Tuesday, December 11, 2018

Siapa Calon DPD RI yang Paling Banyak Bannernya?



Mencalonkan diri jadi anggota DPD RI itu berat.
Saingannya 34 orang--dan daerah pemilihannya se-Jawa Timur. Tidak seperti caleg DPR Pusat yang hanya dua kabupaten.

Ini se-Jawa Timur.
Saking luasnya jangkauan, tak banyak masyarakat tingkat akar yang mengenal calon DPD-nya.
Pun tak tahu harus memilih siapa.

Nah, menyambut pesta demokrasi tahun depan, saya akan berusaha menulis secara rutin (sak sempat-e) hal-hal kecil di sekitar kita terkait agenda 5 tahunan ini.

Pertama soal banner--alat peraga kampanye yang paling diandalkan calon.

Sepanjang 'jalan-jalan' saya di wilayah jalan besar Lamongan-Gresik, ada dua nama yang bannernya paling banyak menghiasi pinggir jalan.

Yang pertama (dan yang paling banyak) ialah:

Bapak La Nyalla Mattaliti
(ada facebooknya gak? Di-tag deh, siapa tahu pesen kaos. :-D)

Mantan Ketum PSSI yang sempat nyalon jadi bakal calon Gubernur Jawa Timur tahun ini.
Waktu itu, sempat bikin geger politik nasional saat gagal maju jadi calon gubernur dan berasalan kurangnya uang mahar.
Sempat jadi kawan akrab Prabowo, kini mendekat-dekat ke kubu Jokowi.

Banner Bapak ini paling banyak menghiasi jalan-jalan raya Lamongan - Gresik.
Sepertinya, beliau memang sudah nekat jadi anggota DPD saja. Daripada nyalon gubernur gak keturutan.

Saya coba cek data beliau di portal infopemilu.
Ternyata, beliau adalah nama yang paling banyak mendapatkan surat dukungan sebagai syarat maju menjadi anggota DPD RI Jawa Timur.

Jumlah dukungannya: 19.720
Fantastis.
Jauh mengungguli calon-calon lain yang rata-rata berkisar 5.000 - 6000 dukungan.

Hebatnya lagi,
Dukungan itu tersebar di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Artinya, tersebar di seluruh Kabupaten/Kota Jawa Timur.
(lihat screenshoot)

Calon DPD RI kedua terbanyak Bannernya ialah:

Bapak Shonhaji Zainuddin, SE, MM.

Saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Lamongan 2014-2019
Sudah 2 periode ini beiau jadi anggota legislatif dari PAN.

Entah apa yang mendasari pria asal Pringgoboyo Maduran ini memutuskan maju sebagai calon DPD RI.
Kalaupun legislatif tingkat kabupaten terlalu rendah, biasanya orang itu kalau mau naik kelas, ya standarnya di DPRD tingkat Provinsi.

Babat, 11 Desember 2018
@mskholid

Kaos Caleg Gus Sahul - Pondok Kranji


• Kaos Caleg •

Ini Kaos pesanan salah satu
Caleg DPRD LAMONGAN

Dari Dapil 4
(Paciran, Brondong, Laren, Solokuro)

Nama lengkap beliau;
H.M. SAHLUL KHULUQ, M.Hi.

Gus Sahul, kami biasa memanggil beliau.
Putra Almaghfurlah KH Moh. Baqir Adelan - PP Tabah Kranji.

Beliau ikhtiar berjuang untuk kebaikan lewat jalur politik mewakili keluarga ndalem. Partainya nomor urut 10 - PPP (Partai Persatuan Pembangunan) Yang berlambang ka'bah.
Dengan nomor urutnya #4.

