Showing posts with label Agama. Show all posts
Showing posts with label Agama. Show all posts

Sunday, January 28, 2024

Penceramah Juga Manusia

 • Penceramah Juga Manusia •


Panitia pengundang penceramah itu kadang tidak jujur dengan situasi sebenarnya.

Begini contohnya:


#1

Bu Nyai, ini jamaah biasanya habis isyak sudah datang. Acaranya nggak lama-lama. Mohon habis maghrib sudah berangkat dr rumah. Biar cepat selesai.


Fakta:

Nyampe lokasi, jamaah baru datang.

Acara baru dimulai jam 19.45.

Masih ada sholawatan juga, plus sambutan. 

Ternyata sekitar jam 21.15 baru mulai ceramah.

Saran: berikan saja fakta sebenarnya, kami akan menyesuaikan. 


#2

Bu Nyai, nanti bisa berangkat pagi-pagi ya.

Soalnya sekitar jam 9 langsung naik mauidhoh.

Maksimal jam 11 sudah harus selesai, karena ini tempatnya di masjid. Harus selesai sebelum zuhur.


Fakta:

Tiba lokasi 08.30, acara baru mulai.

Sambutan atas nama ini itu buanyak sekali. 🤔

Jam 10.45 masih ada sambutan terakhir.

Lha, terus pengajiannya disuruh ngisi apa?

Wong sudah dipesan; jam 11.00 harus selesai.

Apa salam saja terus pulang?


Saran:

Jujur saja, apa adanya.

Karena biasanya penceramah itu mengisi di banyak tempat. Terkadang, malamnya pulang larut. Paginya harus berangkat lagi. 


Mestinya masih bisa agak longgar dan istirahat pagi hari itu, gara-gara "dibujuk-i" panitia, harus buru-buru berangkat.

Monday, January 8, 2024

Apakah Ketua NU (struktural) Harus Kiai dari Pondok Besar?

Apakah Ketua NU (struktural) Harus Kiai dari Pondok Besar?

Maksudnya, pondok yang santrinya banyak. Yang santrinya ribuan--bahkan puluhan ribu? 

Menurut saya kok tidak. 

Malah, dari pengamatan saya. Kiai-kiai yang ketiban sampur ngurusi "pondok besar" (baca: jumlah santri banyak) justru lebih banyak sibuk ngurusi santri. Sibuk mengisi jadwal ngaji santri di pondok--dengan berbagai macam kitab babonnya. 


Imbasnya, waktu beliau untuk ngurusi organisasi jadi tidak banyak. Sehingga, lebih sering cukup duduk di jajaran Syuriah, mustasyar, atau a'wan.


Kedua,

Kecenderungan kiai itu berbeda-beda. 

Ada yang nyaman ndeprok, madep dipan. Baca Kitab, mbalagh di hadapan santri.


Sebaliknya,

Ada kiai yang kecenderungannya tidak bisa diam. Biasanya, tipe beliau inilah yang aktif di organisasi--baik NU ataupun urusan praktis kebangsaan (baca: termasuk partai).


Ada juga kiai yang tipe penceramah. 

Ahli dan jago ngisi pengajian. Audiens dan masyarakat merasa nyaman, seneng, dan cocok saat menyimak ceramah beliau. Tidak mbosen-in. Fisiknya kuat untuk berpindah-pindah lokasi pengajian. Bahkan, sehari 3-4 tempat pun sanggup.


Ada pula, kiai tipe sembur. 

Ahli nyuwuk. 

Cukup air putih yang disebul bacaan doanya, hasilnya manjur.


Jadi,

Silakan disimpulkan sendiri-sendiri.


PP Cahaya Quran, 

8 Januari 2024


#1Day1Note 

#CatatanKholid

Saturday, January 6, 2024

Amplop Kiai


Amplop Kiai

Di acara "Hormat Sang Guru", Rabu (3/1) Gus Kautsar bercerita; suatu ketika beliau ditelpon KH Marzuqi Mustamar.

Rupanya, malam itu Kiai Marzuqi punya jadwal ngisi ceramah di Trenggalek. Dua tempat pula. Karena ada uzur, Kiai Marzuqi berharap Gus Kautsar bisa menggantikan ngisi pengajian di 2 tempat itu.

"Gus Reza (Lirboyo) mawon, Yai..." cerita Gus Kautsar mengelak di awal telpon.

