• Kiai yang Menuntun ke Tempat Wudhu •
Dua hari lalu saya begadang hingga dini hari. Dengan seorang mantan pemain voli andalan wilayah Pantura. Semasa sekolah, dia sering mendapatkan undangan (baca: bon) main voli dari berbagai sekolah. Termasuk juga pondok pesantren. Begitu pula saat dewasa, sering mendapat undangan main mewakili desa tertentu.
Secara angkatan, beliau ini sekelas main voli dengan mantan pemain timnas asal Kranji. Kak Saiful. Bedanya, Kak Saiful tidak merokok. Sehingga tetap bisa membela tim Petro kala itu. Sementara beliau merokok. Jadi, harus keluar dari Petro. Pindah ke klub voli pesaingnya, Sparta.
Dia juga cerita; Desa Drajat dulu juga punya klub voli andalan, RBC namanya.
Salah satu pemain andalannya, almarhum Kak Kin.
Lebih sering dikenal dengan sebutan "Jrangkong".
Salah satu kenangan yang disampaikan pada saya ialah saat di-"bon" bermain voli untuk Kranji. PP Tarbiyatut Tholabah. Dia menginapnya di kamar para pengurus. Dekat ndalem kiai.
Salah satu kebiasaan Kiai Baqir (almaghfurlah) ialah membangunkan santri dengan penuh kasih sayang. Termasuk pada Bapak pemain voli ini. Namanya kecapekan, habis main voli. Dia bangunnya sering telat. Tidak menjelang Subuh, sudah bangun duluan.
Nah,
Hebatnya Kiai Baqir, menurut cerita yang disampaikan pada saya, beliau membangunkan tidak pakai kekerasan. Tidak pakai pukulan atau bentakan.
Tapi, setiap hari dia dibangunkan Kiai Baqir dan dituntun sendiri ke tempat wudhu.
"Wah... Kalau caranya bangunkan begini, saya jadi malu sendiri," begitu pengakuannya.
"Akhirnya saya berusaha bangun lebih dulu, sebelum dibangunkan."
Drajat, 31 Agustus 2019
@mskholid
Insert: para siswa MA TABAH yang juara di ajang Porseni se Kabupaten Lamongan tahun 2019.
Dua hari lalu saya begadang hingga dini hari. Dengan seorang mantan pemain voli andalan wilayah Pantura. Semasa sekolah, dia sering mendapatkan undangan (baca: bon) main voli dari berbagai sekolah. Termasuk juga pondok pesantren. Begitu pula saat dewasa, sering mendapat undangan main mewakili desa tertentu.
Secara angkatan, beliau ini sekelas main voli dengan mantan pemain timnas asal Kranji. Kak Saiful. Bedanya, Kak Saiful tidak merokok. Sehingga tetap bisa membela tim Petro kala itu. Sementara beliau merokok. Jadi, harus keluar dari Petro. Pindah ke klub voli pesaingnya, Sparta.
Dia juga cerita; Desa Drajat dulu juga punya klub voli andalan, RBC namanya.
Salah satu pemain andalannya, almarhum Kak Kin.
Lebih sering dikenal dengan sebutan "Jrangkong".
Salah satu kenangan yang disampaikan pada saya ialah saat di-"bon" bermain voli untuk Kranji. PP Tarbiyatut Tholabah. Dia menginapnya di kamar para pengurus. Dekat ndalem kiai.
Salah satu kebiasaan Kiai Baqir (almaghfurlah) ialah membangunkan santri dengan penuh kasih sayang. Termasuk pada Bapak pemain voli ini. Namanya kecapekan, habis main voli. Dia bangunnya sering telat. Tidak menjelang Subuh, sudah bangun duluan.
Nah,
Hebatnya Kiai Baqir, menurut cerita yang disampaikan pada saya, beliau membangunkan tidak pakai kekerasan. Tidak pakai pukulan atau bentakan.
Tapi, setiap hari dia dibangunkan Kiai Baqir dan dituntun sendiri ke tempat wudhu.
"Wah... Kalau caranya bangunkan begini, saya jadi malu sendiri," begitu pengakuannya.
"Akhirnya saya berusaha bangun lebih dulu, sebelum dibangunkan."
Drajat, 31 Agustus 2019
@mskholid
Insert: para siswa MA TABAH yang juara di ajang Porseni se Kabupaten Lamongan tahun 2019.
No comments:
Write komentar