Jadi...
Dapil 4
Nomor urut 4
Pilihan tepat. 😂

----

Ini bukan kampanye caleg
Tapi, kampanye orderan #KaosCaleg 😂😂😂

Friday, December 7, 2018

PIL

• PIL •
Seminggu ini tenggorokan saya sakit. Radang tenggorokan. Flu, pilek, dan batuk pun ikut menyerang. Saya banyak memakai masker dalam aktivitas sehari-hari. Termasuk saat tidur di kamar.
Seperti kasus-kasus batuk & pilek yang beberapa kali pernah saya alami sebelumnya, saya selalu sembuh saat berobat di Klinik Islam - Babat milik dr. W.
Sebelumnya,
Saya pernah sekitar sebulan batuk gak selesai-selesai, padahal sudah mencoba berobat ke 3 dokter dan mantri di sekitar Pucuk--tempat tinggal saya. Semuanya gak ada yang cocok. Baru ketika ada yang menyarankan ke dr. W Babat, ternyata 2 hari minum pil langsung cocok dan sembuh.
Dalam rangka mencari obat, minggu kemarin saya dengan penuh keyakinan berangkat ke Babat. Sendirian. Malam itu, ternyata yang bertugas ialah dr. W sendiri. Bukan dokter penggantinya. Saya sih cocok kedua-duanya. Pengalaman sebelumnya, selalu sembuh siapa pun yang menangani.
Saya makin manteb saja.
Lha wong yang memeriksa dan memberi resep masternya sendiri.
Pulang penuh keyakinan. Dengan obat tersebut, akan sembuh dalam waktu dekat. Saya memang paling rajin urusan minum obat
Namun, takdir berkata lain.
Saat obat terakhir resep tersebut saya minum, batuk, flu, dan pilek saya belum mereda. Hanya sedikit berkurang.
Saya periksa lagi ke klinik yang sama.
Kali ini yang menangani, dokter pengganti dr. W.
Saya bilang saja riwayat pengobatan dalam beberapa terakhir.
"Wah, bakterinya makin tinggi itu Mas. Urusan pilek dan flu begini, jenis bakteri ini yang paling tinggi," kata Pak Dokter.
"Oh, ya...?" ujar saya.
"Saya kasih obat yang agak bagusan ya?" tawar beliau.
"Iya, dok!" kata saya. Wong pengen ndang waras.
Saya bergegas pulang dan mengonsumsi obat dari dokter dengan rutin.
Ini adalah pil terakhir dari paket tersebut.
Dan Alhamdulillah, berakhir pula penyakit saya.
Lewat kejadian ini seakan ditegur Allah bahwa yang bikin sembuh itu bukan dokter. Bukan PIL. Tapi Allah SWT.
Walaupun racikan obatnya sudah tepat dan sesuai, tetap saja yang menjadi penguasa hanyalah Allah. 

Wednesday, December 5, 2018

Sukses Jihad, Selesaikan Sendiri Urusan Pribadi

SUKSES JIHAD
Selesaikan Sendiri Urusan Pribadi Masing-masing
---------
Apa anggaran paling banyak menyerap biaya dalam setiap kegiatan?
Hampir selalu urusan konsumsi dan akomodasi

Coba saja hitung,
Misalnya untuk kegiatan REUNI Alumni 212 Monas 2018 kemarin
Peserta 8 JUTA Orang
Andai anggaran konsumsi makan sekali per orang Rp.10.000,-
Maka, 8.000.000 bungkus x Rp.10.000 = 80 MILIAR
Butuh 80 miliar hanya untuk konsumsi saja
Lalu, jika ada tambahan biaya akomodasi/transportasi 10 ribu tiap peserta, maka anggarannya juga 80 miliar.
Butuh 80 miliar lagi.
Total sementara 160 Miliar; untuk dua pos anggaran (konsumsi dan akomodasi).

Untungnya, peserta Reuni Alumni 212 Monas tidak disediakan konsumsi dan atau dibayar. Semua bergerak atas kehendak pribadi dan menyelesaikan urusannya sendiri-sendiri.

Bahkan, banyak yang sambil membawa bekal berlebih--untuk persiapan berbagi dengan peserta lainnya.

