Monday, January 23, 2017

Wayang

Wayang

Masyarakat sejak dulu, suka dengan cerita
Sarana bercerita yang dimiliki masyarakat kala itu, di Tanah Jawa, ya hanya wayang
Lewat cerita (dalam lakon wayang) itulah ideologi dan doktrin ditanamkan oleh si dalang
Masyarakat terhanyut dengan ceritanya, bahkan menjadikan lakon dan kisah wayang sebagai bahan obrolan sehari-hari.

Lalu,
Ketika muncul teknologi layar tancap,
Orang-orang mulai keranjingan dengan film-filmnya
Saat ada hajatan, sunatan atau pernikahan, hiburannya diganti dengan layar tancap ini.

Pun,
Ketika muncul teknologi VCD player
Warga yang punya hajat, nanggap video
Sebab wayang dirasa lumayan mahal
Apalagi, cerita dan gambar dari VCD lebih real

Saat layar kotak televisi menjamur,
Hampir tak ada lagi yang menanggap layar tancap, apalagi VCD
Sebagian warga masih berusaha menjaga tradisi nanggap wayang, meskipun itu butuh dana tak sedikit

Sebagai sebuah alat,
Wayang bisa berfungsi sebagaimana layaknya VCD, televisi, bioskop, sinetron, dll.

Lalu...

Begitulah kura-kura.

Terjebak hujan,
Karanggeneng, 23 Januari 2017
@mskholid



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Jagoan yang Tugasnya "Remeh"

Jagoan yang Tugasnya "Remeh"

Bagi Sunan Kalijogo yang jagoan dan pendekar itu, pastinya amat membanggakan dan menjadi cerita keren andai Sang guru, Sunan Bonang, memberi tugas memberantas perampok dan penjahat di tanah Jawa.

Kisah kepahlawanan menghajar para perampok itu akan amat membanggakan andai diceritakan pada anak cucu.
Namun, kenapa justru tugas yang diberikan Sang Guru malah amat remeh.
Hanya menjaga tongkat  (menurut sebuah riwayat), sambil merapalkan wirid

Kisah menjaga tongkat, barang remeh temeh, yang andai ditinggal pun gak akan ada yang mencuri, pasti justru bikin malu untuk diceritakan.
Lha, mosok jagoan-pendekar kok tugasnya cuma jaga tongkat.

Itu mirip seorang tentara yang ditugaskan kiai, hanya untuk membalikkan posisi sandal kiai saat dilepas di masjid atau tempat lain.
Bikin malu aja. Bikin sang tentara ogah-ogahan cerita sama anak cucu.

Berbeda andai tugas dari sang kiai itu memberantas para koruptor yang bersembunyi dibalik gelar negarawan dan politisi, pasti cerita kepahlawanan beliau akan amat membanggakan di kalangan anak cucu.

Namun, apa rahasianya?
Apa hasil yang diperoleh Sunan Kalijaga dalam dakwahnya selanjutnya?
Seperti apa prestasi dakwah yang beliau torehkan?

Jawabannya?
Jangan tanyakan pada orang yang bilang Walisongo itu fiktif.

Begitulah, kura-kura...

Masih ngaop kudanan...

*nulis ulang dari ceramah Gus Muwafiq



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Lakon Wayang Antimainstream, dan Bikin Film Tak Biasa

Lakon Wayang Antimainstream,
dan Bikin Film Tak Biasa

Kalau tinggal bilang ini gak ada dalilnya, ini gak ada dalam budaya Islam, gampang...
Kalau tinggal bilang, ini salah.
Ini buruk
Gampang

Yang berat itu,
Mengubah apa yang disukai masyarakat menjadi sesuatu yang Islami, menjadi sesuatu yang bernilai positif.

Dulu, wayang adalah acara favorit masyarakat
Namun, isi cerita dan lakonnya banyak yang tidak sesuai dengan prinsip islam
Maka, tantangannya ialah memasukkan lakon dan cerita yang selaras dengan nilai Islam yang positif

Dan, tantangan berat itu telah berhasil dijawab oleh Sunan Kalijaga.
Titik...

Zaman sekarang,
Anak-anak senang kartun
Anak muda, senang film bioskop
Ibu-ibu senang sinetron
Bapak-bapak senang drama

Maka, tantangannya ialah bagaimana menghadirkan
Kartun yang bermutu
Film yang positif
Sinetron yang mencerahkan
Atau drama yang menggugah

Dan ini berat sekali
Tidak semua orang sanggup dan mampu

Kalau cuma sekadar bilang,
Film bukan budaya Islam
Kartun tak ada dalam ajaran Islam,
Sinetron itu budaya barat,
Lalu anda menjadi paling Islam?!!

Gampang sekali ente masuk Surga nya...

Begitulah, kura-kura...

Mampir Shalat di POM
@mskholid



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Thursday, January 12, 2017

Sawang Sinawang

Sawang Sinawang

Bagi sebagian lelaki, melihat lelaki lainnya yang berpoligami akan nampak bayangan enak dan indahnya.
Padahal, andai diminta menjawab secara jujur, bisa jadi punya istri empat lebih repot (dan ruwet) daripada yang mencukupkan dengan satu istri.

Bisa dikira-kira.
Andai 1 istri membutuhkan uang belanja harian 50.000
Maka, 4 istri x 50.000,- = 200.000,- / hari
Dalam sebulan, pria beristri empat, setidaknya butuh 200.000 x 30 hari = 6.000.000
Hanya untuk uang belanja harian.

