Showing posts with label Khutbah. Show all posts
Showing posts with label Khutbah. Show all posts

Friday, June 13, 2025

7 Amal Jariyah

 Khutbah I

   اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللّٰهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ،  قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ 

Muslimin rahimakumullah

Mengawali khutbah Jumat ini, marilah kita senantiasa mengingat akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah swt kepada kita. Untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt.  

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah…

 

Wonten ing kesempatan ingkang sae meniko, khatib mengajak dateng diri pribadi lan sedoyo jamaah untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan cara berusaha sekuat tenaga ngelampahi perintah-perintah Allah lan menjauhi sedoyo larangan- larangan-Nya. Beribadah kepada Allah merupakan bentuk ketakwaan kita sebagai seorang hamba. firman-Nya wonten Al-Qur’an:

   يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya, "Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al Baqarah ayat 21)  

Maasyiral Muslimin, jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah

Salah satu cara mewujudkan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari inggih meniko dengan cara beramal baik. Sekecil apapun kesaenan ingkang kitho lampahi, bakal diperhatikan lan dibalas oleh Allah SWT. Bahkan, Allah akan mengganjar dengan balasan yang lebih baik dari yang kita kerjakan.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

   مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ  

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan." (QS An-Nahl ayat 97)  

Ayat tersebut, memberi janji kepada kita; bahwa amal kebaikan yang kita lakukan dalam keseharian, akan dibalas oleh Allah dalam bentuk kehidupan yang baik dan menentramkan. Selain tentu saja, balasan-balasan lain yang lebih baik.

Sebaliknya, sekecil apapun perbuatan buruk yang kita lakukan di dunia ini, akan mendapatan balasan yang sesuai—bisa langsung di dunia maupun dobel di akhirat kelak.

Sebagaimana firman Allah:

   فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ۝٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗࣖ ۝٨  

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya." (QS Az-Zalzalah ayat 7-8)  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Kita sedoyo, tentu saja pengen terus menerus nyelengi amal kebaikan. Ananging, keterbatasan umur, menghalangi kita setelah meninggal dunia, mboten saget maleh berbuat amal kebaikan di dunia. Keranten meniko, kita perlu mempersiapkan diri, mumpung masih diberikan kesempatan dan peluang hidup wonten ing dunia meniko.  

Caranya ialah dengan merujuuk sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

   إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ  

Artinya, "Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak saleh yang selalu mendoakan orang tuanya" (HR Muslim).  

Tiga pilihan amal di atas, bisa menjadi pilihan bagi kita supados nggadahi celengan utawi investasi kebaikan ingkang saget terus menerus mengalirkan pahala—sekalipun tubuh kita sudah terbujur kaku di alam kubur.

Kemudian, wonteng ing hadits lainnya, ingkang dipun riwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ra. Bahwa Nabi Muhammad saw juga menerangkan wonten 7 jenis amalan ingkang pahalanya terus mengalir, meski sang pemilik amal sampun meninggalkan dunia:

   سَبْعٌ يَجْرِى لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْماً، أَوْ كَرَى نَهْراً، أَوْ حَفَرَ بِئْراً، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً، أَوْ بَنَى مَسْجِداً، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفاً، أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ  

Artinya, "Ada tujuh jenis amal yang pahalanya terus mengalir kepada seseorang di alam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu, (2) orang yang mengalirkan (mengeruk atau meluaskan) sungai, (3) orang yang menggali sumur, (4) orang yang  menanam pohon kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang mewariskan mushaf, (7) orang yang meninggalkan anak keturunan yang memintakan ampunan baginya setelah dia matia,” (HR Al-Bazzar, Abu Nu’aim, dan Al-Baihaqi). (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 305-306).  

