Tuesday, December 18, 2018

Imam yang Ngeden Bacaannya

• Imam yang Ngeden Bacaannya •

Suatu hari, dalam perjalanan ke Jogja (hari Jumat), saya bersama dua santri terpaksa Jumatan di jalan. Daerah Alas Roban.

Jumatan di sebuah masjid kecil.
Yang ikut jumatan, hanya 16 orang.
Khutbahnya gak karuan. Entah apa yang dibahas.
Saat shalat, bacaannya berat.
Susah sekali sepertinya bagi dia baca ayat-ayat.

Jangan tanya tajwidnya. Apalagi makharijul hurufnya.
Intinya, jaaaauh dari standard bacaan yang benar.
Dalam hati, saya bergumam; Ya Allah, betapa beratnya dia baca firman-Mu. Seperti orang sambil ngeden saat hendak melahirkan.

Usai jumatan, dua santri saya mengulang shalatnya dengan shalat Dzuhur. Memang secara fiqih, jumatan tersebut tidak sah.
Tapi, saya gak mengulang shalat.

Santri saya bertanya;
"Gus, kok mboten ngulangi shalat?"

"Iya, saya sengaja. Saya ingin menunjukkan pada Allah bahwa saya ikhlas diimami orang seperti itu. Saya ingin menyatakan kepada Allah bahwa meskipun secara standard fikih itu tidak benar, tapi yang namanya kebaikan dan sujud pada Allah pasti benar di sisi Allah.
Apapun bentuknya. Siapapun orangnya."

Karena itu,
Saya gak pernah pilih-pilih imam.
Saya persilakan siapapun jadi imam saya.
Orang jenggoten.
Celana cingkrang.
Sarungan.
Pakai jubah.
Pakai sorban.
Saya ikhlas dan bersedia jadi makmum mereka. Walaupun bacaannya salah, saya tidak pernah menyesal.

Memang, ada hadits :
"Yang jadi imam adalah yang paling kompeten dalam Alquran."

Tapi ingat, ada juga hadits:
"Shalatlah di belakang orang Yang mengucapkan la ilaaha illallah."

Juga ada riwayat:
"Shalatlah di belakang baarr (pelaku kebaikan)  & fajir (pelaku keburukan)."

Saya ingin Allah menyaksikan; saya pernah mengamalkan semua hadits tersebut.

~ dari cerita Gus Baha'

Wednesday, December 12, 2018

Daun "Penyembuh" Sakit Gigi

Daun ciplukan. hanya ilustrasi
• Daun "Penyembuh" Sakit Gigi •
Suatu ketika Nabi Musa as sakit gigi. Tidak ke tabib atau dokter. Tapi, sebagai Kalimullah--beliau langsung periksanya ke Allah. Minta petunjuk obat atas sakit yang dideritanya.
Allah SWT memberikan petunjuk obatnya. Yaitu selembar daun yang terletak di sebuah tempat.
Nabi Musa mengambil daun tersebut dan mengunyahnya. Sakit yang disebut lebih menyakitkan dibanding sakit hati ini seketika sirna.
Nabi Musa bersyukur.
Lain waktu, gigi Nabi Musa as kembali sakit. Dengan amat percaya diri, Nabi Musa inisiatif mengunyah daun yang sama--seperti yang diberitahukan Allah beberapa waktu sebelumnya.

Tuesday, December 11, 2018

Siapa Calon DPD RI yang Paling Banyak Bannernya?



Mencalonkan diri jadi anggota DPD RI itu berat.
Saingannya 34 orang--dan daerah pemilihannya se-Jawa Timur. Tidak seperti caleg DPR Pusat yang hanya dua kabupaten.

Ini se-Jawa Timur.
Saking luasnya jangkauan, tak banyak masyarakat tingkat akar yang mengenal calon DPD-nya.
Pun tak tahu harus memilih siapa.

Nah, menyambut pesta demokrasi tahun depan, saya akan berusaha menulis secara rutin (sak sempat-e) hal-hal kecil di sekitar kita terkait agenda 5 tahunan ini.

Pertama soal banner--alat peraga kampanye yang paling diandalkan calon.