Namun, pada akhirnya tetap Gus Kautsar yang berangkat. Lokasi beliau yg di Ploso Kediri, memang cukup dekat ke Trenggalek--dibandingkan Kiai Marzuqi yang dari Malang.

Ceramah 1: berjalan normal. 

Pindah ceramah ke tempat ke-2. Beliau disambut meriah, dinaikkan kuda, dan dipayungi pula. Jamaah ramai menandungkan sroqolan.

"Ketika perjalanan pulang, saya mau buka amplop. Penasaran aja, berapa sih 'amplop' Kiai Marzuqi saat ceramah," ujar Gus Kautsar.

Amplop pertama, isinya 250 ribu.

Amplop kedua, isinya 500 ribu.

"Saya kaget. Satu PWNU itu tahu isi amplop tersebut. Ternyata, Kiai Marzuqi ini memang Kiai tenanan."

Coba bayangkan,

Kiai Marzuqi perjalanan dari Malang ke Trenggalek. Itu sekitar 138 km (3.5 jam). Ngisi ceramah, bawa mobil sendiri. Bawa sopir. Dikasih uang saku hanya Rp.250.000. 😅

Opo yo cukup?!

Tapi, itu dilakoni Yai Marzuqi.

"Kiai temenan beliau ini!"

===

Saya beberapa kali nyopir-i mertua ngisi ceramah. Pernah suatu ketika, saya nyopir ke Surabaya. 

Selesai acara, kami pulang. Di dalam mobil beliau membuka amplop pemberian tuan rumah. Saat dibuka, isinya 300 ribu.

===

PP Cahaya Quran, 6 Januari 2024

IG : @ms.kholid 

X : @mskholid 

#1Day1Note 

#KiaiJugaManusia 

#CatatanKholid

Friday, January 5, 2024

Godaan Kiai di Tahun Politik



• Godaan Kiai di Tahun Politik • 

Godaan bagi kiai muncul lagi di tahun politik. Bukan soal disogok uang. Karena pasti akan ditolak. Tapi soal preferensi politiknya.

Ketika kiai mendukung calon A, beliau tentu berharap para santri dan alumninya juga ikut pilihan beliau. Namun, ternyata tidak semudah itu.

Santri (terlebih sudah alumni) ternyata punya preferensi politik sendiri. Bahkan, sudah gabung di partai-partai yang berbeda. Kiainya PKB, eh santrinya gabung PPP. Kiainya PPP, santrinya gabung PKB. Atau malah Golkar dan PDIP. 

Saat itulah kelapangan hati beliau sebagai pendidik diuji. Apakah akan merestui dan mendoakan untuk kebaikan santrinya yang berbeda-beda haluan, ataukah malah menggerutu.

Naudzubillah,

Jika sampai mengungkit-ungkit jasa-jasa yang pernah diberikan pada santrinya semasa mondok.

"Puluhan tahun tak ramut. Tak biayai mondok dan sekolahnya. Sekarang sudah jadi orang kok nggak mau nurut sama saya," ini contoh kalimat yang nauzubillah--dan berpotensi menghapus pahala-pahala yang sudah dikumpulkan bertahun-tahun karena ngeramut sang santri.

Terlebih, jika kiainya nyalon. Santrinya tidak ada pergerakan mendukung.

Bolehkah mengklaim kebaikan-kebaikan dan jasa yang pernah dilakukan atas seseorang atau lembaga? Boleh-boleh saja, kalau memang faktanya seperti itu. 

Tapi, itu bisa menyakiti perasaannya. Bisa masuk riya. 

فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).

PP Cahaya Quran, 5 Januari 2024

#1Day1Note 

#MelekPolitik

Wednesday, January 3, 2024

Nasihat Abah Soal Bekerja untuk Hidup selamanya


• Nasihat Abah tentang Hadits اعمل لدنياك •

Kerja untuk Dunia 

Amal untuk Akhirat 

Dalam sebuah perjalanan kulakan kain ke Surabaya. Saya menyopiri Abah mertua. Ketika itu saya masih tahap belajaran nyetir.

Dua baris tengah dan belakang mobil Ertiga penuh dengan tumpukan kain. Karena baru tahap belajar itulah, mertua inisiatif menemani saya belanja. Menunjukkan toko kulakan, dan mengenalkan dengan bos China--pemilik toko. Priviledge (koreksi jika salah ejaan) 🤭. 