Menawi kitho perhatikan, dari amalan-amalan ingkang disebutkan wonten ing hadist di atas, ada satu poin persamaan; yaitu amalan tersebut nggadahi azas kebermanfaatan. Tidak hanya kangge pemilik amal, tetapi bermanfaat kangge banyak orang. Semisal, dengan mengajarkan ilmu, kebaikan dari ilmu tersebut akan terus berlangsung secara turun-temurun, bahkan hingga puluhan atau ratusan generasi berikutnya.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw:

   مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ  

Artinya, "Barangsiapa yang membuat sunnah hasanah (contoh yang baik) dalam Islam, maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.." (HR Muslim)  

Begitu pula dengan membangun masjid utawi musholla, menanam pohon, dan amalan-amalan yang telah disebutkan, selama masjid utawi musholla tersebut masih dimanfaatkan kangge beribadah lan pohon yang ditanam, dapat diambil manfaatnya, maka pahalanya akan mengalir kepada sang pemilik amal, meski ia tak lagi di dunia.  

Keranten meniko, selagi kita masih hidup. Selagi tasik wonten kesempatan, monggo sekuat tenaga ngelampahi amalan-amalan tersebut sesuai kemampuan masing-masing. Menawi mboten saget mengamalkan semuanya, setidaknya kita saget mengamalkan salah satu dari tujuh amalan tersebut. Sehingga, kita berharap, meski kelak kita sampun meninggal dunia, pahalanya akan terus mengalir kepada kita. Amin ya Rabbal Alamin

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Kangge mengakhiri khutbah ini, monggo kita berdoa dumateng Allah SWT; mugi-mugi dipun paringi rahmat, keberkahan, lan kemampuan untuk bisa mengamalkan kebaikan-kebaikan, yang pahalanya senantiasa mengalir kepada kita, meski kita tak lagi hidup di dunia. Amin ya Rabbal Alamin...

أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر،

   بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ،

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ،

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ،

عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرْ

 

Ustadz Ajie Najmuddin, Pengurus MWCNU Banyudono Boyolali.


Friday, April 4, 2025

Khutbah Jumat: Istiqomah Setelah Ramadan

 

Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،

أَمَّا بَعْدُ   فَيَاعِبَادَ اللّٰهِ ، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ،. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.

Jamaah Jumat Rahimakumullah 

Wonten ing kesempatan ingkang minulyo meniko, bolak-balik khotib mboten bosen untuk terus berwasiat terhadap diri pribadi khatib lan mugi-mugi sumerambah dumateng manah dan pribadi jamaah sedoyo. Anggen kitho netepi takwa dumateng Allah SWT; kaleyan sebenar-benarnya takwa. Yakni, dengan cara melaksanakan sedoyo perintahipun Gusti Allah lan nebihi sedoyo larangan-laranganipun Allah SWT.

Amergi, ukuran manusia terbaik di sisi Allah mboten dinilai kaleyan harta lan kekayaan, mboten dinilai kaleyan tingginya pangkat lan jabatan, ananging hanya dipun nilai kaleyan seberapa besar dan kuat tingkat ketakwaan kita kepada Allah SWT. إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Jamaah Jumat Rahimakumullah 

Empat hari Ramadhan berlalu saking keseharian kita. Wonten satu ayat ingkang sering kita dengar sepanjang Ramadhan; inggih meniko firman Allah SWT wonten ing Surat Al-Baqarah ayat 183:

  يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ   

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”  

Satu bulan kita berpuasa lan ngelampahi ibadah-ibadah lainnya, salah satu tujuannya ialah supados kita saget dados tiyang-tiyang ingkang netepi takwa dumateng Allah SWT.

لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ   

Satu hal ingkang perlu kita cermati, bahwa ayat di atas menggunakan redaksi kalimat fiil. تَتَّقُونَ    . Yakni kata kerja fiil mudhari’ yang bermakna aktivitas ingkang dilakukan sekarang dan untuk seterusnya. Niki berarti, tujuan saking puasa ingkang kita laksanakan sepanjang Ramadan kemarin ialah suapaya kitha senantiasa selalu melakukan amaliah-amaliah yang mendukung kita menjadi sosok-sosok muttaqin (orang yang bertakwa kepada Allah SWT).

