Friday, November 22, 2019

Ulama Sederhana & Ulama Abal-abal

• Ulama Sederhana & Ulama Abal-abal •

"Kok gak bawa mobil, Sayang?" tanya istri saat saya pamit, dengan memakai jaket. Berkoko putih dan sarung.
Bersiap ke haul Mbah Ma'shum Sufyan - PP Ihyaul Ulum Dukun Gresik.

"Iyo, ben ora dianggap tamu VIP," jawab saya sekenanya.
"Sooopo seng meripat e merem. Ngarani VIP?" sahut istri lagi.

Tiba di lokasi, sudah full. Maklum, perjalanan sepeda motor sekitar 1 jam dari tempat tinggal saya.  Hanya tersedia beberapa kursi di baris paling belakang? Itu pun tidak kelihatan panggung utama. Terhalang bangunan gedung sekolah.


Ketika Gus Baha' sudah dipanggil MC untuk naik ke panggung, saya ngikut rombongan banyak jamaah yg juga merangsek ke depan. Di ekor kursi jamaah paling belakang, saya melihat posisi yang pas. Tetap bisa lihat langsung ke panggung, walaupun harus duduk di atas tumpukan bata bangunan. Sambil bersandar dinding bangunan toilet.

-----

Salah satu isi ceramah KH Marzuki Mustamar, penceramah kedua setelah Gus Baha' ialah soal kesederhanaan. Beliau memuji orang alim macam Gus Baha'--yang tetap bersahaja. Walau penggemarnya banyak, viral, dan diakui kealimannya oleh banyak tokoh, tetap tidak mengubah gaya keseharian beliau. Baju biasa, dan tetap suka ke pasar bareng anak-anak.

Yai Mustamar lantas menyebut sebuah hadits;
Hamba yang paling dibenci Allah ialah:
ان تكون ثيابه ، ثياب اﻷنبياء وعمله عمل الجبارين
Penampilannya khas para nabi. Tapi, kelakuannya seperti Firaun.

Banyak orang tidak ulama, tapi berpenampilan khas ulama. Bisa mengecoh umat. Umat akan mudah terpengaruh dengan fatwa dan ajakannya. Sebab, di masyarakat tidak ada sistem yang terukur untuk menyeleksi status keulamaan. Standard penilaian masyarakat hanyalah lewat penampilan seseorang, gaya bicaranya, dan gelar yang disematkan.

(Saya jadi ingat kasus seorang yang mengaku mantan pendeta, yang jadi muallaf. Materi ceramahnya hanya mencaci-maki agama lawasnya. Lantas meminta-meminta sumbangan ke masyarakat. Kasusnya diteliti secara detil oleh Muallaf Center Indonesia yg dipimpin Koh Steven Indra. Ada di Youtube).

Keadaan seperti ini zaman sekarang, merupakan bagian dari propaganda menjauhkan umat dari ulama. Di mana ada proyek untuk memviralkan yang bukan ulama--tapi bergaya ulama. Diberikan dana dan fasilitas. Sementara yang ulama aseli, diminimalisir.
Pada akhirnya, ulama abal-abal lah yang dimintai fatwa. Dengan pede, mereka berfatwa, tapi fatwanya sesat. Dan menyesatkan umat.

Salah satu hikmah kenapa kiai harus tetap penampilan biasa, ialah supaya tetap mendekatkan beliau dengan santri dan masyarakat. Jika hubungan santri-kiai dekat, maka masyarakat tidak akan sungkan untuk bertanya.

Masyarakat tidak perlu menunggu panen untuk 'berani' sowan dan bertanya hukum agama. Cukup lewat pertemuan di pinggir jalan. Pertemuan di majelis tahlilan mingguan. Atau terkadang bertemu di pasar. Jika sang kiai tetap biasa berbelanja sendiri ke pasar. Atau sekadar mengantar isteri.

Bukankah Nabi saw yang nabi saja biasa pergi ke pasar.
(وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَا قَبۡلَكَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِینَ إِلَّاۤ إِنَّهُمۡ لَیَأۡكُلُونَ ٱلطَّعَامَ وَیَمۡشُونَ فِی ٱلۡأَسۡوَاقِۗ وَجَعَلۡنَا بَعۡضَكُمۡ لِبَعۡضࣲ فِتۡنَةً أَتَصۡبِرُونَۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِیرࣰا)
[Surat Al-Furqan 20]
"Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat."
Tritunggal, 22 Nopember 2019
@mskholid

~ disarikan dari ceramah singkat Yai Mustamar saat Haul ke XXX Mbah KH Ma'shum PP IHYAUL ULUM Dukun Gresik

insert: duduk di atas bata. bersandar bangunan toilet.

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)