Sepanjang 'jalan-jalan' saya di wilayah jalan besar Lamongan-Gresik, ada dua nama yang bannernya paling banyak menghiasi pinggir jalan.

Yang pertama (dan yang paling banyak) ialah:

Bapak La Nyalla Mattaliti
(ada facebooknya gak? Di-tag deh, siapa tahu pesen kaos. :-D)

Mantan Ketum PSSI yang sempat nyalon jadi bakal calon Gubernur Jawa Timur tahun ini.
Waktu itu, sempat bikin geger politik nasional saat gagal maju jadi calon gubernur dan berasalan kurangnya uang mahar.
Sempat jadi kawan akrab Prabowo, kini mendekat-dekat ke kubu Jokowi.

Banner Bapak ini paling banyak menghiasi jalan-jalan raya Lamongan - Gresik.
Sepertinya, beliau memang sudah nekat jadi anggota DPD saja. Daripada nyalon gubernur gak keturutan.

Saya coba cek data beliau di portal infopemilu.
Ternyata, beliau adalah nama yang paling banyak mendapatkan surat dukungan sebagai syarat maju menjadi anggota DPD RI Jawa Timur.

Jumlah dukungannya: 19.720
Fantastis.
Jauh mengungguli calon-calon lain yang rata-rata berkisar 5.000 - 6000 dukungan.

Hebatnya lagi,
Dukungan itu tersebar di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Artinya, tersebar di seluruh Kabupaten/Kota Jawa Timur.
(lihat screenshoot)

Calon DPD RI kedua terbanyak Bannernya ialah:

Bapak Shonhaji Zainuddin, SE, MM.

Saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Lamongan 2014-2019
Sudah 2 periode ini beiau jadi anggota legislatif dari PAN.

Entah apa yang mendasari pria asal Pringgoboyo Maduran ini memutuskan maju sebagai calon DPD RI.
Kalaupun legislatif tingkat kabupaten terlalu rendah, biasanya orang itu kalau mau naik kelas, ya standarnya di DPRD tingkat Provinsi.

Babat, 11 Desember 2018
@mskholid

Kaos Caleg Gus Sahul - Pondok Kranji


• Kaos Caleg •

Ini Kaos pesanan salah satu
Caleg DPRD LAMONGAN

Dari Dapil 4
(Paciran, Brondong, Laren, Solokuro)

Nama lengkap beliau;
H.M. SAHLUL KHULUQ, M.Hi.

Gus Sahul, kami biasa memanggil beliau.
Putra Almaghfurlah KH Moh. Baqir Adelan - PP Tabah Kranji.

Beliau ikhtiar berjuang untuk kebaikan lewat jalur politik mewakili keluarga ndalem. Partainya nomor urut 10 - PPP (Partai Persatuan Pembangunan) Yang berlambang ka'bah.
Dengan nomor urutnya #4.