Beda kalau misalnya redaksi ayat menggunakan kalimat muttaqin; isim fail. Yang berarti sudah menjadi sosok utawi profil orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Seperti contoh dalam Surah Al-Baqorah ayat 2-4:

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ ۝٢ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ ۝٣  وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ ۝٤

Saking ayat di atas dapat kita simpulkan beberapa ciri sosok manusia ingkang sampun nggadahi prediket muttaqien. Yakni Pertama, iman pada hal-hal ghaib. Kedua, mendirikan sholat. Ketiga, menginfakkan hartanya. Keempat, iman pada kitab-kitab Allah. Dan kelima, yakin akan adanya hari akhirat.

Selain 5 ciri di surat kedua dalam Alquran, tentu saja masih masih banyak ciri-ciri orang-orang bertakwa lainnya yang disebutkan dalam Alquran. Mugi-mugi kita sedoyo, jamaah masjid Raudlatul Muttaqin, sesuai namanya—taman orang-orang yang bertakwa, termasuk mendapatkan predikat takwa ini dari Allah SWT.

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Untuk meraih derajat takwa tentu saja mboten saget sulapan, dalam sekejap lantas tiba-tiba saget dapat prediket tersebu. Perlu sikap istiqomah dan konsistensi dalam menjalankan setiap amal ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Amergi, konsisten merupakan kunci kangge menggapai kesuksesan lan keberhasilan dalam setiap peran kehidupan kita wonten di dunia meniko—termasuk dalam hal ibadah dan amaliah kebaikan sehari-hari. Sebab, ibadah terbaik inggih meniko ibadah ingkang disertai konsistensi dalam menjalaninya.

Sebagaimana dawuh Baginda Rasulillah saw:

 إِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللّٰهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ    

Artinya, “Sesungguhnya, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten sekalipun sedikit.” (HR Imam Muslim)

Saking hadits di atas, kita mengetahui konsistensi ngelampahi suatu amal merupakan wasilah untuk menjadikan amal tersebut menjadi amal terbaik. Keranten meniko, penting kangge kita untuk berusaha melestarikan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Terlebih, setelah kita melalui sekian banyak kebaikan di bulan Ramadhan yang lalu. Kita usahakan, amal-amal kebaikan tersebut juga dilanjutkan setelah Ramadhan usai.

Ibarat kata, sudah terbiasa qiyamul lail 23 rokaat selama satu bulan penuh, mosok kok mboten saget qiyamul lail 2- 4 rokaat setiap malam.

Sampun biasa poso setiap hari selama 30 hari, mosok kok mboten kuat menawi poso 2 – 3 hari setiap bulan.

Sampun terbiasa berbagi takjil dan menu berbuka ratusan ribu, hingga jutaan di bulan Ramadan. Mosok berbagi puluhan ribu kepada orang lain, kok mboten saget. Dan contoh-contoh kebaikan lainnya ingkang sampun kita sedoyo lampahi.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Menjadi tiyang ingkang istiqomah dalam kebaikan mboten gampang. Keranten meniko, tidak mengherankan apabila Allah menjanjikan balasan yang istimewa mereka. Sebagaimana firman Allah dalam surah Fusshilat:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (konsisten-istiqomah), maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kalian merasa takut dan jangan bersedih hati; dan bergembiralah kalian dengan surga yang telah dijanjikan.” (Surat Fushshilat ayat 30)

Jamaah Masjid Raudlatul Muttaqin ingkang minulyo,

Untuk menggapai sikap konsisten lan istiqomah dalam kebaikan, setidaknya wonten tiga cara sebagai berikut:

Pertama adalah dengan meluruskan niat. Sebagaimana Baginda Nabi saw bersabda:

    إنَّمَا الأعمَالُ بالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِيءٍ مَا نَوَى  

Artinya, Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan." (Riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).  

