JAMBI, KOMPAS.com - Pemerintah Jambi memberi beasiswa kepada 26 mahasiswa setempat yang saat ini sedang menyelesaikan program magister (S2) dan program doktor (S3) di berbagai perguruan tinggi di luar negeri, demikian dikatakan Kepala Dikbud Provinsi Jambi Idham Khalid.
Ke 26 mahasiswa S2 dan S3 tersebut saat ini sedang menempuh pendidikan di Jepang, Belanda, Australia, Inggris dan Malaysia di berbagai jurusan dan disiplin ilmu.
"Mereka merupakan mahasiswa S3 sebanyak tiga orang dan sisanya S2 yang berhasil lolos dalam seleksi administrasi dan akademik yang dilakukan oleh tim seleksi, bahkan beberapa orang langsung diwawancarai oleh Gubenur Jambi Hasan Basri Agus dengan menggunakan Skype," kata Idham Kahlid, Selasa (16/10/2012).
Ketua Tim Seleksi Beasiswa Pemrov Jambi, Suaidi, mengatakan, pemberian beasiswa bagi mahasiswa, yang kuliah di luar negeri ini nilainya memang jauh lebih besar dari mahasiswa lainnya yang mengambil kuliah di dalam negeri.
"Mahasiswa di Indonesia kalau tidak mempunyai uang masih dapat meminjam kepada sanak keluarga atau teman, tapi kalau yang kuliah di luar negeri, mereka mau pinjam kepada siapa. Lagi pula biaya hidup dan kulian di sana jelas lebih tinggi dari di dalam negeri," katanya.
"Selain itu, dapat kami bayangkan nantinya SDM di Jambi sertelah mereka kembali ke Tanah Air dan menerapkan ilmunya. SDM yang berkualitas merupakan harapan kami semua," katanya lagi.
Jika mahasiswa S2 dan S3 yang kuliah di dalam negeri akan menandatangani pakta integritas secara langsung di Dinas Pendidikan Provinsi Jambi pada tanggal yang ditetpkan dikbud, tapi mahasiswa yang kuliah di luar negeri tidak diwajibkan hadir saat penandatanganan.
"Mereka dapat mentandatangan dengan scan dan mengirimkankannya melalui email atau faksimile ke Dikbud jambi," kata Suaidi.
Dipaparkan Suaidi, mahasiswa S2 jurusan eksakta yang kuliah di luar negeri sebagai penerima beasiswa akan mendapat dana Rp 45 juta, sementara yang non eksakta mendapat Rp 42 juta.
Sebagai perbandingan, mahasiswa S2 eksakta yang kuliah di dalam negri sebagai penerima beasiswa hanya mendapat Rp 17 juta, sementara non eksakta akan mendapat Rp 15 juta.
Sementara mahasiswa S3 jurusan eksakta yang kuliah di luar negeri akan mendapat Rp 70 juta perorang, sementara noneksakta Rp 60 juta.
Sementara beasiswa yang bersifat insidentil bagi mahasiswa S3 jurusan eksakta di luar negeri mendapat Rp 30 juta. Dan bantuan insidentil mahasiswa jurusan noneksakta luar negeri Rp 25 juta.
Para mahasiswa tersebut di antaranya adalah, Rachmad Firdaus, kuliah di Hiroshima University Japan, program studi Landscape Planning and Enviromental Management. Dian Afriyanti kuliah di Wagenengen University, Program Studi Enviromental System Analiysis. Abdul Hafiz Muahammad Mukhlish kuliah di Universitas Islam Antar Bangsa Malaya Program Studi Quran and Sunnah Studies.
Zikwan kuliah di University of Malaya dengan Program Studi Pemikiran Politk Islam. Sri Wachyunni kuliah di University of Groningen dan Novi Dayanti kuliah di University of Sussex Inggris.
Ke 26 mahasiswa S2 dan S3 tersebut saat ini sedang menempuh pendidikan di Jepang, Belanda, Australia, Inggris dan Malaysia di berbagai jurusan dan disiplin ilmu.
"Mereka merupakan mahasiswa S3 sebanyak tiga orang dan sisanya S2 yang berhasil lolos dalam seleksi administrasi dan akademik yang dilakukan oleh tim seleksi, bahkan beberapa orang langsung diwawancarai oleh Gubenur Jambi Hasan Basri Agus dengan menggunakan Skype," kata Idham Kahlid, Selasa (16/10/2012).
Ketua Tim Seleksi Beasiswa Pemrov Jambi, Suaidi, mengatakan, pemberian beasiswa bagi mahasiswa, yang kuliah di luar negeri ini nilainya memang jauh lebih besar dari mahasiswa lainnya yang mengambil kuliah di dalam negeri.
"Mahasiswa di Indonesia kalau tidak mempunyai uang masih dapat meminjam kepada sanak keluarga atau teman, tapi kalau yang kuliah di luar negeri, mereka mau pinjam kepada siapa. Lagi pula biaya hidup dan kulian di sana jelas lebih tinggi dari di dalam negeri," katanya.
"Selain itu, dapat kami bayangkan nantinya SDM di Jambi sertelah mereka kembali ke Tanah Air dan menerapkan ilmunya. SDM yang berkualitas merupakan harapan kami semua," katanya lagi.
Jika mahasiswa S2 dan S3 yang kuliah di dalam negeri akan menandatangani pakta integritas secara langsung di Dinas Pendidikan Provinsi Jambi pada tanggal yang ditetpkan dikbud, tapi mahasiswa yang kuliah di luar negeri tidak diwajibkan hadir saat penandatanganan.
"Mereka dapat mentandatangan dengan scan dan mengirimkankannya melalui email atau faksimile ke Dikbud jambi," kata Suaidi.
Dipaparkan Suaidi, mahasiswa S2 jurusan eksakta yang kuliah di luar negeri sebagai penerima beasiswa akan mendapat dana Rp 45 juta, sementara yang non eksakta mendapat Rp 42 juta.
Sebagai perbandingan, mahasiswa S2 eksakta yang kuliah di dalam negri sebagai penerima beasiswa hanya mendapat Rp 17 juta, sementara non eksakta akan mendapat Rp 15 juta.
Sementara mahasiswa S3 jurusan eksakta yang kuliah di luar negeri akan mendapat Rp 70 juta perorang, sementara noneksakta Rp 60 juta.
Sementara beasiswa yang bersifat insidentil bagi mahasiswa S3 jurusan eksakta di luar negeri mendapat Rp 30 juta. Dan bantuan insidentil mahasiswa jurusan noneksakta luar negeri Rp 25 juta.
Para mahasiswa tersebut di antaranya adalah, Rachmad Firdaus, kuliah di Hiroshima University Japan, program studi Landscape Planning and Enviromental Management. Dian Afriyanti kuliah di Wagenengen University, Program Studi Enviromental System Analiysis. Abdul Hafiz Muahammad Mukhlish kuliah di Universitas Islam Antar Bangsa Malaya Program Studi Quran and Sunnah Studies.
Zikwan kuliah di University of Malaya dengan Program Studi Pemikiran Politk Islam. Sri Wachyunni kuliah di University of Groningen dan Novi Dayanti kuliah di University of Sussex Inggris.
No comments:
Write komentar