Sunday, December 3, 2023

Mas Ketum


• Mas Ketum • 

Mestinya ada satu lagi rekor di Indonesia yang belum tercatata museum. Soal proses jadinya salah satu ketum partai. Tak ada mendung, tak ada hujan. 2 hari masuk partai. Dapat kartu anggota. Langsung jadi ketua umum. 

Ini partai lho, ya...

Tingkat nasional. Yang tugasnya mencetak kader-kader pemimpin di tingkat nasional. Mosok proses pemilihan ketua umumnya seperti itu?

Coba kita bayangkan.

Apa ada seorang warga desa baru. Baru pindah masuk ke sebuah desa. Lalu 2 hari berikutnya nyalon kades. Eh, jadi kades. Mustahil itu kan?!

Eh,

Tapi jadi tidak mustahil sich; jika warga baru itu anak raja Majapahit.

Namun, kemudian muncul penjelasan dari pihak internal partai. Memang, mekanisme seperti itu diterima di partainya. Oke deh, kita bisa terima. Kan emang Anda yang punya partai. Suka-suka Anda kan?! Saya memahami juga. 

Kami pun jadi paham, seperti apa kualitas partai Anda.

Saya mencoba mencermati, kenapa partai itu bisa merekrut pemain naturalisasi secepat itu. Setidaknya ada faktor berikut:

1. Gak Masuk Parlemen 

Dulu jualan dengan jargon partainya anak muda, gagal masuk parlemen. 

2. Ganti Ketum Terkenal

Periode berikutnya, ganti ketua umum publik figur. Orang terkenal. Penyanyi yang lumayan tersohor dan viral di kalangan anak muda.

Ternyata masih gitu-gitu aja. 

Gak ada perkembangan yang meyakinkan.

Mereka terancam gagal lolos ambang batas parlemen lagi.

Menjelang Pemilu 2024, mereka terancam mengalami nasib yang sama. Jadi, pilihannya hanya 2; pakai strategi lama dan tetap jadi partai gurem, atau pakai cara baru dengan peluang besar lolos parlemen.


Strategi lama; 

Dengan ketum lama, idealisme yang sama. Tapi, sulit masuk parlemen.

Atau strategi baru;

Rekrut orang yang dekat dengan kekuasaan. Melambungkan harapan lolos parlemen. 


Partai ini lantas membaca kebutuhan Pak Jokowi. Mau kemana beliau pasca Oktober 2024?

Tetap di PDIP? 

Ya nasibnya begitu saja. Tetap petugas partai. Mau lempeng-lempeng saja?

Serius ngurus negara?

Aetelah periode habis, tak punya kuasa. Beliau tidak dianggap apa-apa di lingkaran kekuasaan. Paling-paling sebagai penasihat.

Nah, PSI mendekat.

Tumbu ketemu tutup. Kalau bahasa orang Jawa. Cocok plek!!! Pucuk dicinta, ulam tiba.

Begitulah kisah perjodohan keluarga Jkw dengan PSI.

Bukan jkw yang masuk. Cukup kasih anaknya saja. Toh, PSI sudah amat gembira. Harapan itu kian melambung tinggi. 

"Kami tegak lurus dengan Jokowi".

Banner-banner besar dipasang dengan slongan: "JOKOW15ME" di banner partai PSI. 

Entah, bagaimana bisa partai kecil yang sumberdayanya minim, bisa pasang banner-banner besar hingga pelosok desa. 🤔

Bagi Pak Jkw, PSI tentu bisa menjadi salah satu kakinya pasca Oktober 2024. Tugas berikutnya, merancang untuk menempatkan kaki yang lain. Supaya tetap punya power di masa depan. 

Dan, itu terjawab lewat cawapres baru Pak Prabowo.

#PemiluDamai 


Drajat, 3 Desember 2023

Catatan Politik Pribadi.

Episode 4

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)