Tiyang ingkang sampun niat, nggadahi tekad-azzam ingkang kuat, insya Allah bakal menemukan jalan lan kemudahan kangge mencapai cita-citanya tersebut. Amal kebaikan ingkang tanpa disertai niat yang kuat, ibarat horog-horog asem, hanya rame di awalnya saja.

Ingkang nomer kaleh; ialah berkumpul bersama orang-orang baik lan saleh. Teman utawi konco kumpul adalah bagian penting ingkang saget memengaruhi karakter seseorang. Jika lingkungannya baik dan benar, insya Allah seseorang akan mendapat kebaikan, kebenaran, dan keistiqomahan. Sebagaimana perumpamaan yang disabdakan Baginda Nabi saw:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسُّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ. فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً؛ وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً 

“Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dan pandai besi. Ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan berteman dengan pandai besi; bisa jadi percikan apinya akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya.” (Riwayat Imam Al-Bukhari).  

Jamaah Jumat Rahimakumullah 

Nomer tigo, utawi yang terakhir ialah senantiasa berdoa lan meminta pertolongan kepada Allah SWT. Perjalanan hidup manusia niku dinamis. Saget berubah-ubah dengan mudahnya. Isuk dele, sore tempe.  Allah-lah yang memiliki hak dan maha kuasa untuk membolak-balikkan hati manusia. Keranten meniko, ikhtiar kita salah satunya inggih meniko dengan berdoa setelah tasyahud akhir di setiap shalat:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ  

Artinya, Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu."  

Jamaah Jumat Rahimakumullah 

Mekaten khutbah ingkang sagt kulo sampaikan pada siang hari ini. Mugi-mugi saget manfaat lan dados pengiling kangge kitha sedoyo bagi kita semua. Amin ya Rabbal 'alamin.

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

   أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ  

Khutbah II

   اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا،

 أَمَّا بَعْدُ   فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ. فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

وقال النبي ص: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. 

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ  

عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ  

Friday, January 24, 2025

Khutbah Jumat tentang Sholat - Bulan Rajab

 Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،   

أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا المسلمون، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ،

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ.

Wonten ing kesempatan ingkang minulyo meniko, bolak-balik khotib mboten bosenuntuk terus berwasiat terhadap diri pribadi khatib lan mugi-mugi sumerambah dumateng manah dan pribadi jamaah sedoyo. Anggen kitho netepi takwa dumateng Allah SWT; kaleyan sebenar-benarnya takwa. Amergi, ukuran manusia terbaik di sisi Allah mboten dinilai kaleyan harta lan kekayaan, mboten dinilai kaleyan tingginya pangkat lan jabatan, ananging hanya dipun nilai kaleyan seberapa besar dan kuat tingkat ketakwaan kita kepada Allah SWT. Yakni, dengan cara melaksanakan sedoyo perintahipun Gusti Allah lan nebihi sedoyo larangan-laranganipun Allah SWT.

 

Hadirin jamaah rahimakumullah...

Sak meniko kita wonten di ujung bulan Rajab. Salah satu bulan mulia, ingkang pada bulan Rajab meniko wonten peristiwa besar; yakni Isro’ Mi’roj Baginda Rasulullah saw. Wonten ing kesempatan itulah, Baginda Rasulullah saw mendapatkan perintah kewajiban sholat 5 waktu, ingkang dados kewajiban kita Umat Islam hingga saat meniko.

Shalat merupakan tiang agama. Sami kaleyan bangunan ingkang kokoh, pasti didasari dengan tiang yang kuat dan kokoh pula. Begitu pula dengan agama seorang Muslim, bakal dados kuat lan kokoh manakala piyabak e istiqamah dalam ngelampahi kewajiban shalat.