Atau misalnya,
Kegiatan Istighotsah Akbar PWNU Jatim di Gelora Delta Sidoarjo, Oktober lalu
Kita anggap peserta 50 ribu orang saja (saya belum ngerti jumlah pasti peserta. Tapi, untuk kapasitas tribun Gelora Delta sebanyak 35.000 peserta)

Jika anggaran konsumsi dan transportasi 20.000,
Maka 50.000 x 20.000  = 1.000.000.000 (1 miliar)
Sudah luar biasa kebutuhannya
1 miliar hanya untuk beresin urusan perut masing-masing
Belum urusan-urusan lainnya yang lebih esensial

Atau kegiatan lain.
Misalnya pengajian, tabligh akbar, dkk. hampir semuanya menyerap anggaran paling banyak lewat pos konsumsi.
Maka,
Sejak dulu, para sahabat ketika berjihad, mereka sudah menyelesaikan sendiri urusan pribadi masing-masing (kebutuhan makan dan minum).
Meskipun misalnya, komando pusat menyediakan, mereka tidak terlalu jagakno dari sana.
Sehingga kebutuhan-kebutuhan paling penting saat jihad, bisa terpenuhi.
Kisah berat terjadi saat para sahabat harus berperang, padahal kondisi masyarakat paceklik. Banyak yang gagal panen. Sementara harus tetap berperang. Para sahabat yang berkecukupan lantas berlomba menafkahkan hartanya
Dana/donasi tersebut memang ada.
Tapi, digunakan untuk perlengkapan perang yang harus ada
Mulai kuda, unta, atau persenjataan
Bukan untuk memenuhi kebutuhan makanan pasukan
Tidak ada cerita misalnya, beberapa ekor kuda/unta disembelih tiap hari untuk kebutuhan makan para mujahid
Para sahabat peserta perang, membawa bekal sendiri-sendiri
Bahkan ada yang hanya membawa 3 butir kurma
Ketika lapar, kurma tidak digigit atau ditelan
Tapi, cukup di-emut, sampai hilang rasa lapar dan tenaga pulih
Begitu setiap hari hingga kurmanya tidak pernah habis
Yang kedua,
Jika urusan perut masing-masing ini jagakno panitia, maka akan rawan kecewa. Rawan tidak sesuai selera.
Sehingga kerap menjadi bahan caci maki--minimal gerutuan.
Padahal, pos anggarannya sudah teramat besar.
Babat, 5 Desember 2018
@mskholid
~ Inspirasi dari ngaji Gus Baha' - Narukan

Tuesday, December 4, 2018

Salah Paham Radikalis Terhadap Prinsip Ajaran Nabi saw

BUKAN IZROIL, TAPI JIBRIL
Salah Paham Radikalis Terhadap Prinsip Ajaran Nabi
.
Di antara ciri khas dakwah Nabi Muhammad saw ialah merangkul siapa saja. Baik yang patuh ataupun yang melawan. Baik yang iman maupun yang kufur. Artinya, Beliau tidak menggunakan "kapasitasnya" sebagai Nabi untuk lantas mendoakan umatnya yang kufur/menentang dakwah dengan kebinasaan (lewat azab, misalnya).

Maka, saat berdakwah, teman yang disiapkan Allah ialah Jibril--yang datang membawa wahyu dengan hujjah-hujjah. Hujjah yang "bayyinah" (bukti yang nyata tentang ajaran Baginda Nabi saw).

Andaikan prinsip dakwah Nabi adalah binasakan orang kafir, maka pengawal yang cocok untuk Baginda Rasul bukanlah Jibril. Tapi, Izroil. Atau bahkan Malaikat Malik saja sambil bawa cemeti dari neraka sana. 

Biar tugas kenabian mudah, begitu ada yang zalim, nakal, kufur, Nabi tinggal tunjuk saja. Malaikat Izroil atau Malik siap melaksanakan.

Namun, ternyata tidak.
Pengawalnya tetap Jibril, sang pembawa wahyu.

Bahkan, ketika malaikat pada gemes melihat perlakuan masyarakat Thaif kepada Sang Nabi, dan menyiapkan diri mengangkat gunung untuk ditimpakan mereka, Baginda Rasul hanya tersenyum. TIDAK. Kaumku itu  hanyalah orang-orang yang belum tahu. Andai bukan mereka yang beriman sekarang, semoga kelak anak keturunan mereka yang beriman.

