Saturday, May 11, 2013

“Setan” Buku



“Om, ini apa? Setan ya?” tanya seorang anak kecil desa Binrang, pelosok Kabupaten Berau.
“Bukan, adek... Ini buku... Jendela Dunia,” jawab saya kaget sambil membuka-buka buku di ruangan itu.

Ketika itu saya bersama dua orang teman sedang survei ke kantor kepala kampung. Kebetulan, pagi itu kepala kampung sedang ada urusan di luar. Iseng-iseng, saya masuk ke kantornya. Terlihat sebuah ruangan berukuran 2x3 meter. Tertulis di atas pintu “perpustakaan kampung”.

Pintu ruangan sedikit terbuka. Tampak dua rak setinggi kira-kira 2 meter. Di pojok kanan dan kiri. Keduanya penuh dengan buku-buku. Sepertinya buku bantuan pemerintah. Atau buku-buku bantuan dari perusahaan tambang yang berada di sekitar desa. Saya ambil satu buku. Terbaca di punggung buku tulisan “perpustakaan kampung Binrang”.


Ada pula dua buah kursi. Yang satu terbuka, dan yang satu terlipat. Tak ada meja di dalamnya. Tak terlihat pula tanda-tanda perpustakaan mini itu terfungsikan dengan baik. Sayang sekali, ada banyak buku yang seharusnya bisa dinikmati oleh anak-anak sekitar situ. Patut disayangkan, ada anak bahkan menyebut buku dengan sebutan “setan”.

Andai ada petugas desa di sana, mungkin saya bisa mengorek informasi lebih banyak. Bisa lebih banyak sharing tentang pemanfaatan buku-buku tersebut. Saya tak banyak meneliti satu persatu buku yang ada. Anak-anak itu sudah berebutan memilah buku dan minta foto. Jepret-jepret...

Saya bergegas kembali ke mobil. Dua teman saya sudah menunggu lama.

“Om, bukunya bisa dibawa pulang gak?” tanya anak-anak.

Duhhh....
Saya menepuk dahi.


*Catatan perjalanan di Bumi Borneo.

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)