Keranten meniko, menjaga shalat 5 waktu merupakan kewajiban ingkang mboten saget ditawar-tawar lagi. Apapun keadaan kita, baik di kendaraan, pesawat, kereta api, atau bahkan dalam keadaan sakit, kewajiban sholat masih tetap harus dilakukan. Allah SWT berfirman:

   حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ ۝٢٣٨  

Artinya, “Peliharalah semua shalat fardlu dan salat Wusā. Berdirilah karena Allah (dalam shalat) dengan khusyuk.” (QS Al-Baqarah: 238).  

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Syekh Nawawi Al-Bantani wonten ing kitabnya Marah Labid menjelaskan bahwa ayat dalam surat Al-Baqoroh di atas memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga shalat dengan cara menyempurnakan rukun dan syarat-syaratnya. Wonten ing penjelasannya, beliau menyebutkan bahwa ada dua makna penting dalam menjaga shalat.  

Makna pertama, inggih meniko penjagaan yang berhubungan langsung antara hamba dengan Allah.

Lewat ayat tersebut, seakan-akan dikatakan: “Jagalah shalat yang diperintahkan kepadamu, niscaya Allah akan menjagamu karena engkau menjaga perintah-Nya.”  

Maksudipun, tiyang ingkang saget menjaga shalatnya dengan baik, mongko bakal mendapatkan kemuliaan di sisi Allah. Allah SWT bakal menjaganya saking hal-hal buruk yang tidak disukai.

Makna kedua, inggih meniko penjagaan yang berhubungan antara seseorang dengan shalat itu sendiri. Seolah-olah dikatakan: “Jagalah shalatmu, niscaya shalat itu akan menjagamu.”  

Perkataan meniko, nuduhaken beleh shalat nggadahi peran luar biasa, amergi shalat adalah ibadah yang Allah SWT nyatakan mampu mencegah seseorang dari perbuatan keji dan tercela. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah al-Ankabut:   وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ    

Artinya, “Tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-'Ankabut [29]: 45).  

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Masih dalam kitab yang sama, Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa shalat nggadahi kekuatan kangge mencegah seseorang saking dua hal. Pertama, shalat mencegah dari perbuatan keji yang ditafsirkan sebagai ta’thil utawi atheisme, yaitu pengingkaran terhadap keberadaan Tuhan. Kedua, shalat mencegah saking perbuatan munkar yang ditafsirkan sebagai kemusyrikan, yaitu keyakinan adanya Tuhan selain Allah SWT.

Saking penjelasan meniko, saget kita pahami beleh shalat benar-benar menjadi tiang agama. Shalat bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan ibadah yang di dalamnya terkandung makna tauhid ingkang bakal menguatkan keimanan kita

Keranten meniko, tidaklah mengherankan jika dalam Islam shalat diibaratkan sebagai tiang. Sebab, jika tiang ini roboh, maka bangunan yang dibangun pun akan runtuh. Demikian pula agama; menawi mboten diperkuat dengan tiangnya, yaitu shalat, maka lambat laun ia akan goyah dan roboh. Na’udzubillah.  

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Untuk menunjukkan betapa pentingnya posisi sholat dalam ibadah, wonten ketentuan beleh amal perbuatan seseorang akan diterima oleh Allah SWT jika shalatnya benar. Sebagaimana sabda Baginda Rasulullah SAW:

   أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ، فَإنْ صَلُحَتْ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ، وَإنْ فَسَدَتْ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ  

Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi.” (HR. Tirmidzi).  

Rasulullah SAW ugi bersabda :

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟

Artinya: “Bagaimana pendapat kalian jika ada sungai di depan pintu rumah seseorang, dan ia mandi di sana lima kali sehari? Apakah masih ada kotoran yang tersisa di tubuhnya?”