Sambil nyopir, Abah menasihati.

"Ngeneki iki, mergawe Cung. Nek ngurusi nduyo terus. Ngurusi penggawean terus, mesti gak onok lerene. Sampean gak bakal sempat ngajar/ngulang." 

"Mangkane, nek wayahe ngulang/ngajar, penggaweane ditinggalno disek." Nasihat beliau saat melihat orderan saya (waktu itu) yang nderundung kian banyak.

"Nggeh, Ba," jawab saya singkat, sambil fokus nyopir.

Eling hadits-e Nabi,

اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا، 

واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا

"Bekerjalah untuk duniamu, seakan kamu akan hidup selamanya 

Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok."

Jangan salah paham dengan hadits ini, ya.

Karena hidup di dunia selamanya, tidak lantas kita bekerja siang dan malam, mengumpulkan dunia (harta) sebanyak-banyaknya. Seakan-akan kamu akan hidup selamanya. 

Lalu mencari uang dan tabungan yang buanyak, yang cukup untuk hidup selamanya. Bukan itu! 


Tapi,

Jika kamu bekerja untuk dunia itu, sewajarnya saja. Jangan lupa waktu. Sebab, momen dan kesempatan kita di dunia masih panjang. Masih ada hari esok. Toh, hidup kita selama-lamanya.

Sebaliknya, 

Kalau beramal (bekerja) untuk akhirat, gunakan waktu yang ada sebaik-baiknya. Semaksimal mungkin. Sebab, peluang dan waktu kita terbatas hari itu. 

Bayangkan, seakan-akan besok kita sudah meninggal. Besok sudah tidak punya kesempatan lagi. 

Seperti ngajar/ngulang,

Bayangkan itu adalah hari terakhir kamu bertemu murid-murid. Kesempatan terakhir kamu berbagi ilmu kepada para santri. Sebab, besoknya kamu tidak akan bisa ngajar mereka lagi.

Karena kamu sudah tiada.

#1Day1Note 

#AbahPunyaCerita

Tuesday, January 2, 2024

Tahlilan, Cangkem e Kudu Milu Muni



• Beda Fatihah dan Durian • 

#1 - Jangan Mingkem 

"Jenengan diundang ini memang untuk mendoakan Almarhum Bapak H. Suyuthi, tapi Jenengan nggeh kudu milu muni. Sebab, pahalanya tidak hanya akan mengalir untuk almarhum Bpk H. Suyuthi, tapi juga ke orangtua Jenengan," tausiah KH Ma'mun Afandi. 

"Itulah bedanya Fatihah dan Durian. Kalau durian 1 buah dibagi untuk 5 orang, ya paling dapat berapa biji gitu saja. 

Tapi, kalau Fatihah meskipun ditujukan untuk orang Islam sedunia, dapatnya utuh. Semua dapat pahala yang sama. Tidak dibagi-bagi."


#2 - Wirid Sholawat 

Saya pesan; yang muda-muda kudu punya wiridan sholawat. Minimal sholawat lan istighfar. Setiap hari. Jangan baca sholawatnya pas wonten syekher-syekher mawon.

Yang paling mudah, sholawat Jibril:

صلى الله على محمد 

Rutin setiap hari 100x 

Kalau bisa ya minimal 1000x 

#3 Mimpinya Imam Ibnu Mujahid 

Hari itu, Imam Ibnu Mujahid bertemu Imam Syibli. Beliau lantas mencium kening Imam Syibli. Yang dikecup, merasa heran. Wong derajat Imam Ibnu Mujahid lebih tinggi daripada dirinya.

"Ada apa Jenengan kok mengecup kening saya?" tanya Imam Syibli. 

Imam Ibnu Mujahid lantas bercerita bahwa malam kemarin beliau bermimpi bertemu Rasulullah. Beliau mengecup kening Imam Syibli. 

"Apa istiqomah yang Engkau lakukan sehingga Rasulullah mengecup kening Jenengan, wahai Imam Syibli?"

"Setiap selesai sholat fardhu, tidak pernah sekalipun saya berlalu kecuali setelah membaca:

لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليهما عنتم، حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم.

Dilanjutkan:

صلى الله عليك يا محمد ...