Belum pula hitungan untuk listrik bulanan dan air PDAM.
Atau mungkin pajak bumi dan bangunan yang harus dibayar pertahun x 4 PBB, jika tiap istri dijatah satu rumah.
Dan perhitungan-perhitungan lain yang diketahui pemilik 4 istri

Bagi sebagian orang, melihat orang lain punya 5 mobil terlihat enak dan asyik
Tiap hari bisa ganti ganti mobil. Atau kalau mobil satu mogok, masih ada cadangan mobil lainnya.
Mau ke tujuan dengan jalanan mulus, pakai BMW
Mau ke tujuan jalan berliku dan menantang, ada Pajero jadi pilihan
Mau ke acara reuni teman2 kuliah, ada mobil VW antik sebagai penggaya
Padahal, andai ditanyakan pada yang bersangkutan, bisa jadi yang baru punya 1 mobil akan berpikir seribu kali untuk beli mobil baru.

Bisa dikira-kira
Andai biaya perawatan mobil per bulan 300.000,-
Maka, 5 mobil x 300.000 = 1.500.000,- / bulan
Berarti dalam satu tahun, 1,5 juta x 12 bln = 18.000.000,-
Belum termasuk pajak tahunan tiap mobil yang di atas 3 juta.
Dan perhitungan-perhitungan lain yang hanya diketahui si pemilik

Bagi sebagian orang, melihat orang lain punya banyak perusahaan dengan puluhan ribu karyawan, akan nampak menyenangkan dan ringan hidupnya
Padahal, andai dihitungkan jika karyawan 10.000 dengan gaji 2 jutaan, maka si owner butuh paling tidak 10.000 x 2.000.000 = 20 miliar setiap BULAN.

Bagi sebagian orang,  melihat orang lain punya job ngajar penuh dan di banyak tempat, itu terlihat hebat dan mencukupkan.
Padahal, andai kita mengerti apa yang dirasakan yang bersangkutan, bisa jadi kita akan menggumam, "Enak uripku yo, ternyata."

Seterusnya, dan seterusnya...
Sawang Sinawang

Bisa jadi, Gusti Allah belum memberikan sesuatu yang (nampak) baik menurut kita, sebab andai kita diberi seperti itu, kita tak sanggup menanggung kebaikan itu.
Bahasa kasarnya, belum layak mendapatkan anugerah tersebut.
Wallahu a'lam....

Babat, 12 Januari 2017
@mskholid
@ruanginstalasi

#NulisPenawarGalau



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Saturday, December 31, 2016

Berkendara, Tak Sekadar Hafal Urusan Gas dan Rem

Berkendara, Tak Sekadar Hafal Urusan Gas dan Rem

Pagi ini, di pinggir jalan Pucuk, sebuah mobil parkir agak menjorok ke jalanan aspal. Sekira 1 meter. Padahal, masih ada space sekira 1 meter pula di pinggir trotoar yang beralas tanah. Hanya, tanahnya agak tergenang air, imbas hujan semalam.

Kemarin malam, saya beli tahu tek di Moropelang.
Sengaja saya parkir motor menyamping, supaya kalau datang pembeli lain, bisa parkir di samping kanan atau kiri saya.

Benar saja.
Datang pemuda tanggung, kira2 baru lulus SMA.
nDilalah, dia parkir tepat di belakang motor saya.
Jelas saja, saya kesulitan kalau mah mundur.
Untung masih ada space di depan, sehingga saya pikir, motor tetap bisa keluar tanpa halangan.

Tak disangka, datang pembeli baru
Pemuda tanggung yang lain
Motornya sih, Satria.
Tapi, parkirnya dia tepat di depan motor saya.

Waaaaahhh...
Kalau seperti ini, motor gak bisa keluar nich. Saya membatin.
Akhirnya, pas keluar, saya terpaksa meluruskan dulu parkir posisi motor di belakang saya, supaya ada space untuk keluar.

Beberapa waktu sebelumnya, saya hendak beli bakso
Masih di Moropelang
Seorang anak lelaki mengendarai motor, usianya sekitar kelas SD
Hampir saja tertabrak motor dari belakangnya
Gara-gara saat ia mau menyeberang ke kanan, tidak pasang lampu sein

Penjual bakso marah-marah pada anak kecil yang tetangganya itu
"Jaluk mati tho, kuwi?"
"Aku wes pasang riteng kok," si kecil membantah.

"Iyo, pasang riteng. Tapi pas wes belok lagi dinyalakan!" Sergah penjual bakso keras.

Dan, tak terhitung berapa kali saya menemui bapak-bapak yang muncul dari gang di kampung, langsung belok kiri, nyelonong di jalan raya.
Tanpa berhenti untuk menyimak lalu lintas jalanan.

Pun, entah berapa puluh kali, kita mendapati ibu-ibu yang pasang lampu sein ke kanan, tapi posisinya justru minggir ke kiri.

Berkendara, tak sekadar soal hapal dan paham gas dan rem saja.

Begitu pula menjadi ahli agama.
Tak sekadar hafal Alquran atau hafal ribuan hadis, lantas berhak disebut ahli agama.

Ahli hadits, belum tentu ahli fiqih
Tapi, ahli fiqih kebanyakan ahli hadits

Pucangro, 31 Desember 2016

Salam,

@mskholid
@ruanginstalasi

Perjalanan ke Utara
Mengantar kaos pesanan
Ambil uang pembayaran
Untuk beli kopi tahun depan

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)