Para sahabat menjawab, “Tidak ada.” Rasulullah SAW kemudian bersabda:

فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا

Artinya: “Begitulah perumpamaan shalat lima waktu, Allah menghapus dosa-dosa melalui shalat tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Melalui hadits ini, Rasulullah SAW menggambarkan bahwa shalat lima waktu adalah cara Allah SWT membersihkan dosa-dosa kecil yang kita lakukan setiap hari. Shalat menjadi sarana kangge menyucikan diri, sebagaimana mandi lima kali sehari membuat tubuh kita bersih dari kotoran.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikianlah khutbah singkat pada siang hari ini. Mugi-mugi nopo ingkang disampaikan bermanfaat kangge kita sedoyo, lan Mugi-mugi Allah SWT senantiasa menjadikan kita serta keluarga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang istiqamah dalam menjaga shalat. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ.

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا  اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ  

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ  

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ


Saturday, June 24, 2023

Khutbah Jumat: 4 Model Anak dalam Al-Qur’an

 Hadirin jamaah jumah rahimakumullah...


Monggo sareng2 nderes maleh kandungan Alquran. Khususipun ingkang berbicara tentang anak.

Wonten Alquran, dipun sebutkan 4 macam model anak:


1. Anak sebagai Perhiasan Dunia


Hal meniko diungkapkan dalam surah Al Kahfi:

   الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ 

 “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,” (QS. Al-Kahfi [18]: 46). 


Layaknya sebuah perhiasan, fungsinya inggih meniko dados pepaes kangge kedua orangtua dan keluarganya.

Anak model perhiasan meniko pun ngganteng, ayu, pinter, juara, selalu naik podium mendet piala, saget dados kebanggaan dan kebahagiaan orangtua.


Biasanya akan diperlakukan dengan baik, dijaga,  disayang, dimanja, dan dipenuhi segala kebutuhannya dg sebaik-baiknya oleh para orangtua.


Ananging, mboten sedoyo tiyang sepah diparingi Allah anugerah anak ingkang saget dados perhiasan meniko.

Yang kebetulan, diparingi Allah anak model ngoten; selalu iling² ampun ngantos sombong lan merasa gumede. Ampun ngantos ngeroso anak e niku pinter lan sae gara2 ulangan e wong tuwone.


Malah ten lanjutan ayat sampun disebutkan:

 والباقيات الصالحات خير عند الله 

Tinggalan ingkang sae, amal jariyah, dlsb itu lebih baik dan lebih bisa diharapkan pahalanya di sisi Allah. 


Hadirin jamaah jumah rahimakumullah...


No 2. Anak sebagai Fitnah


Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, tp fitnah dalam artian ujian.


Firman Allah SWT:

   إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ   "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun [64]: 15).   


Ayat meniko nuduhaken anak sebagai amanah utawi titipan saking Allah. 

Keranten amanah, kedhah dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Dipenuhi hak-haknya, disayang, lan dibekali pendidikan, agar memiliki masa depan yang cerah dan saget membahagiakan orang tuanya.


Jangan sampai kejadian seperti zaman jahiliyah. Tiyang nggadah anak wedok, niku sungkan. Dianggep mboten saget membawa kebanggaan lan kehormatan kangge orangtuanya.

Mangkane, riyen zaman jahiliyah katah orangtua ingkang mateni anak e dewe.


Zaman sak niki ngge ternyata katah juga. Bayi dibuang ten kali. Bayi dibuang ten tong sampah. Nauzubillah...

Jarene alasane wong tuwone mboten sanggup nguwehi mangan.


Kok ge-er temenan!!!

Mongko pesen e Gusti Allah.

ولا تقتلوا اولادكم خشية إملاق

Ojo pisan² mateni anak-anak mu gara2 wedi kelaparan.

نحن نرزقهم وإياكم

Kami (Allah)-lah yang memberi rejeki, nguwehi pangan, lan nguwehi sehat. Mboten kulo lan panjenegan utawi orangtua masing-masing. 