Tritunggal, 2 Januari 2023 

Disampaikan oleh KH Ma'mun Afandi, 

- Pengasuh PP Nurus Siroj 

- Ketua Tanfidziyah PCNU Babat 

Dalam acara kirim doa 1000 hari almarhum Bapak H. Ahmad Suyuthi.


*dengan beberapa penyesuaian.

Sunday, December 31, 2023

Kiai Kudu Punya Prinsip, Termausk Pilihan Politik


• Kiai Kudu Duwe Prinsip • 

"Kiai kok pokok e milu?" 

Begitu kata Mbah Maimoen Zubeir dalam sebuah ceramah.

Angin e ngalor. Milu ngalor. 

Angin e ngidol. Milu ngidol.

Gak boleh kiai Seperti itu. Harus punya prinsip dan pandangan.

Pendapat, pandangan, dukungan atau fatwa, bisa BERBEDA. Bisa juga SAMA dengan Kiai lainnya. Tapi, yang jelas; keputusannya didasarkan atas Prinsip, argumen, dan sudut pandang yang dia yakini. 

Begitu pun dengan pilihan politik.

Kiai harus punya prinsip. Tidak boleh ikut-ikutan; pokok e milu sana. Milu sini.

Dalam bahasa fikihnya; harus punya ijtihad politik sendiri.

Nah, jika pilihan dan hasil ijtihad berbeda, harus saling menghormati. Podo alim e; podo ahlinya. Tidak boleh mencela dan menghina hasil ijtihad (pilihan).

Apalagi sampai main PECAT. 😇

Wednesday, April 29, 2020

Shalat Dhuha, Ijazah Penarik Rejeki

• Shalat Dhuha, Ijazah Penarik Rejeki •

Ini ijazah yang paling umum--dan paling dikenal banyak orang.
Ketika ekonomi keluarga sedang suuulit, gak ada pemasukan, istri ngajak rutin shalat Dhuha. Tak boleh cuma 2 rakaat seperti hari normal. Minimal 4 rakaat. Kalau bisa 6 rakaaat setiap hari.
.
Saya manut saja. Wong ibadah ini bagus.
Meski dalam hati, saya malu sama Allah.
Mosok shalat kok ditukar dengan nikmat dunia, macam sugih dunyo brono yang kita bayangkan itu.
Apalagi, masih selalu terngiang ngajinya Gus Baha'--tambah malu saya.
.
Namun, tetap saya lakukan.
Sugih, ora sugih, oleh rejeki jembar, ora oleh, yo opo jare Gusti Allah
Begitu saja, yang ada dalam pikiran saya.
Pokok-e aku wes shalat.
Pokok-e wes maksial ikhtiar dalam usaha--sebagai pembuka pintu rejeki.
.
Kala berdoa usai shalat Dhuha pun, saya kudu tersenyum.
Pengen menertawakan diri sendiri.
Mengingat nikmat-nikmat dari-Nya sudah amat buanyak.
Tapi, masih saja "maksa-maksa" minta dekatkan rejeki jika jauh.

Banyakkan rejeki, jika sedikit. Jika di langit, minta diturunkan ke bumi.
Doa yang dahsyat--tapi terkesan agak gimmmmana gitu.
Namun, syaa tetap berdoa saja. Sambil senyum-senyum.
Emmmboooh... Terserah Gusti Allah nanggapinya gimana. 😂
.
Hari berhari saya istiqomahkan Dhuha minimal 4 rakaat.
Kejadian sehari-hari, ya tetap sama.
Gak ada perubahaan yang ekstrim tentang situasi ekonomi keluarga.
Biasa-biasa saja.
.
Saya nanggepinya ya biasa saja.
Wong saya sudah kadung nyerahkan semua pada Allah.
Dikasih, ya Alhamdulillah...
Gak dikasih, ya shalat aja terus.
.
Saya tidak mau menyalahkan shalat Dhuha.
Wong kita diberi nikmat bisa shalat Dhuha itu saja sudah luar biasa.
Bahkan, bisa jadi dokumentasinya bernilai jaaaaauh lebih tinggi daripada--andaikan mendapatkan rejeki yang kita bayang-bayangkan.
.
Lalu, sambil shalat Dhuha, saya baca surah adh-Dhuha dan al-Insyirah.
Saya resapi makna ayat dalam surah tersebut.
Tiba pada ayat:
(مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ)
[Surat Adh-Dhuhaa 3]
"Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu."

