Khutbah Jumat: Hati-hati Mengambil Ilmu Agama dari Internet
لْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (سورة المجادلة: ١١)
وقال رسول الله صلعم : منْ سَلَكَ طَريقًا يَبْتَغِي فِيهِ علْمًا سهَّل اللَّه لَه طَريقًا إِلَى الجنةِ،
Maasyiral Muslimin rahimakumullah….
Mengawali khutbah yang meniko, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kangge diri pribadi. Untuk senantiasa berusaha ningkataken ketakwaan lan keimanan dumateng Allah subhanahu wa SWT kaleyan menjalankan perintah-perintah dan nebihi seyoyo perkawes ingkang dilarang dan diharamkan oleh Allah SWT.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah...
Satu-satuunya permintaan tambahan ingkang dipun perintahkan Allah SWT kepada Nabi-Nya inggih meniko meminta tambahan ilmu.
Allah SWT berfirman:
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا (سورة طه :١١٤) ـ
“Dan Katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu” (QS Thaha: 114).
Wonten ing surah at Taubah, ugi wonten penegasan betapa pentingnya ilmu.
Allah SWT juga berfirman :
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ (سورة التوبة : ١٢٢) ـ
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS at-Taubah: 122).
Wonten ing Tafsir al Wasith, Imam Sayyid Thantawi menyebutkan bahwa ayat meniko diturunkan berkaitan dengan Perang Tabuk. Perang ingkang membutuhkan pasukan besar, amergi melawan kekuatan besar saking Romawi. Seketika itu, sedoyo kaum muslimin bertekad hendak berangkat perang. Termasuk para penuntut ilmu, ugi bertekad nderekaken perang.
Ananging, lewat turunnya ayat ini, Allah SWT seakan hendak memberikan aturan kangge tiyang mukmin. Supados tidak semuanya berangkat perang. Mereka harus berbagi tugas dalam kelompok-kelompok. Kelompok pertama; bertugas menjaga kaum muslimin lewat keikutsertaan dalam perang, sementara kelompok yang lain bertugas menjaga ajaran-ajaran Islam. Kelompok kedua inilah para santri dan para ulama.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Dalam Tafsir Hasyiyah As-Showi, Imam Muhammad bin Ahmad As-Showi, menjelaskan bahwa kaum muslimin dilarang berangkat perang semua dalam rangka jihad. Harus ada sebagian kalangan yang tetap di kota Madinah untuk belajar agama Islam bersama Rasulullah saw.
Dalam konteks zaman sekarnag, ayat dari surat at-Taubah meniko bisa juga dimaknai perintah agar kaum muslimin berbagi tugas dan peran dalam kehidupan bermasyarakat.
Wonten ingkang mengambil peran menjadi pengusaha lan pebisnis, yang nantinya sebagian keuntungan dan labanya digunakan kangge kemasalahatan umat.
Wonten ingkang mengambil peran sebagai petani dan peternak, yang hasil pertaniannya dimasksudkan kangge memenuhi kebutuhan umat supados mboten kekurangan bahan makanan.
Akan tetapi, yang paling penting ialah; jangan sampai meninggalkan kewajiban yang satu. Inggih meniko yang konsentrasi mengambil peran dalam pembelajaran dan pendidikan ilmu agama.
Hadirin Jamaah jumah rahimakumullah…
ilmu agama merupakan senjata seorang mukmin kangge melawan setan.
Baik setan saking bongso jin utawi setan saking bangsa menungso.
الذي يوسوس في صدور الناس من الجنة والناس
Ilmu agama ugi berfungsi kengge mengelola hawa nafsu kitha
Saget dados modal membedakan antara perkawes-perkawes ingkang bermanfaat lan perkara-perkara yang membahayakan kitha di akhirat.
Dengan ilmu agama pula, kitha saget membedakan antara kufur lan iman, antara tauhid dan syirik, antara tanzih (menyucikan Allah dari menyerupai makhluk-Nya) dan tasybih (keyakinan yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita sedoyo mengertosi beleh manusia tidak terlahir ujuk-ujuk sebagai orang yang berilmu.
