Monday, August 19, 2019

Belajar Hemat dari Bapak

• Belajar Hemat dari Bapak •

"Cung, lampune ojo lali dipateni. Tivine dipateni."

Begitulah dulu pesan rutin almarhum Bapak setiap malam. Jika saya masih terjaga hingga jam 9 malam lebih. Menonton TV. Kalau saya sudah tertidur duluan, bisa dipastikan Bapak akan selalu mematikan semua lampu dan power listrik di rumah. Termasuk tombol power TV di layar. Bahkan, boster antena pun dicetekkan untuk mati.
Sehingga, ketika menonton TV di malam hari, saya mesti menyalakan timer. Supaya saat ketiduran, TV pun ikut mati.

Tuesday, August 13, 2019

Kerja Saja, Ikhtiar Saja

• Kerja Saja, Ikhtiar Saja •
Yang Menilai itu Allah, Rasul-Nya, dan Orang-orang Mukmin

Pokoknya ikhtiar dan usaha saja yang sungguh-sungguh.
Itulah di antara hal yang terbersit dalam benak saya ketika mendengar kisah Sayyidah Hajar dan si kecil Ismail saat 'penemuan' mata air Zamzam. Proses yang kemudian diabadikan sebagai bagian ritual haji, bernama SAI.

Yang kerja dan usaha maksimal itu; Sayyidah Hajar.
Namun, justru mata air memancarnya dari kaki si kecil Ismail.
Bukan ditemukan oleh Sayyidah Hajar.
Idealnya, khan yang kerja siapa, yang memetik hasil siapa?

Kuasai Fikih, Syarat Awal Jadi Pembelajar Mufassir

• Kuasai Fikih, Syarat Awal Belajar Jadi Mufassir •

Syarat awal bagi seseorang yang hendak belajar (baru belajar lho, ya) jadi mufassir ialah harus menguasai fiqih dulu. Secara spesifik, Gus Bahauddin Nursalim, menyebut harus hafal Kitab Ianatut Tholibin. Bukan Taqrib atau Fathul Qorib, tapi Ianah. Hafal pula.

Kenapa?
Supaya pembelajar mufassir itu tidak janggal dengan ayat-ayat Alquran yang sepertinya "aneh" jika dibaca beginner--yang tidak menguasai fiqih sebelumnya.

Imam Syafii pun Meletakkan Kertas dengan Hati-hati


• Imam Syafi'i Pun Meletakkan Kertas dengan Hati-hati •
Saking Ta'dzimnya pada Gurunya; Imam Malik

Bab Kifayatul Atqiya' hari ini masuk pada bab Tata Krama Santri/Pelajar

Menghormati orang alim, adalah bentuk penghormatan kita pada ilmu.
Sebab di dalam diri orang alim itulah ada ilmu.
Kalau jasadnya, atau tubuhnya sih, sama dengan manusia lain.
Sama-sama berakhir di lubang tanah.
Yang membedakan adalah isinya.

Sebagaimana kertas.
Jika kertas itu dituliskan angka-angka menghitung matematika, atau bertuliskan catatan harian, maka kita tanpa beban menaruhnya di atas lantai.
Bahkan terkadang tersapu bersama sapu. Tak ada beban atau merasa bersalah.

Cara "Bodoh" dan Cara Pintar

• Cara "Bodoh" dan Cara Pintar •

Salah satu khas Allah (Sunnatullah) ialah menciptakan yang di dunia ini, dapat dipahami lewat pemikiran orang awam dan orang khos. Orang bodoh dan pintar. Dalam arti, bisa dipahami oleh orang yang mendalami ilmunya secara detil, atau lewat sekilas saja; tanpa menguasai detil ilmunya.

》Awal Bulan Kalender

Misalnya, untuk memahami awal bulan dan akhir bulan hijriyah. Dalam masalah penetapan awal Ramadhan dan Syawal, bisa diketahui lewat cara orang pintar dan orang awam.
Orang pintar (dalam arti, yang mendalami ilmu hisab/astronomi) dapat dengan detil menghitung posisi bulan, tinggi derajat, tanggal bulanan. Bahkan menghitung jatuhnya hari raya untuk bertahun-tahun mendatang.