Membaca ayat ini, seketika perasaan membuncah.
Kalau sekarang mengalami keadaan yang tidak mengenakkan, jangan sampai berprasangka bahwa Allah sedang meninggalkanmu, sedang membenci dirimu. Santuy saja. Tetap saja istiqomah dengan doa dan shalatmu. (saya berdoa sudah +- 9 tahun supaya punya anak, belum dikasih juga. Ya, berarti belum waktunya. 😊)

Meski ayat di atas konteksnya bagi Kanjeng Nabi, tapi bisa juga menjadi pelajaran untuk kita.
.
Rakaat kedua, baca al-Insyirah.
Tiba pada ayat kondang.
(فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ یُسۡرًا)
(إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ یُسۡرࣰا)
Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
Ayat yang diulang 2 kali.
MANTABBB sekali.
Tambah yakin dan husnudhon pada Allah SWT.
"Nek wes wayahe, lak oleh dalane."
.
Bu Khofifah saja berkali-kali nyalon Gubernur Jatim gak jadi.
Tapi nek "Wes Wayahe" yo gak kiro ono seng iso menghadang.
وَٱللَّهُ یُؤۡتِی مُلۡكَهُۥ مَن یَشَاۤءُۚ وَٱللَّهُ وَ ٰ⁠سِعٌ عَلِیمࣱ)
[Surat Al-Baqarah 247]

Tritunggal, 29 April 2020
@mskholid

Friday, March 6, 2020

Dua Sebab Pe-De nya Pak Nur Sugik

Orang seperti Pak Sugik itu tidak akan amat percaya diri "menafsirkan" Alquran seenak udele, jika tidak ada (minimal) dua elemen pemicunya;
#1
Dia diundang ceramah.
Padahal tak layak ceramah agama. 
Tapi, amat pede--dirinya ulama (juga). Ya, karena diundang ceramah dalam forum keagamaan. Bahkan, pernah di masjid pula.
Makin sering diundang, makin tebal pedenya.
Apalagi makin banyak jumlah orang yang menghadiri ceramahnya.
Tiba-tiba, jadi GE-ER dia layak berfatwa.
Begitu seterusnya.
#2
Pendengarnya mengangguk-angguk.

Thursday, January 16, 2020

Bumi yang Dijadikan Tunduk pada Manusia

• Bumi yang Dijadikan Tunduk pada Manusia •

Siang ini naik motor dari Surabaya. Agak kencang, karena ngejar jadwal ngajar di TPQ sore ini. Sambil jalan dan memperhatikan aspal yang banyak berlubang, saya "lalaran" Surah al-Mulk.

Sampai di ayat ke 15. Saya tertegun. Tak bolan-baleni.
Ayat ini keren sekali. Menunjukkan betapa hebatnya Allah SWT dalam menciptakan karakteristik tanah dan bumi.

(هُوَ ٱلَّذِی جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ ذَلُولࣰا فَٱمۡشُوا۟ فِی مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا۟ مِن رِّزۡقِهِۦۖ وَإِلَیۡهِ ٱلنُّشُورُ)
[Surat Al-Mulk 15]

Friday, November 22, 2019

Ayat Alquran yang Bikin Janggal Orang Jawa

• Ayat Alquran yang Bikin Janggal Orang Jawa •

Ayat Alquran jumlahnya ribuan. Enam ribu sekian lah jumlahnya. Biar mudah diingat, atau jadi angka unik, ada yang menyebut 6.666 ayat.

Sekian banyak ayat itu, punya keterkaitan satu sama lainnya. Ada munasabahnya. Jadi, tidak bisa kita modal hanya satu ayat lalu dipakai untuk menyikapi segala situasi dan kondisi. Ngotot kesana kemari.

Ada ayat Alquran itu yang bisa bikin janggal orang Jawa. Tentu saja orang Jawa yang agak ngalim, dan mau mikir. Kalau gak mau mikir, ya mana pernah (atau mana berani) "protes" isi Alquran.
Kalau orang Jawa yang sudah alim, ya gak akan protes atau janggal.

Ulama Sederhana & Ulama Abal-abal

• Ulama Sederhana & Ulama Abal-abal •

"Kok gak bawa mobil, Sayang?" tanya istri saat saya pamit, dengan memakai jaket. Berkoko putih dan sarung.
Bersiap ke haul Mbah Ma'shum Sufyan - PP Ihyaul Ulum Dukun Gresik.

