Thursday, July 26, 2018

Argumen Sederhana Alquran tentang Tuhan

• Argumen Sederhana Alquran tentang Tuhan •

Pada zaman Nabi, gambaran tentang Tuhan amat mudah dijelaskan. Dengan amat sederhana. Lewat penjelasan yang mudah dipahami.

Argumen yang dibangun Alquran tentang Tuhan itu SEDERHANA

Misalnya,
Untuk membantah klaim kaum Nasrani yang menuduh Isa sebagai Tuhan, Alquran cukup menyatakan:
(مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ)
[Surat Al-Ma'idah 75]

"Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)."

Coba perhatikan kalimat:
"Kedua-duanya memakan makanan."


Itu adalah dalil skak mat bahwa Isa dan Bunda Maryam bukan tuhan
Coba dibayangkan, Anda punya tuhan yang doyan makan pula.

Suatu hari, tuhan bertamu ke rumah Anda
Sang tuhan nampak kelelahan, lalu Anda dengan senang hati menyuguhkan makanan
Usai makan, "tuhan" kelihatan lebih segar dan sehat.

Lalu,
Anda bangga bercerita bahwa kemarin habis menjamu tuhan yang kelelahan karena belum makan.
Kan gak keren sama sekali punya tuhan yang juga lapar dan makan--seperti Anda

Contoh lain, ketika Firaun mendaku diri sebagai tuhan,
Nabi Musa datang mendebatnya.
Dengan berjibun argumen dan fakta akan kuasanya, Firaun percaya diri bahwa hanya dialah yang paling layak disebut sebagai tuhan
Ia bahkan membuktikan diri bisa 'menghidupkan' atau 'mematikan' orang--sesuai kehendaknya.

Tapi, apa jawab Nabi Musa as saat ditanya Firaun seberapa kuasanya tuhanmu itu?
Al-Quran menjawab,
(قَالَ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ)
[Surat Asy-Syu'ara 26]
"Musa berkata (pula): "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu."

Jawaban skak mat pada Firaun, juga bagi para hadirin di ruang debat tersebut
Bagaimana tidak; kalau Firaun adalah tuhan, lalu tuhannya nenek moyang Firaun siapa?
Kalau Firaun sang tuhan, bisa 'mematikan' manusia zamannya, lalu yang 'mematikan' tuhan zaman nenek moyangnya itu siapa?
Padahal kelahiran Firaun juga baru beberapa puluh tahun lalu
Apakah logis tuhan muncul terlambat setelah makhluknya?

Di ayat lain, ketika kaum jahiliah punya standard bahwa tuhan itu harus banyak, karena yang diurus itu amat banyak. Maka, Alquran membantah klaim mereka dengan argumen:

(لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ)
[Surat Al-Anbiya' 22]
"Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan."

Ayat lain menyebutkan:
(ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ)
[Surat Az-Zumar 29]

Nabi Muhammad bertanya pada orang-orang kafir,
"Coba bandingkan, andai kalian punya banyak majikan. Yang semua majikan itu amat kuat dan berkuasa. Semuanya tidak mau disepelekan perintahnya. Semuanya, ingin kalian menuruti segala perintah mereka.
Dibandingkan dengan punya satu majikan. Yang majikan ini juga amat berkuasa, kuat, dan tak mau disepelekan perintahnya. Satu majikan ini juga ingin kalian taati perintahnya.

Kalian pilih yang mana?
Punya majikan banyak atau majikan cuma satu?"

- Tentu saja cuma SATU, hai Muhammad. Wong nuruti karepe satu majikan saja sulitnya minta ampun. Bagaimana kalau punya banyak majikan. Jawab mereka.
- Begitulah dengan Tuhan. Gak usah banyak-banyak. Bisa hancur dunia seisinya.

Contoh lainnya,
Saat orang kafir gemar mengidolakan berhala dan patung-patung sebagai tuhan, Nabi Muhammad saw cukup berargumen sederhana.

Dalam Alquran disebutkan:
Andaikan kalian punya seorang hamba (pelayan) yang lumpuh. Tiap hari segala kebutuhannya kalian penuhi. Sementara dia kalian suruh kemana pun tidak bisa. Tidak memberikan manfaat kebaikan apapun pada kalian, padahal kalian yang merawat dan memenuhi kebutuhan hariannya?

- Apa kalian mau? Tanya Nabi.
- Ya, jelas gak mau, Muhammad.
- Lho, padahal pelayan yang kalian suruh untuk mengurus hal-hal remeh temeh saja, kalian tidak mau jika dia lumpuh dan tidak bisa apa-apa. Bagaimana dengan Tuhan untuk kalian--yang urusannya amat besar dan sulit. Masak kalian rela punya tuhan yang lumpuh dan tak bisa apa-apa? Seperti berhala itu.

Babat, 25 Juli 2018
@mskholid @ruanginstalasi
~ Disarikan dari Ngaji bareng Gus Bahauddin Nursalim - Tafsir Jalalain. Dengan beberapa modifikasi dan penyesuaian.
~ Foto hanya pemanis tulisan.

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)