Sementara orang bodoh/awam (dalam artian, tidak mendalami ilmu hisab/astromoni) juga bisa menghitung awal dan akhir tanggal setiap bulam hijriyah. Tentu saja tidak dengan teori dan hitung-hitungan yang mendetil. Tapi, lewat memperhatikan bentuk bulan setiap tanggal 13, 14, 15. Pada tanggal-tanggal itulah, bulan nampak bulat dan bersinar terang.

Sehingga, ketika ada perbedaan penetapan awal hari raya (biasanya di Indonesia ada versi Naqsyabandiyah, NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah) masyarakat awam pun bisa menilai hitungan siapa yang benar. Tentu saja lewat memperhatikan bentuk bulan pada tanggal2 sempurna. Lalu menghitung hingga jumlah hari sebulan. Yang mana, dalam kalender hijriyah hanya sejumlah 29 atau 30 hari.

》Kehamilan Perempuan

Untuk menentukan seorang perempuan hamil atau tidak (dalam rangka menetapkan masa iddah), Allah pun menyiapkan dua metode. Cara orang pintar dan cara orang bodoh/awam.

Orang pintar di bidang ilmu reproduksi manusia, dapat mengungkapkan kehamilan lewat berbagai teori pertemuan sel sperma dengan ovum. Lewat teori perubahan sel-sel yang ada di dalam rahim. Tentu saja lewat serangkaian penelitian dan percobaan. Dan membutuhkan biaya.

Sementara, di sisi lain, orang awam bisa juga mengetahui orang hamil lewat cara sederhana. Pokok'e #mbelending. Ketika perut perempuan sudah membuncit, dapat disimpulkan dengan mudah, bahwa ia sedang hamil. Begitu saja. Tidak perlu teori-teori yang njelimet. Dan, rata-rata orang awam pun bisa mengerti. Tak perlu dana dan biaya.

》Kiamat & Kehancuran Bumi

Orang pintar dapat menyimpulkan bahwa suatu saat bumi akan hancur. Tentu saja lewat serangkain teori dan penelitian. Mulai dari berlubangnya lapisan ozon. Sinar matahari langsung menembus bumi, tanpa terlindung ozon. Lalu gunung es di kutub utara dan kutub selatan mencair. Terjadilah kiamat dan kehancuran bumi.

Sementara,
Orang bodoh, tidak perlu teori dakik-dakik semacam itu.
Lewat prinsip bahwa namanya barang itu, jika dipakai secara terus menerus, pasti akan rusak juga. Begitu pula bumi. Yang dipakai berjuta-juta tahun, maka dapat disimpulkan bahwa kelak akan "modar modaBumiKaya

》Kaya

Orang pintar punya serangkaian pemikiran, bahwa bisnis bisa berhasil jika memenuhi berbagai aspek. Mulai analisa swot, perencanaan bisnis, perencanaan marketing, rencana penjualan dan distribusi, atau pemberian reward, dll. Mereka bisa berhasil bisnisnya, dan kaya.

Tapi,
Orang bodoh (atau bahasa Om Bob Sadino; orang goblok), ternyata juga bisa kaya. Lewat teori sederhana dan mudah.
Kalau kulakan sekian rupiah.
Dijual saja sekian rupiah.
Untung deh...
Ternyata, banyak juga yang berhasil bisnisnya. Kaya. Simple.

》Iman pada Allah

Orang pintar lewat Ilmu Kalam atau Filsafat, perlu beberapa teori njelimet dan keren untuk meyakini adanya Sang Maha. Meyakini wujudnya Pencipta Alam Semesta. Bahwa tidak mungkin ketiadaan bisa mendatangkan keadaan (wujud). Tidak mungkin adanya alam semesta, tanpa apa Penyebab Awal-nya.

Tapi,
Orang bodoh lewat pemikiran sederhana juga bisa iman pada Allah.
Adanya kotoran sapi, tanda bahwa adanya sapi.
Adanya jejak kaki, adalah tanda adanya sesuatu yang lewat.
Begitu saja.

Drajat, 13 Agustus 2019
@mskholid

~ diinspirasi dari Ngaji Bareng Gus Baha'.
~ ngopi di #SuketTeki. Mau balik ke Babat kok ngantuk.

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)