"Iyo, ben ora dianggap tamu VIP," jawab saya sekenanya.
"Sooopo seng meripat e merem. Ngarani VIP?" sahut istri lagi.

Tiba di lokasi, sudah full. Maklum, perjalanan sepeda motor sekitar 1 jam dari tempat tinggal saya.  Hanya tersedia beberapa kursi di baris paling belakang? Itu pun tidak kelihatan panggung utama. Terhalang bangunan gedung sekolah.

Thursday, November 21, 2019

Sanad Harus Dirawat, Jangan Sampai Rusak

• Sanad Harus Dirawat, Jangan Sampai Rusak •
ما كان إبراهيم يهوديا ولا نصرانيا
Secara lahir, ayat ini berisi bantahan terhadap klaim orang Yahudi dan Nasrani atas status Ibrahim.
Yahudi, sebagai ras yang darinya paling banyak diutus seorang nabi, menjadikan identitas Yahudi sebuah kebanggaan. Saking bangganya, kebablasan mengklaim Nabi Ibrahim juga bermarga (rasnya) Yahudi. Padahal, Yahudi adalah keturunan Yahudza. Anak dari Nabi Ya'qub as. Nabi Nabi Ya'qub merupakan anak Nabi Ishaq bin Ibrahim as.
Nasrani, yang agamanya lahir dan berkembang dari wilayah Hebron - Tepi Barat, ikut mengklaim sebagai kelompok yang paling unggul. Dengan cara mencatut nama Nabi Ibrahim as--sebagai seorang Nasrani. Sebab, Nabi Ibrahim sendiri diyakini wafat di wilayah Hebron itu (2329 Sebelum Hijriyah - Wikipedia). Yahudi dan Nasrani terus berperang klaim atas nama mulia ini.

Lagu "Lamar Aku" Wali Band & Kegalauan Itu

LAMAR AKU
...
Aku tak butuh kata I love you 
Aku tak butuh kata I need you
Yang ku mau datangi ayahku
Katakan ku kan lamar putrimu
Sudah cukup darimu I love you
Sudah cukup darimu I need you
Yang ku mau datangi ayahku
Katakan ku kan lamar putrimu
Apalagi apalagi
Apalagi alasannya apalagi
Lamar aku lamarlah diriku
Tak cuma I love you
...
by Wali Band “Lamar Aku” [https://www.youtube.com/watch?v=49ZLAzZVrT4]
Lagu ini menggambarkan kegalauan yang amat dari seorang perempuan. Dijanjikan calon suaminya.
Si lelaki berjanji akan datang bulan depan. Menghadap orangtua. Melamarmu. Sudah disiapkan jamuan di hari H-nya. Ditunggu sesuai jamnya. Ternyata si doi gak datang-datang.

Thursday, November 7, 2019

• Kenapa Tuhan Tidak Beristri? •

Salah satu ciri Tuhan ialah tidak punya istri.
Gus Ghofur Maimoen, dalam salah satu ngajinya menjelaskan bahwa Tuhan itu tidak beristri karena jika dia beristri, berarti dia akan mengalami "kekalahan" dari orang lain. Padahal, seorang Tuhan harus punya kekuasaan absolut. Kekuasaan yang tidak bisa dinego atau dibantah pihak lain.

Seorang lelaki, sehebat apapun, akan "tunduk" saat berhadapan dengan istrinya. Kalau kata Almarhum KH Hasyim Muzadi; profesor doktor saja bisa mendadak goblok saat dimarahi istrinya. Begitu pun kiai terkenal, mendadak diam ketika disemprot Bu Nyai. 😁

Wednesday, November 6, 2019

Anehnya Orang Hasud

• Anehnya Orang Hasud •

"Saya bisa mengubah siapa pun yang membenciku, berbalik jadi mencintaiku. Selain orang yang iri dengki padaku."

~ Muawiyah bin Abu Sufyan

Orang yang iri dengki (hasud) itu aneh. Kebenciannya tidak akan hilang.  Meski telah mendapatkan nikmat yang sama seperti yang di-hasudi. Dia baru merasa puas saat yang dihasudi mendapatkan musibah--dan kehilangan nikmat yang dimilikinya.

