Ada dua pilihan bagi seseorang untuk biar tidak merasa lemah-rendah dibanding orang lain.
Pertama,
Meningkatkan kualitas diri.
Memperbanyak prestasi diri.
Bekerja lebih giat dan keras.
Memberikan kontribusi yang lebih banyak dan baik dibanding orang lain.
Kedua,
Dengan cara meremehkan orang lain.
Merendahkan kinerja dan hasil kerja orang lain.
(Menghibur diri--atas keterbatasan pribadi).
Cara pertama amat baik.
Contoh, dalam dunia komik ada tokoh pemain basket Hanamichi Sakuragi. Ia melewati 150 x lemparan bola setiap hari demi meningkatkan kualitas lemparan ke keranjang.
Bila ada lemparan yang gagal, ia akan menghitung lemparan hari itu mulai dari awal.
Di dunia sepakbola, ada Pemain terbaik Christiano Ronaldo. Dengan kemampuan terbaik yang dimiliki, ia punya kebiasaan yang membuatnya terus di jajaran atas pemain top dunia.
Ia datang latihan paling awal.
Ketika jam latihan berakhir, ia tidak langsung pulang. Tapi, menambah jam latihan sendiri.
Cara kedua amat buruk.
Anehnya, cara kedua ini ternyata banyak juga dilakukan oleh orang2 yang sedang proses mendalami agamanya.
Mereka menggunakan cara ini agar merasa lebih baik dari orang lain. Agar merasa tidak lebih rendah dibanding orang2 yang ibadahnya lebih lama. Atau yang belajar agamanya lebih lama.
Contoh cara kedua;
~ Mending saya ibadah sedikit, asal sesuai sunnah Rasul. Daripada dia yang ibadah banyak, tp mardud (tertolak).
Mending saya, dari pada dia yang merasa beribadah, padahal perbuatannya (bidah) itu lebih buruk dibanding maksiat.
~ Mending saya, sedekah kotak masjid 1000 perak asalkan ikhlas. Daripada pak haji itu yg sedekah 1 juta, tp riya gara2 diumumkan di masjid lewat speaker.
~ Mending saya, baca shalawat cukup sedikit saja kalau pas ingat. Yang penting ikhlas dan sesuai tuntunan Rosul.
Daripada dia, baca shalawat teriak2 tiap malam jumat. Baca shalawatnya gak dicontohkan Nabi .
Kasian, sudah capek2 tiap malam jumat shalawatan, ternyata gak bernilai ibadah.
~ Mending saya, 8 rakaat yang penting khusuk. Daripada dia 20 rakaat kayak dikejar Rossi. Balapan kok di mesjid? Ya di sirkuit , bareng Rossi.
Itu contoh2 menghibur diri lewat "penyakit" mending.
Ada pula yg lewat meremehkan dan meragukan ibadah orang lain.
~ Masak sih habib A itu bisa shalat sunnah semalam 100 rakaat? Ngaco banget tuh habib.
~ Masak sih imam Syafii khatam Quran dalam bulan Ramadhan sebanyak 60 x? Gmn cara bacanya? Gmn tajwidnya ya?
Cara kedua ini tidak layak diikuti.
Buang jauh-jauh. Kalau dalam istilah pelatihan motivasi, itu ciri orang .... ???
~~~
Dalam pembahasan soal ikhlas, di kelas saya selalu tekankan pada murid-murid contoh ilustrasi berikut:
- Orang sedekah 1000, ikhlasnya 100%, dapetnya berapa?
Ya cuma 1.000 doang kan?
- Nah, orang sedekah 1 juta, ikhlasnya 10% saja, berapa dapatnya?
100 rebu Broooo...
Tetap banyak yg sedekah banyak toh?
Yang 900 rb, hilang gak apa2 tho. Kan lumayan masih dapat 1000 rebu.