Jadi...
Dapil 4
Nomor urut 4
Pilihan tepat. 😂

----

Ini bukan kampanye caleg
Tapi, kampanye orderan #KaosCaleg 😂😂😂

Friday, December 7, 2018

PIL

• PIL •
Seminggu ini tenggorokan saya sakit. Radang tenggorokan. Flu, pilek, dan batuk pun ikut menyerang. Saya banyak memakai masker dalam aktivitas sehari-hari. Termasuk saat tidur di kamar.
Seperti kasus-kasus batuk & pilek yang beberapa kali pernah saya alami sebelumnya, saya selalu sembuh saat berobat di Klinik Islam - Babat milik dr. W.
Sebelumnya,
Saya pernah sekitar sebulan batuk gak selesai-selesai, padahal sudah mencoba berobat ke 3 dokter dan mantri di sekitar Pucuk--tempat tinggal saya. Semuanya gak ada yang cocok. Baru ketika ada yang menyarankan ke dr. W Babat, ternyata 2 hari minum pil langsung cocok dan sembuh.
Dalam rangka mencari obat, minggu kemarin saya dengan penuh keyakinan berangkat ke Babat. Sendirian. Malam itu, ternyata yang bertugas ialah dr. W sendiri. Bukan dokter penggantinya. Saya sih cocok kedua-duanya. Pengalaman sebelumnya, selalu sembuh siapa pun yang menangani.
Saya makin manteb saja.
Lha wong yang memeriksa dan memberi resep masternya sendiri.
Pulang penuh keyakinan. Dengan obat tersebut, akan sembuh dalam waktu dekat. Saya memang paling rajin urusan minum obat
Namun, takdir berkata lain.
Saat obat terakhir resep tersebut saya minum, batuk, flu, dan pilek saya belum mereda. Hanya sedikit berkurang.
Saya periksa lagi ke klinik yang sama.
Kali ini yang menangani, dokter pengganti dr. W.
Saya bilang saja riwayat pengobatan dalam beberapa terakhir.
"Wah, bakterinya makin tinggi itu Mas. Urusan pilek dan flu begini, jenis bakteri ini yang paling tinggi," kata Pak Dokter.
"Oh, ya...?" ujar saya.
"Saya kasih obat yang agak bagusan ya?" tawar beliau.
"Iya, dok!" kata saya. Wong pengen ndang waras.
Saya bergegas pulang dan mengonsumsi obat dari dokter dengan rutin.
Ini adalah pil terakhir dari paket tersebut.
Dan Alhamdulillah, berakhir pula penyakit saya.
Lewat kejadian ini seakan ditegur Allah bahwa yang bikin sembuh itu bukan dokter. Bukan PIL. Tapi Allah SWT.
Walaupun racikan obatnya sudah tepat dan sesuai, tetap saja yang menjadi penguasa hanyalah Allah. 

Wednesday, December 5, 2018

Sukses Jihad, Selesaikan Sendiri Urusan Pribadi

SUKSES JIHAD
Selesaikan Sendiri Urusan Pribadi Masing-masing
---------
Apa anggaran paling banyak menyerap biaya dalam setiap kegiatan?
Hampir selalu urusan konsumsi dan akomodasi

Coba saja hitung,
Misalnya untuk kegiatan REUNI Alumni 212 Monas 2018 kemarin
Peserta 8 JUTA Orang
Andai anggaran konsumsi makan sekali per orang Rp.10.000,-
Maka, 8.000.000 bungkus x Rp.10.000 = 80 MILIAR
Butuh 80 miliar hanya untuk konsumsi saja
Lalu, jika ada tambahan biaya akomodasi/transportasi 10 ribu tiap peserta, maka anggarannya juga 80 miliar.
Butuh 80 miliar lagi.
Total sementara 160 Miliar; untuk dua pos anggaran (konsumsi dan akomodasi).

Untungnya, peserta Reuni Alumni 212 Monas tidak disediakan konsumsi dan atau dibayar. Semua bergerak atas kehendak pribadi dan menyelesaikan urusannya sendiri-sendiri.

Bahkan, banyak yang sambil membawa bekal berlebih--untuk persiapan berbagi dengan peserta lainnya.

Atau misalnya,
Kegiatan Istighotsah Akbar PWNU Jatim di Gelora Delta Sidoarjo, Oktober lalu
Kita anggap peserta 50 ribu orang saja (saya belum ngerti jumlah pasti peserta. Tapi, untuk kapasitas tribun Gelora Delta sebanyak 35.000 peserta)

Jika anggaran konsumsi dan transportasi 20.000,
Maka 50.000 x 20.000  = 1.000.000.000 (1 miliar)
Sudah luar biasa kebutuhannya
1 miliar hanya untuk beresin urusan perut masing-masing
Belum urusan-urusan lainnya yang lebih esensial