Misalnya,

Tuesday, October 22, 2019

Sombongnya Itu Loh, yang Bikin Kita Yakin

• Kenapa Kita Percaya Gus Baha'?  "Sombong." •

Faktor apa yang membuat banyak orang percaya dengan pemikiran Gus Baha'? Kenapa banyak orang (dari berbagai kalangan dan organisasi) mudah menerima pendapat beliau?

Salah satunya adalah: "Kesombongan".
Dalam arti, beliau kerap dengan percaya diri menunjukkan kealimannya. Menunjukkan pada khalayak bahwa beliau benar-benar pandai dan menguasai apa yang sedang dibicarakan.

Terkait Alquran, sebagai standard utama tingkat keulamaan seseorang.
Beliau tak sungkan menyatakan bahwa sudah sejak kecil menghafal Alquran. Sudah sejak kecil mempelajari Alquran. Secara Bapaknya, KH Nursalim adalah seorang hafidz yang ahli Quran.
Bisa dibilang Alquran adalah sahabatnya.
(Kira-kira sama seperti Kapten Tsubasa yang bersahabat dengan bola. 😂)

Friday, October 18, 2019

Berburu Ridho Allah di Warung Kopi

• Berburu Ridho Allah di Warung Kopi •

Pada pengajian bulan lalu, di Kantor LP Maarif PCNU BABAT, KH Ali Imron - PP Nurul Anwar menjelaskan tentang perbedaan orang yang mendapat ketetapan Masuk Surga dan Mendapat Ridho Allah.

Masuk Surga 》

Bisa jadi melewati serangkaian proses hisab dan perhitungan amal. Bisa lama, lama sekali, atau cepat. Bisa pula hasilnya menetapkan yang bersangkutan mampir dulu ke neraka--baru ke surga. Di neraka bisa lama, bisa luuuuama, bisa sebentar saja. Baru masuk surga.

Ridho Allah 》
Yang namanya sudah dapat ridho Allah, jelas saja langsung masuk surga.
Allah pastinya gak rela dong, orang yang diridhoi-Nya terkena siksaan.
Langsung masuk surga. Tanpa hisab. Tanpa perhitungan amal.
Bahkan bisa jadi melintasi siroth hanya sekejap--tanpa sempat melihat ngerinya neraka.

Nah,
Bagaimana mendapat ridho Allah?
Ada kebiasaan yang sangat mudah.

Beliau lantas menyebut sebuah hadits riwayat Imam Muslim:
عن أنس - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((إن الله ليَرضى عن العبد أن يأكل الأَكلة، فيَحمده عليها، أو يشرب الشَّربة، فيحمده عليها))؛ رواه مسلم.

رابط الموضوع: https://www.alukah.net/library/0/48911/#ixzz62hhrd3cK

"Allah benar-benar ridho pada seseorang yang saat makan suatu makanan (bisa suapan), lalu memuji Allah atas (nikmat) makan itu. Atau saat minum satu seruputan, lantas memuji Allah atas seruputan minum itu."

Syaratnya supaya dapat ridho dari makanan itu:
1. Baca bismillah sebelum makan
2. Pakai tangan kanan
3. Dapat 1 suapan atau 1 sruputan minum, resapi dan baca Alhamdulillah...

Begitu seterusnya, dilatih dan dilatih setiap hari.
Orang yang sering nongkrong di warung kopi, sepertinya cocok mempraktikkan metode dapat ridho Allah ini.
Setiap seruputan kopi, baca bismillah...
Selesai diseruput, masuk tenggorokan, baca Alhamdulillah...
Koyok-koyok e se nongkrong di warkop. Tapi, sejatinya sedang berjuang mencari ridho Allah. 😁😁😁

Maka, akan kita sadari betapa besarnya dan hebatnya nikmat bisa makan-minum ini.

------

Saya amat menyadari sepenuhnya betapa baiknya Allah memberikan kita nikmat BISA makan ini. Bukan soal nikmat punya makanan untuk dimakan, tapi nikmat untuk bisa makan ini.

Betapa saya sadari, seminggu ini saat sakit gigi. Mau makan apa-apa sulit.
Air terlalu dingin, teng...
Air panas sedikit, tueng...
Ngunyah terlalu keras, teng...
Ngunyah kena gigi yang sakit, teng...
Bahkan, minum aiummanis bergula kena gigi yang sakit, juga teng...

Pun mirip-mirip begitu pula, misalnya saat kena sariawan.
Begitu mudahnya Allah mencabut nikmat BISA makan ini.
Betapa tersiksanya kita. Makanan punya, tapi tak bisa makan. Atau tak enak makan.