Oleh karenanya, menuntut ilmu bagi seorang muslim adalah sebuah keharusan. Sejak kecil hingga tutup usia.
Sebagaimana ingkang ditegaskan Baginda Nabi Saw.
اطلبوا العلم من المهد إلى اللحد
Carilah ilmu sejak dalam gendongan, hingga masuk ke liang lahat.
Khususipun, menuntut ilmu-ilmu agama ingkang sifatnya fardhu ain kangge setiap orang muslim.
Seperti mengimani Allah dengan keimanan yang benar, mengenal suci lan najis, tata cara bersuci utawi thoharoh, tatacara wudhu, mandi besar, tatacara shalat, puasa, lan sebagainya.
Sedoyo meniko, di antara contoh ilmu keseharian seorang muslim, ingkang wajib dipun pelajari lan dipahami kangge sedoyo muslim. Mboten saget diwakilkan orang lain.
Beda dengan ilmu mengetahui kriteria hewan ingkang saget digunakan untuk berkurban. Tidak harus diketahui setiap orang yang berkurban. Cukup diwakili takmir masjid atau panitia kurban.
Utawi ilmu merawat jenazah. Cara mensucikan, mengkafani, atau menshalatkan.
Tidak semua orang wajib mengetahui detailnya. Amergi sampun diwakili oleh modin atau kyai setempat.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Salah setunggal hikmah besar saking mewabahnya pandemic Covid-19 inggih meniko kemudahan dalam mempelajari ilmu agama. Bagaimana tidak, dengan duduk santai di rumah, kitha saget memilih dan menyimak sekian banyak kajian online ingkang disampaikan oleh para kiai, ustadz, pakar, intelektual muslim, bahkan mahasiswa, santri dan berbagai kalangan yang lain.
Sedoyo pihak seakan berlomba mengadakan kajian daring (online). Kajian-kajian daring meniko mboten melulu berupa ceramah tematik, ananging banyak pula yang melakukan kajian kitab secara serius. Mboten cuma kitab-kitab kecil namun juga kitab-kitab besar. Fan ingkang dikaji pun sangat beragam. Mulai dari tafsir, ilmu tafsir, hadits, ilmu hadits, fikih, ushul fiqih sampai tasawuf.
Sebelum musim pandemi, kajian daring ingkang arupi kajian kitab secara serius masih sangat jarang kitha temukan. Yang banyak adalah ceramah-ceramah lepas tematik dari para penceramah yang biasanya menyelipkan guyonan segar dan lucu dalam ceramahnya. Bahkan, kiai-kiai besar saking Langitan, Lirboyo, Sarang, Jakarta, dan lain-lain mulai kersho pengaosanepun disiarkan secara online.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kemudahan mendapatkan ilmu agama saking internet meniko mboten sekadar dados hikmah.
Ananging ugi saget dados musibah kangge kita semua.
Menjadi hikmah apabila pihak ingkang menyampaikan kajian adalah orang yang tepat dan memenuhi kelayakan.
Sak wangsulipun, dados musibah menawi ingkang menyampaikan kajian ilmu adalah orang yang tidak tepat lan tidak layak secara kelimuan.
Orang yang tepat dan layak kangge menyampaikan kajian ilmu inggih meniko orang yang betul-betul memiliki sanad keilmuan terkait ilmu yang ia kaji. Piyambak e belajar ilmu agama dengan bimbingan seorang guru, gurunya punya guru, guru dari gurunya memiliki guru, dan begitu sak terusipun sampai bersambung kepada Baginda Rasulullah saw.
Keranten meniko, kitha kedhah berhati-hati ketika mengikuti kajian online.
Harus diteliti betul, apakah yang menyampaikan kajian meniko nggadahi sanad keilmuan utawi tidak.
Harus kita pahami, apakah tiyang ingkang menyampaikan kajian tersebut aqidahnya lurus ataukah bertentangan dengan pemahaman para ulama Ahlussunnah atau tidak.