Atau kegiatan lain.
Misalnya pengajian, tabligh akbar, dkk. hampir semuanya menyerap anggaran paling banyak lewat pos konsumsi.
Maka,
Sejak dulu, para sahabat ketika berjihad, mereka sudah menyelesaikan sendiri urusan pribadi masing-masing (kebutuhan makan dan minum).
Meskipun misalnya, komando pusat menyediakan, mereka tidak terlalu jagakno dari sana.
Sehingga kebutuhan-kebutuhan paling penting saat jihad, bisa terpenuhi.
Kisah berat terjadi saat para sahabat harus berperang, padahal kondisi masyarakat paceklik. Banyak yang gagal panen. Sementara harus tetap berperang. Para sahabat yang berkecukupan lantas berlomba menafkahkan hartanya
Dana/donasi tersebut memang ada.
Tapi, digunakan untuk perlengkapan perang yang harus ada
Mulai kuda, unta, atau persenjataan
Bukan untuk memenuhi kebutuhan makanan pasukan
Tidak ada cerita misalnya, beberapa ekor kuda/unta disembelih tiap hari untuk kebutuhan makan para mujahid
Para sahabat peserta perang, membawa bekal sendiri-sendiri
Bahkan ada yang hanya membawa 3 butir kurma
Ketika lapar, kurma tidak digigit atau ditelan
Tapi, cukup di-emut, sampai hilang rasa lapar dan tenaga pulih
Begitu setiap hari hingga kurmanya tidak pernah habis
Yang kedua,
Jika urusan perut masing-masing ini jagakno panitia, maka akan rawan kecewa. Rawan tidak sesuai selera.
Sehingga kerap menjadi bahan caci maki--minimal gerutuan.
Padahal, pos anggarannya sudah teramat besar.
Babat, 5 Desember 2018
@mskholid
~ Inspirasi dari ngaji Gus Baha' - Narukan

Tuesday, December 4, 2018

Salah Paham Radikalis Terhadap Prinsip Ajaran Nabi saw

BUKAN IZROIL, TAPI JIBRIL
Salah Paham Radikalis Terhadap Prinsip Ajaran Nabi
.
Di antara ciri khas dakwah Nabi Muhammad saw ialah merangkul siapa saja. Baik yang patuh ataupun yang melawan. Baik yang iman maupun yang kufur. Artinya, Beliau tidak menggunakan "kapasitasnya" sebagai Nabi untuk lantas mendoakan umatnya yang kufur/menentang dakwah dengan kebinasaan (lewat azab, misalnya).

Maka, saat berdakwah, teman yang disiapkan Allah ialah Jibril--yang datang membawa wahyu dengan hujjah-hujjah. Hujjah yang "bayyinah" (bukti yang nyata tentang ajaran Baginda Nabi saw).

Andaikan prinsip dakwah Nabi adalah binasakan orang kafir, maka pengawal yang cocok untuk Baginda Rasul bukanlah Jibril. Tapi, Izroil. Atau bahkan Malaikat Malik saja sambil bawa cemeti dari neraka sana. 

Biar tugas kenabian mudah, begitu ada yang zalim, nakal, kufur, Nabi tinggal tunjuk saja. Malaikat Izroil atau Malik siap melaksanakan.

Namun, ternyata tidak.
Pengawalnya tetap Jibril, sang pembawa wahyu.

Bahkan, ketika malaikat pada gemes melihat perlakuan masyarakat Thaif kepada Sang Nabi, dan menyiapkan diri mengangkat gunung untuk ditimpakan mereka, Baginda Rasul hanya tersenyum. TIDAK. Kaumku itu  hanyalah orang-orang yang belum tahu. Andai bukan mereka yang beriman sekarang, semoga kelak anak keturunan mereka yang beriman.

Faktanya,
Sekian banyak sahabat pembela utama Nabi, dulunya ialah orang-orang kafir. Para penentang dakwah. Khalifah kedua, Umar ra dulunya juga amat memusuhi Baginda.
Andaikan dulu; begitu para penentang itu langsung didoakan mati (diazab), maka akan selesailah cerita umat ini. Tidak akan ada cerita kemenangan yang berkelanjutan hingga zaman ini. Tidak akan ada cerita munculnya mujahid-mujahid atau orang-orang saleh yang lahir dari tulang sukma para penentang dakwah.

Sekali lagi,
Bukan Izroil, tapi Jibril.
Di sinilah salah paham model dakwah radikalis.

Mereka menganggap bahwa kekufuran harus dimusnahkan seketika itu.
Orang kafir--yang menolak dakwah Islam, harus mati seketika itu. Sehingga, muncullah pembunuhan lewat bom dengan dalih jihad.

