Friday, September 15, 2017

Tiru Cara Pinternya Dokter Mengobati

● Tiru Cara Pinternya Dokter Mengobati ●

Tugasnya orang pinter itu menyembuhkan (dan mengobati)
Seperti halnya dokter yang mengobati penyakit fisik,
Orang pinter agama punya tugas mengobati penyakit spiritual
Penyakit hati dan akhlak

Namun, orang mengobati juga tidak asal benar obatnya
Caranya mengobati juga harus benar dan tepat
Tirulah cara pak dokter yang mengobati pasiennya

Saat mau menyuntik, dokter mesti "melorot" celana pasiennya
Nah, sebelum celana pasien "diplorot", dokter akan menyuruh pasien masuk ruangan
Lalu pintu atau korden jendela ditutup
Barulah si pasien "diplorot" dan disuntik

Usai disuntik, dokter tidak serta merta menyuruh pasien keluar ruangan
Ia disuruh merapikam diri dan pakaiannya
Diminta sedikit berdandan, supaya nampak rapi
Supaya tidak kelihatan bekas habis "diplorot"

Itulah contoh cara yang cerdas dan pinter dalam mengobati

Coba bayangkan,
Andai si doker itu mengobatinya rame-rame
Bayangkan dia langsung "melorot" pasien2nya di ruang tunggu
Semua pasien disuruh melorot celananya, lalu si dokter bergiliran menyuntik pasien satu persatu. Apa yang terjadi?
Ya, meskipun niatnya baik (mengobati), tak akan ada orang yang mau berobat padanya

》》》
Begitu pula dengan orang alim, seorang ulama
Dia tidak cukup sekadar pinter keilmuannya
Tapi juga harus pinter & cerdas soal cara mengobati pasien (orang yang sakit)
Seperti halnya cara dokter memperlakukan pasiennya

Kalau niat ngobati orang, jangan pakai rame-rame
Jangan diomong-omongkan di depan khalayak ramai
Jangan dengan suara keras yang bisa didengar orang lain
Meskipun si sakit mengakui kesalahannya, secara naluriah dia tidak akan terima "diobati" dengan cara seperti itu

Drajat, 15 September 2017
@mskholid
@ruanginstalasi

Wednesday, September 13, 2017

Sejarah Umat Islam, karya Buya Hamka, Buku Buruan

● Buku Buruan ●

Buku Sejarah Umat Islam, karya Buya Hamka ini sudah menjadi incaran saya sejak lama
Bahkan sejak saya masih tinggal di Jakarta
Namun, stok terbitan selalu kosong--pun di toko-toko besar
Sempat nemu cetakan lama di seputaran Kwitang, pas gak ada duit

Hari ini sebelum pulang via Stasiun Senen,
Saya mampir dulu ke toko buku langganan--toko "Saudara" Bang Buyung di Kwitang
Sebenarnya tak sengaja nyari buku ini
Saya hanya mau nyari pengganti dua buku saya yang hilang

Entah dipinjam orang (kemungkinan paling besar) atau keselip (kemungkinan kecil, soalnya dua buku ini tebal dan termasuk bacaan kesayangan saya);
Sejarah Hidup Muhammad saw (file pdf banyak tersedia di internet), dan
Abu Bakar, keduanya karya Muhammad Husein Haikal

Rupanya tak sengaja saya sedang berjodoh dengan karya Buya Hamka
Buku beliau saya temukan di toko ini
Kali ini sudah diterbitkan oleh Gema Insani Press
Cetakan 1 : Pebruari 2016
Dan edisi yang saya beli, sudah cetakan 3; Juni 2017

"Kita akan selamanya jadi orang alim, selama mau terus belajar."
(Sebuah kutipan--lupa dari siapa)

Stasiun Senen, 13 September 2017
@mskholid

Saturday, September 9, 2017

Angkot Pengantar Menuju Pelabuhan Kaliadem Muara Angke

"Angkot" Pengantar Menuju Pelabuhan

Turun dari taksi atau angkot yang mengantarkan ke terminal atau pelabuhan, kita mesti jalan kaki menuju pelabuhan Kaliadem
Gak jauh sih, tapi aksesnya itu yang melewati pasar ikan
Sehingga jalanan becek dan berbau amis
Kalau yang terbiasa oke-oke saja