Namanya juga ujian. Kadang, wonten tiyang miskin tapi dipun paringi Allah anak ingkang katah. Sak wangsulipun, wonten tiyang sugih, tapi mboten diparingi anak sekalipun sampun ikhtiar kesana kemari.


Sedoyo meniko adalah bagian dari ujian kangge kito wonten ing kehidupan duni. Yang terpenting, adalah bagaimana kita selalu menyikapi setiap momen hidup; yang baik utawi yang buruk sesuai ajaran syariat agami Islam. 


Maasyiral Muslimim rahimakumullah...


Ingkang no.3 

Inggih meniko: Anak menjadi MUSUH. 


Hal itu diungkapkan dalam ayat surah At taghabun:


  يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ 


"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taghabun [64]: 14).   


Sebagian ulama ahli tafsir menjelaskan, bahwa maksudnya ialah: anak model musuh meniko itu yang menghalang-halangi kita taat dateng Allah, merintangi amal sholeh kita, dlsb.


Contohipun:

Wonten anak itu, wong tuwone sugih.

Lha piyambak e pengen nyumbang masjid utawi lembaga pendidikan.

Lhaaaa kok dikendo2ni anak e.


Ini termasuk anak sebagai musuh orangtua dari melakukan kebaikan2 dan amal sholeh.


Mongko wong tuwo nek ngadahi anak model ngeten, kedhah ati2. Kudu saget ngandani. Mpun ngantos, malah wong tuwone nderek kendo. Mboten sido jariyah, malah kedisik-an mati.


Harta warisan e digawe royok an anak2 e. 

Nek anak e sae, alhamdulilah. Iling wong tuwone. Seneng nyelameti, seneng jariyah amal kangge wong tuwone. Ananging, nek anak e nakal, nopo mboten malah bablas hartanya. 

Sing rugi nggeh wong tuwone wonten ing alam kubur.


Kuncine mung setunggal; nek anak e dididik agomo, insya Allah gampang tuturan e, lan gampang diilingne. 


Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...


#4. Anak sebagai Qurrota A'yun


Anak Penenang hati, penyejuk jiwa, dan pemimpin orang-orang yang bertakwa. 


Niki tipe anak terbaik dan terhebat menurut Alquran. Firman Allah SWT:

   رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً 

  “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqan [25]: 74).


Para ulama tafsir menyebutkan, beleh maksud saking qurrata a’yun dalam ayat di atas adalah anak-anak ingkang saleh, anak2 ingkang taat kepada Allah, berbakti kepada orangtua, dan bermanfaat bagi sesama. 


Keranten meniko, mboten heran nek anak2 jenis terbaik niki saget dados pemimpin ingkang sae di kalangan orang-orang yang bertakwa.

Saget dados kebanggaan dan pembela bagi para orangtua, baik di dunia hingga di akhirat kelak. 


Nggadah anak model qurrota ayun ngeten niki, nggeh mboten gampang.

Perlu perjuangan keras saking orang tua untuk mengasuh, mendidik, membina, lan mengarahkan, bahkan sudah pasti membiayainya. 


Dan yang tak kalah penting adalah rutin didoakan, baik dari orangtua maupun dari orang-orang yang saleh.

Ugi perlu dipun tirakati. Utamanipun tirakat saking ibundanya masing2. 


Baik dengan cara puasa, sedekah, utawi yang paling gampang dilakukan adalah membacakan Fatihah setiap hari seusai sholat 5 waktu. Khusus dipun tujukan kangge anak-anaknya; Mugi-mugi dados keturunan ingkang sae. Ingkang saget menjadi pembela dan penolong orangtuanya di dunia lan akhirat.


Mekaten khutbah jumat pada hari ini. Mugi-mugi kita saget bermanfaat kabgge kita. Amin ya Rabbal alamin...


اعوذ بالله من الشيطان الرجيم 

والذين آمَنُواْ واتبعتهم ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ} [الطور: 21] ..   


بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. 

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)