Alhasil,
Orang kafir itu tidak lantas berubah jadi mukmin.
Orang kafir itu mati dan binasa begitu saja.
Tak ada harapan kelak akan menurunkan orang-orang baik nan saleh.

Padahal, tugas dakwah ialah mengajak orang menjadi baik. Bukan memvonis lewat hukuman atau kematian.

Model dakwah seperti itu bisa jadi karena terlalu banyak menonton film action. Sang lakon akan selalu menang di akhir cerita lewat kematian atau pemusnahan para penjahat.

Atau karena terlalu fokus menyimak cerita-cerita nabi terdahulu.
Sementara minim menyimak kisah dakwah dan perjuangan Nabi terbaik, Nabi Akhir Zaman; Baginda Rasulullah saw.

Kisah Nabi Nuh as, misalnya.
Strategi dakwah beliau dan kesabaran dalam berdakwah patut dijadikan pelajaran luar biasa bagi para mujahid. Saking hebatnya, para ulama sepakat beliu termasuk Rasul Ulum Azmi.

Namun,
Ada satu hal yang tidak bisa diikuti dari keputusan akhir Nabi Nuh as.
Ketik dakwah mentok (sekitar 950 tahun, hanya mendapatkan 80 an pengikut), beliau lantas berdoa pada Allah:
(وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا)
[Surat Nuh 26]
"Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi."

Doa beliau:
Pemusnahan massal orang-orang kafir dan para penentang dakwah dari atas bumi.
Dan Allah meng-ijabah doa kekasih-Nya, Nabiyullah Nuh as.
Apa argumen Nabi Nuh as, kok sampai meminta Allah memusnahkan seluruh orang kafir di muka bumi?

Ayat berikutnya menjelaskan:
(إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا)
[Surat Nuh 27]

"Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir."

Bagi Nabi Nuh as, orang-orang kafir itu tidak punya harapan lagi.
Bapaknya kafir, anaknya pasti kafir. Bahkan lebih kafir lagi.
Bapaknya penjahat, pasti anaknya lahir penjahat. Bahkan bisa lebih jahat lagi.

Padahal, faktanya kan tidak begitu.
Allah SWT memang lantas meng-ijabah doa Nabi Nuh as.
Tapi, juga menyindir pemahaman model dakwah beliau lewat anaknya bernama Kan'an--yang kafir.
Padahal lahir dari orang paling saleh zaman itu.

Begitu pula banyak kisah-kisah nabi lainnya yang umatnya diazab, justru karena doa nabinya sendiri.

Nah, model dakwah yang langsung "SELESAI TUGAS" seperti inilah yang direvisi (dinasakh) oleh Khatamul Anbiya', Baginda Rasulullah saw. Dan tidak akan berlaku pada umat beliau hingga akhir zaman--kafir ataupun mukmin. 

Karena beliau diutus إلا رحمة للعلمين
Sekali lagi,
Bukan Izroil
Tapi, JIBRIL

Wallahu a'lam...

Babat, 4 Desember 2018
@mskholid

~ Disarikan dari beberapa rekaman ngaji bareng Gus Bahauddin Nursalim - Narukan. Dengan beberapa penambahan dan penyesuaian.

Saturday, December 1, 2018

Tak Ada Kewajiban Syariat yang Memberatkan

• Tidak Ada Kewajiban Syariat yang Memberatkan •

Haji...
Yang selama ini dianggap berat biayanya.

Coba dihitung saja.
Misalnya ongkos naik haji itu 50 juta
Lantas seseorang ditargetkan bisa berangkat pada usia 60 tahun.

Asumsinya, seseorang mampu berpenghasilan dan bisa mulai menabung sejak usia 20 tahun.
Maka, yang bersangkutan butuh 40 tahun menabung agar mencapai 50 juta.

50 juta dibagi 40 (tahun) = Rp.1.250.000
Artinya, dia butuh menabung Rp.1,25 juta (tahun)

Kalau dibagi lagi bulanan, maka dia hanya butuh nabung Rp.104.167 rupiah (bulan)

Lalu, jika dibagi lagi harian,
Maka 104.167 : 30 Hari = Rp.3.473 rupiah

Hanya,
Butuh nabung 3,473 per HARI
Kecil sekali dibanding biaya ngopi dan rokok per hari.
Artinya, kewajiban haji sebenarnya sama sekali tidak memberatkan jika kita mau mikir dan angen-angen lebih dalam.
<
Ya,
Uang 3,473 sehari itu jaaaauh lebih kecil nilainya dari biaya ngopi dan rokok rata-rata kita per hari.