Kebetulan teman seperjuangan saya ini gak betah bau amis-amis
Jadi, saya memilih naik odong-odong
Tossa yang dimodifikasi dengan tempat duduk yang panjang

Ongkosnya murah
Tapi, mahal kalau dibandingkan dengan standard di kampung
Dengan jarak tempuh yang sekitar 1 km saja, bayar 5.000 / orang
Anggap saja bagi-bagi rejeki untuk anak muda yang eksis bekerja ini 👇

------

Sambil menunggu rombongan Wasiat Jakarta yang berangkat dari Ciputat
Saya tinggal dulu ngopi kapal api hitam
Kenapa hitam?
Ya mungkin efek kena api, jadinya gosong dan hitam
Hehehehe...

Muara Angke, 9 September 2017

#ResepsiCakHuda
#PulauTidung 

Tuesday, July 25, 2017

Dunia Tempat Nandur


الدنيا مزرعة اﻵخرة
Dunia tempaté Nandur
Bukan tempaté Panen

Apa yang ditandur?
Yo, terserah kita
Sekemampuan dan sebisa kita

Untungnya,
Kanjeng Nabi saw adil
Beliau kasih banyak alternatif bagi umatnya;
- Lewat amal jariyah
- Lewat Ilmu yang bermanfaat
- Lewat anak yang shalih

Untungnya,
Peluang nandur itu tidak terbatas pada Amal Jariyah saja
Bisa-bisa yang gak punya duit gak ada peluang tandur
Yang memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja kesulitan,
Bagaimana mau tandur?

Untungnya,
Peluang nandur itu tidak terbatas pada ilmu bermanfaat saja
Bisa-bisa yang tidak berilmu, gak punya peluang tandur
Bisa-bisa yang gak pernah "sekolah", stress mikir caranya nandur

Untungnya,
Peluang nandur juga terdapat pada anak yang shalih
Ini nandur yang paling digemari banyak orang
Bahkan, yang belum nikah sudah berani coba-coba nandur
(Tentu saja nandurnya tidak sah, ya gak akan panen dia)

☝☝☝

Prosesnya enak dan melegakan (#sensor)
Tapi, peluang panennya juga amat besar
Jadi, kalau tidak kaya dan tidak pintar
Usahakan punya anak yang banyak, shalih dan shalihah semua

Ya, barang yang ditandur memang tidak harus sejenis
Disesuaikan dengan kemampuan dan kebisaan tiap orang
Di Turi, yang ditandur ya ikan di tambak
Di Sekaran, yang ditandur ya blewah dan semangka
Di Widang, yang ditandur ya padi
Di Banyubang, tandurnya jagung
Di Wide Nahrowi, tandurnya ya cabe dan melon

Poinnya adalah:
Semuanya bisa panen dan menghasilkan
Walaupun yang ditandur berbeda-beda
Begitu pun kelak di akhirat
Semuanya akan panen, walaupun di dunia ini nandur barang yang berbeda

Wallahu a'lam...

Selasa, 25 Juli 2017
Pringgoboyo - Makam Joko Tingkir

*Rencana materi khutbah Jumat Wage, besok lusa

Sunday, July 23, 2017

Klambi Jahit Dewe

Klambi Jahit Dewe 》

"Lid, klambimu jahit dewe yo?"
Tanyanya sambil tertawa lebar

Hahahaha...
Pertanyaan ini akan terkenang sampai saya tua nanti
Ya, mungkin akan terus terngiang tiap hari raya idul fitri tiba

"Kok iso nenger?" tanya saya.
"Sak-e kok uombo!"
Wkwkwkk...

Itulah,
Sakunya memang didesain untuk muat hape saya yang jenis tablet 7 inch.

Idul Fitri tahun ini saya memang tidak beli baju baru (juga tak beli sarung baru)
Istri saya pun tanggap, dia beli aja kain katun di salah satu toko Surabaya
Dekat toko kain tempat kulakan saya
Lalu dijahitkan ke tetangga dengan permintaan khusus itu (saku besar)

Alhamdulillah... Murah dan hemat
Cocok dan pantes saya pakai
Kainnya juga nyaman di kulit
Tak kiro gak ono seng nenger, lha kok cek telitine ngono arek kuwi
Hihihi...

Terharu, saya...

Bigguard @Tenggulun, 30 Juni 2017

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)