Faktanya,
Sekian banyak sahabat pembela utama Nabi, dulunya ialah orang-orang kafir. Para penentang dakwah. Khalifah kedua, Umar ra dulunya juga amat memusuhi Baginda.
Andaikan dulu; begitu para penentang itu langsung didoakan mati (diazab), maka akan selesailah cerita umat ini. Tidak akan ada cerita kemenangan yang berkelanjutan hingga zaman ini. Tidak akan ada cerita munculnya mujahid-mujahid atau orang-orang saleh yang lahir dari tulang sukma para penentang dakwah.

Sekali lagi,
Bukan Izroil, tapi Jibril.
Di sinilah salah paham model dakwah radikalis.

Mereka menganggap bahwa kekufuran harus dimusnahkan seketika itu.
Orang kafir--yang menolak dakwah Islam, harus mati seketika itu. Sehingga, muncullah pembunuhan lewat bom dengan dalih jihad.

Alhasil,
Orang kafir itu tidak lantas berubah jadi mukmin.
Orang kafir itu mati dan binasa begitu saja.
Tak ada harapan kelak akan menurunkan orang-orang baik nan saleh.

Padahal, tugas dakwah ialah mengajak orang menjadi baik. Bukan memvonis lewat hukuman atau kematian.

Model dakwah seperti itu bisa jadi karena terlalu banyak menonton film action. Sang lakon akan selalu menang di akhir cerita lewat kematian atau pemusnahan para penjahat.

Atau karena terlalu fokus menyimak cerita-cerita nabi terdahulu.
Sementara minim menyimak kisah dakwah dan perjuangan Nabi terbaik, Nabi Akhir Zaman; Baginda Rasulullah saw.

Kisah Nabi Nuh as, misalnya.
Strategi dakwah beliau dan kesabaran dalam berdakwah patut dijadikan pelajaran luar biasa bagi para mujahid. Saking hebatnya, para ulama sepakat beliu termasuk Rasul Ulum Azmi.

Namun,
Ada satu hal yang tidak bisa diikuti dari keputusan akhir Nabi Nuh as.
Ketik dakwah mentok (sekitar 950 tahun, hanya mendapatkan 80 an pengikut), beliau lantas berdoa pada Allah:
(وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا)
[Surat Nuh 26]
"Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi."

Doa beliau:
Pemusnahan massal orang-orang kafir dan para penentang dakwah dari atas bumi.
Dan Allah meng-ijabah doa kekasih-Nya, Nabiyullah Nuh as.
Apa argumen Nabi Nuh as, kok sampai meminta Allah memusnahkan seluruh orang kafir di muka bumi?

Ayat berikutnya menjelaskan:
(إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا)
[Surat Nuh 27]

"Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir."

Bagi Nabi Nuh as, orang-orang kafir itu tidak punya harapan lagi.
Bapaknya kafir, anaknya pasti kafir. Bahkan lebih kafir lagi.
Bapaknya penjahat, pasti anaknya lahir penjahat. Bahkan bisa lebih jahat lagi.

Padahal, faktanya kan tidak begitu.
Allah SWT memang lantas meng-ijabah doa Nabi Nuh as.
Tapi, juga menyindir pemahaman model dakwah beliau lewat anaknya bernama Kan'an--yang kafir.
Padahal lahir dari orang paling saleh zaman itu.

Begitu pula banyak kisah-kisah nabi lainnya yang umatnya diazab, justru karena doa nabinya sendiri.

Nah, model dakwah yang langsung "SELESAI TUGAS" seperti inilah yang direvisi (dinasakh) oleh Khatamul Anbiya', Baginda Rasulullah saw. Dan tidak akan berlaku pada umat beliau hingga akhir zaman--kafir ataupun mukmin. 

Karena beliau diutus إلا رحمة للعلمين
Sekali lagi,
Bukan Izroil
Tapi, JIBRIL

Wallahu a'lam...

Babat, 4 Desember 2018
@mskholid

~ Disarikan dari beberapa rekaman ngaji bareng Gus Bahauddin Nursalim - Narukan. Dengan beberapa penambahan dan penyesuaian.

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)