Kopi 1 cangkir : 2.500
Rokok 2 batang : 3.000
Total sudah: 5.500 / Hari

Belum lagi, jika orang yang ngopinya gak mau dekat-dekat. Kudu jauh. Mesti butuh ongkos bensin.

Uang 3,473 rupiah per hari itu bisa jadi bahkan lebih kecil nilainya daripada uang saku sebagian anak-anak kita di tingkat SD/MI--bahkan TK.

ZAKAT

Banyak yang alergi dengan zakat, alasannya memberatkan. Atau yang agaknya rasional; wong kerja-kerja kita kok dimintai potongan.

Coba dihitung.
Misalnya, seseorang punya tabungan rekening 1 Miliar.
Zakatnya sebesar 2,5% (dalam setahun)

Maka, dana zakat yang wajib dikeluarkannya sebesar Rp.25.000.000 / tahun.

Jika 25 juta itu dibagi bulanan
Hasilnya, 25 juta : 12 bulan = Rp.2.084.000 (bulanan)

Jika dana zakat bulanan itu dikeluarkan harian, maka hasilnya keluar: Rp.69.500

Jadi, untuk dana sebesar 1 miliar, agama mewajibkan keluar zakat CUMA 68.500/HARI.

Uang 68.500 per hari bagi orang-orang kaya itu laiknya uang recehan parkir saja.

Coba cek orang kaya dengan tabungan 1 miliar di Jakarta. Dia bawa mobil muterin Jakarta (urusan bisnis dll) dalam sehari, bisa parkir di 10 titik/tempat.

Jila 1 tempat ongkos parkirnya 6.000, maka untuk parkir saja sudah 60 ribu per hari.
Belum bahan bakar mobilnya.
Tidak cukup premium yang cuma 6.500/liter
Minimal Pertamax yang harga sekarang 10.500/liter.

Kalau muter sehari habiskan 10 liter Pertamax, maka pengeluaran untuk BBM-nya saja sudah Rp.100.500/hari.

Total: 60.000+100.500 = Rp.160.500 SATU HARI

Artinya,
Uang kewajiban zakat bagi sang miliarder, jauh lebih kecil dibandingkan dana parkir dan uang bensin hariannya.

Tritunggal, 1 Desember 2018
By @mskholid
Di PP Nurus Siroj Tritunggal
Peringatan Maulid Nabi saw.

~ Disarikan dari beberapa ngaji bersama Gus Bahauddin Nursalim dengan penyesuaian.
~ Sudah lama gak nulis, seperti ada yang hilang.
~ Lagi galau

Tuesday, October 23, 2018

Bangkit dari Kubur

• Bangkit dari Kubur •

Itulah pertanyaan yang dulu sudah pernah diajukan oleh orang-orang kafir. Mereka ragu soal informasi yang diberikan Nabi Muhammad saw terkait siklus kehidupan manusia pasca kematian.

Yakni dibangkitkan dari kubur setelah ratusan bahkan ribuan tahun tertanam di bawah tanah.

قال من يحيي العظام وهي رميم؟
(يس : 78)
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur?

Maka, Allah memberikan jawaban:
قل يحييها الذي أنشأها أول مرة
Jawablah, "Yang menghidupkan adalah Tuhan yang menciptakannya kali pertama."

Lewat ayat ini, manusia seakan diingatkan kembali bahwa manusia ada dan hidup hari ini, padahal sebelumnya tidak ada bentuk apapun.

Maka, akan jauh lebih mudah bagi Allah menghidupkan makhluk (manusia) yang sudah pernah ada--walaupun tersisa sel-selnya atau DNA saja.

Lewat ayat berikutnya, Allah mengingatkan; apa manusia itu lupa bagaimana pertama kali dia diciptakan.

Ya, dia diciptakan lewat nuthfah (air mani).

