Wednesday, February 20, 2008

Magang buat Mahasiswa

Edy Zaqeus, editor situs pembelajar.com pernah mengatakan bahwa kerja ngantor adalah belajar yang dibayar. Lazimnya orang belajar, seharusnya dialah yang harus mengeluarkan biaya untuk membayar yang memberi pelajaran. Untuk seorang pemula, gaji minim seharusnya tidak menjadi masalah. Bahkan beberapa trainer menyarankan agar anak-anak muda (yang masih mahasiswa) memanfaatkan waktu liburan semester atau waktu luang di sela-sela kuliahnya dengan magang di suatu perusahaan. Ia harus bersedia ‘berkorban’ (sebenarnya tidak berkorban) tidak digaji.
Kenapa begitu? Karena perusahaan-perusahaan sekarang belum terlalu jauh melihat lulusan mana atau IPK berapa? Hal itu hanyalah pertimbangan berikutnya setelah dilihat seberapa jauh pengalaman bekerja dan seberapa mampu bekerja dalam suatu bidang? Nah, ketika sang mahasiswa sudah lama magang atau bahkan berpengalaman di beberapa perusahaan, itu akan meyakinkan perusahaan untuk menentukan seberapa besar kapasitas dirinya.
Berikutnya, setelah kita sudah meyakinkan diri untuk magang (belajar) tanpa dibayar, muncul pertanyaan berikutnya; perusahaan seperti apa yang mesti kita masuki. Agar tidak setengah-setengah, tentu saja kita harus memilih perusahaan besar yang punya reputasi bagus. Jadi, walaupun kita sekadar magang, itu akan jadi nilai tersendiri bagi kita. Ini dperlukan terutama pada saat kita mengajukan lamaran yang ‘sesungguhnya’.
Perusahaan besar pastilah diisi oleh orang-orang ‘besar’ pula. Berkumpul bersama orang-orang hebat, bekerja dengan cara-cara orang sukses bekerja, dan berfikir seperti mereka, akan menularkan pada kita untuk berproses menjadi orang besar dan hebat pula. Lama-kelamaan kita akan mendapatkan banyak ilmu yang (kemungkinan besar) tidak diajarkan di meja kuliah.
Namun, banyak kita temui di antara mahasiswa yang ketika lulus kuliah mengeluh karena sulit mendapatkan pekerjaan. Ada beberapa sebab;
Pertama, tentu saja keengganan mengikuti sunnatullah dunia pekerjaan (ngantor) yang mensyaratkan berpengalaman.
Kedua, dengan ilmunya, mahasiswa sebenarnya punya banyak sekali peluang pekerjaan yang bisa diciptakannya. Jadi, tidak mengharapkan pekerjaan dari orang lain tapi bagaimana ia menciptakan pekerjaan itu sendiri. Hanya saja banyak yang merasa malu atau gengsi jika harus memulai untuk berbisnis. Padahal, bisnis (meskipun kecil dan dipandang kurang keren) ternyata menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar daripada orang-orang kantoran yang selalu rapi dan kelihatan 'kaya' itu. Coba saja Anda tanya pada penjual es keliling, tukang bakso, somay, pentol, atau yang lainnya. Berapa barang dagangan mereka laku tiap harinya. Lalu hitung berapa penghasilan mereka sehari. Kemudian, kalikan 30 (sebulan). Dan, bandingkan dengan gaji rata-rata orang yang ngantor!!!
Ketiga, mungkin Anda belum tahu dengan potensi Anda sendiri. Itu artinya, Anda belum mengenal diri Anda sendiri. Lha bagaimana mau maju dan sukses, mengenal diri sendiri saja belum...!? Kenali diri Anda, potensi Anda, kemampuan Anda, nilai diri Anda yang, dan lain-lain milik Anda. Panduannya, Anda dapat membaca buku-buku motivasi yang banyak bertebaran.
Sekian,
Khaled
(editor Cicero Publishing)

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)