan tersebut yang kemudian dirangkai menjadi beragam aksesori. Kerajinan kulit ikan pari kini telah dipasarkan ke berbagai kota di Tanah Air dan juga mancanegara.
Wawan menjelaskan, terkait bahan baku memang masih mendatangkan dari Jakarta dan Jawa Timur. Bahan baku di di Semarang sebetulnya ada tetapi tidak boleh dibeli karena sudah dipesanan dari Jakarta.
Bahan baku kulit ikan pari tersebut, kata dia, masih mudah didapat, tetapi jika pada musim hujan memang sedikit kesulitan karena ikan itu sulit dicari.
"Karena, jumlah perajin masih sedikit, kondisi modal dan keterbatasan bahan baku kami belum mampu melayani pesanan ekspor," katanya.
Menurut dia, harga satuan kerajinan tas,dompet, ikat pinggang dan souvenir lainnya antara Rp200 ribu hingga Rp3,5 juta. Usahanya yang ditekuni ini mempunyai omzet sekitar Rp35 juta per hari.
(ras/RAS/ant)
sumber: http://vibizdaily.com/detail/nasiona...us_mancanegara