Wong dari air mani yang setetes saja, Allah mampu menghidupkan seorang manusia hingga jadi seberat puluhan hingga ratusan kilogram.

Apalagi dari sisa-sisa tulang belulang.

Dalam pelajaran Ilmu Kalam di kelas, saat materi bangkit dari kubur, saya sering memberikan ilustrasi soal teknologi kultur jaringan yang berkembang di zaman modern.

Lewat teknologi kultur jaringan,
Cukup dengan bagian kecil pohon (daun, misalnya) kita sudah bisa mengembangbiakkan sebuah tumbuhan. Ia akan hidup dan meninggi menjadi sebuah pohon. Identik dengan tumbuhan induknya.

Secara sekilas,
Fakta teknologi semacam ini; seakan mengingatkan kembali pada manusia bahwa betapa mudahnya Allah SWT membangkitkan manusia--walaupun sudah hancur lebur tulangnya.

Begitulah,
Satu persatu Allah akan mengungkapkan semua tanda-tanda kekuasaan-Nya lewat fakta-fakta teknologi abad modern hingga tiba saatnya kiamat.

Drajat, 23 Oktober 2018
@mskholid

*diinspirasi dari ngaji bareng Gus Baha'

Friday, October 5, 2018

Orang Hasud itu Aneh

• Orang Hasud itu Aneh •

Misalnya, Bapak A dan Z bersaing meraih kursi bupati di daerahnya. Pak A menang. Dia terpilih jadi bupati lewat kemenangan mutlak hasil pemungutan suara warga kabupaten.

Setelah jadi bupati, Pak A ingin mengakomodir kepentingan Pak Z. Dia mendekatinya dan menawarkan jabatan strategis. Misalnya, sebagai sekda.

Jika kebenciannya itu sebab hasud (iri hati, dengki), Pak Z pasti gak mau jabatan itu. Padahal, itu jabatan bagus dan bergengsi. Hanya, sedikit di bawah posisi bupati.

Kan lumayan, dapat jabatan tinggi di daerahnya meskipun gak setinggi Pak A.

Itulah hasud.

Atau, misalnya
Pak A menawarkan uang sekian miliar kepada Pak Z. Senilai biaya dana kampanye. Itung-itung sebagai ganti dana kampanye yang dikeluarkannya.

Secara logika, lumayan.
Meski kalah, duit modal tetap kembali aq walaupun gagal jadi bupati.

Tapi,
Bagi orang hasud, rumusnya tidak seperti itu. Dia tetap tidak mau terima--selama bukan dia yang jadi bupati.
Atau mendengar kabar Pak A ditangkap KPK. Suenengnya minta ampun!!!

Contoh lain.
Misalnya dua orang sahabat bernama Michael dan Antonio bersaing mendapatkan cewek cantik jelita bernama Sri.

Dalam prosesnya, Michael yang menang. Dia berhasil memikat hati Sri. Menikah dan bersanding di pelaminan.

Antonio sakit hati. Hasud dengan keberhasilan Michael.

Michael tahu diri. Sebagai sahabat karib, dia mencoba menebus "kesalahannya" mendapatkan Sri. Dia menawarkan Antonio untuk mencarikan perempuan yang cantik jelita pula.
Minimal, di bawah Sri sedikit lah cantiknya.

Karena hasud, Antonio pasti gak mau menerima tawaran itu.

Atau misalnya, Michael menawarkan uang 1 miliar sebagai ganti pada Antonio supaya bisa mendapatkan wanita yang secantik Sri.

Karena, hasud Antonio pasti gak mau.
Padahal, secara logika, penawaran wanita atau uang 1 miliar itu sangat menguntungkan. Tapi, bagi orang yang hasud hatinya, rumusnya jadi berantakan.

Antonio baru akan bisa tertawa dan tersenyum, andai mendengar kabar Sri minggat dari rumah Michael.

Jarene tuku trasi, ndilalah ora bali-bali.

Begitu pula dalam kasus-kasus lainnya.
Hasud memang aneh.

Warkop Cak Wondo, 5 Oktober 2018

@mskholid

Disarikan dari ngaji bareng Gus Baha'

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)