Karena itu, saya mencoba meresapi doa sebelum makan,
اللهم بارك لنا فيما رزقتنا ...
"Ya Allah, berkahilah apa-apa yang telah Engkau rejekikan pada kami..."

Doa permohonan #barokah di sini, bisa jadi maksudnya (salah satunya) adalah nikmat bisa memakan rejeki yang telah Allah berikan pada kita.
Mungkin orang yang tidak bisa makan, karena tak punya sesuatu yang dimakan dia akan tersiksa dengan nasibnya.
Tapi, orang yang punya banyak sesuatu untuk dimakan, tapi gak bisa dimakan, bisa jadi lebih tersiksa (bisa jadi lho...).

Saya jadi teringat, dalam sebuah rekaman ngaji Gus Baha.
Ada seorang miskin yang curhat ke beliau.
Orang miskin ini sehari-hari sering kekurangan. Kadang bisa makan, kadang tidak.
Dia "protes" pada Gus Baha soal ketentuan puasa bagi seorang muslim.

Kira-kira begini kalimatnya:
"Puasa ini benar-benar menyiksa. Saya setiap hari sudah jarang makan, eh malah disuruh puasa pula. Gak adil. Mestinya orang kaya-kaya itu saja yang disuruh puasa, karena setiap hari sudah makan enak."

Gus Baha menimpali yang kira-kira begini (pakai bahasa saya--red):
Lho, mestinya Jenengan tidak tersiksa dengan ketentuan puasa. Wong sudah terbiasa tidak makan.
Justru mestinya yang lebih tersiksa adalah orang-orang kaya itu.
Mereka setiap hari terbiasa makan enak. Pagi ayam goreng. Jelang siang pesan pizza. Jam siang, makan sate dan gule. Nanti sore ganti makan nasi goreng atau mie ayam. Nanti malam, ganti menu lain yang tak kalah enaknya. Belum lagi camilan dan minuman di cafe. Lalu, tiba-tiba disuruh meninggalkan itu semua. Berpuasa. Apa gak lebih berat???!

Tuingggg...
Seketika orang miskin itu tersadar.
Benar juga, ya...
Suwun Gus, katanya ngeloyor...

Tritunggal, 18 Oktober 2019
@mskholid

insert: obat dari dokter gigi, alhamdulillah bisa nyeruput kopi.

Wednesday, October 2, 2019

Cerita Dosen Killernya KH Said Agil Husen al Munawwar

 Dosen Killer, Ujian 40 Halaman •

Ketika kuliah di Mekah, saya punya dosen killer. Ditakuti semua mahasiswa selama bertahun-tahun. Ngajarnya pakai kitab الموافقات في أصول الشريعة karya Syekh Asy-Syatibi. (Saya cek di waqfeya, kitab ini versi pdf-nya setebal 936 halaman). Nama dosen saya itu Syekh Ahmad Fahmi--lulusan Al Azhar Mesir.

Beliau tergolong sudah lanjut usia. Ketika mengajar tidak pernah bawa kitab Muwafaqat. Beliau sudah hafal di luar kepala huruf per huruf. حرفا حرفا
Saat di kelas, semua mahasiswa tidak diperkenankan merekam--waktu itu alat rekamnya hanyalah tape recorder.

Tuesday, October 1, 2019

Rahasia Belajar KH Said Agil Munawwar Bisa Secerdas Itu

• Anta Duktur, Masak Bawakan Tas Saya? •

Dulu, saat kuliah di Mekah, saya mendapatkan guru-guru yang hebat. Sudah sepuh-sepuh pula. Saat mengajar, tidak pernah bawa buku. Namun, saat menjelaskan pelajaran di kelas, seakan semua buku sudah ada dalam otak mereka. Sudah hapal semua. Teks, halaman, dan posisi tulisannya. Hafal semua.

Saya heran.
Saya coba bertanya, "Bagaimana cara belajarnya. Kok bisa hafal seperti ini?"
Beliau hanya tertawa. Lalu menjawab, "Hadzihi Barokah. Ini berkah."
Hehehe...

Maka,
Dulu setiap menjelang Asar, saya minta izin pada istri saya.
"Izinkan saya untuk belajar ke guru saya."
"Silakan..." istri mengizinkan.

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)