Nopo maleh kitha mboten mengertosi keseharian orang tersebut. Apakah perilaku lan akhlaknya sehari-hari sesuai dengan apa yang dikatakannya atau tidak.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Imam Ibnu Sirin mewanti-wanti kitha dalam mengambil ilmu agama. Beliau mengatakan:
إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِيْنٌ فَانْظُرُوْا عَمَّنْ تَأْخُذُوْنَ دِيْنَكُمْ
Artosipun: “Sesungguhnya ilmu agama ini adalah agama itu sendiri, maka cermatilah dari siapa kalian mengambil ilmu agama.”
Imam Nawawi, ulama besar rujukan para imam dalam madzhab Syafii menegaskan:
لَا يَجُوْزُ اسْتِفْتَاءُ غَيْرِ العَالِمِ الثِّقَةِ
Artosipun: “Tidak boleh meminta fatwa (lan belajar ilmu agama) kepada selain orang berilmu yang terpercaya.”
Dados, menurut Imam Nawawi, syarat seseorang saget diambil ilmunya ialah; punya kapastitas keilmuan lan saget dipercaya. Punya amanah ilmiah. Jika A, disampaikan A. Jika B, disampaikan B.
Keranten, zaman akhir meniko kulo piyambak ugi ngalami. Wonten kulo temukan beberapa kitab tinggalan ulama zaman dulu ingkang dicetak zaman sekarang, ananging isinya diubah oleh penerbit atau pentahqiq kitab tersebut. dengan alasan pelurusan akidah yang benar.
Contohnya, cetakan kitab Ihya’ Ulumiddin ingkang dihapus beberapa haditsnya, maupun pendapat Imam al-Ghazali karena dianggap dhaif.
Ingkang terakhir,
Tempat belajar yang paling aman bagi seseorang kangge mempelajari ilmu agama ialah di pondok.
Menurut KH Marzuki Mustamar, ada 3 alasan kenapa mondok pesantren meniko aman secara keilmuan.
Pertama; kiainya jelas keilmuan dan sanadnya. Kita saget mengetahui kiai tersebut dulunya mondok di mana, dan ngaji dateng kiai sinten. Niki adalah jaminan ketersambungan sanad kepada Kanjeng Rasulullah saw.
Kedua, Amanah ilmiah sang kiai.
Mayoritas kiai, nggadahi kitab-kitab asli cetakan lama. Kitab-kitab yang diperoleh dari mondok dulu, insya Allah isinya sesuai dengan kitab asli tulisan sang pengarang. Dereng mengalami perubahan-perubahan cetakan. Berbeda dengan kitab-kitab ingkang diperoleh dalam softwere komputer atau android, terkadang masih perlu dibandingkan isinya dengan kitab asli cetakan lama.
Ketiga, Uswatun Hasanah dari Kiai.
Poro kiai di pondok, mboten sekadar ngajar dan memerintahkan berbuat baik. Ananging, langsung memberikan contoh dalam keseharian. Beliau-beliau memerintahkan shalat berjamaah, di saat yang sama santri akan mengetahui secara langsung contoh dari kiainya yang rajin jamaah.
Poro kiai memerintahkan santrinya banyak membaca kitab. Di saat yang sama, santri bisa melihat sang kiai senang dan sering mengkaji kitab-kitab yang dimiliki. begitu seterusnya dalam aktivitas-aktivitas keseharian di pondok.
Kitha saget langsung mengenal kepribadian beliau, dan keilmuan beliau dari pengajian sehari-hari.
Hadirin jamaah rahimakumullah,
Demikian khutbah meniko. Mugi-mugi wonten guna lan manfaat e. Amin ya Rabbal alamin.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
بارك اللهُ لي ولكم في القرآن العظيم, ونفعني وإيّاكم بما فيه مِن الآيات والذكر الحكيم, وتقبّل منّي ومنكم تِلاوَتَه إنّه هو السميع العليم. وقل ربّ اغفر وارحم وأنت خير الراحمين
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا،
اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدا عبده ورسوله.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.ـ