Showing posts with label Khutbah. Show all posts
Showing posts with label Khutbah. Show all posts

Friday, April 29, 2022

Khutbah Jumat Bahasa jawa; Tiga Hikmah Zakat

 

Khutbah I

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، اَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْن. وَاَشْهَدُاَنَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ. صَدَقَ الله العَظِيْم.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillahirabbilalamin, dados kalimat ingkang sepatutnya senantiasa kita ucapkan wonten ing keseharian hidup kita. Khususipun wonten ing kesempatan meniko. Ucapan alhamdulillah, merupakan salah setunggal wujud rasa syukur kitho atas karunia lan nikmat Allah SWT ingkang tiada tara. Pada siang hari meniko, kita tasik diberikan kekuatan lan kesehatan, sehingga saget ngelampahi ibadah puasa Ramadan lan shalat Jumat. Ibadah meniko merupakan bentuk nikmat iman dan islam yang hanya diberikan Allah kepada orang-orang yang dicintai-Nya.

Ingkang kedua, monggo sareng-sareng berusaha mengencangkan lan menguatkan iman dan takwa kita dumateng Allah swt dengan berusaha sekuat tenaga untuk ngelampahi perintah-perintah Allah lan nilar utawi nebihi sedoyo larangan-laranganipun. Mugi-mugi dengan usaha lan ikhtiar kita untuk selalu bertakwa, kita kelak tergolong sebagai orang-orang yang mulia di sisi Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Wonten ing kesempatan Jumat meniko, monggo sejenak kitha merenungi makna lan hakikat ibadah zakat. Khususipun wonten ing akhir bulan suci Ramadhan meniko. Kitho perlu mempelajari pernak-pernik lan hakikat rukun Islam yang ketiga meniko, supados dados pengerten beleh ibadah meniko bukan sekadar menggugurkan kewajiban, namun sedoyo meniko adalah bagian dari kebutuhan ingkang bakal membawa dampak ingkang sae kangge bagi kehidupan kita.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 56: وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ  

Artosipun, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.”

Wonten ing ayat meniko, jelas disebutkan bahwa ibadah zakat merupakan sebuah perintah. Yang nilai wajibnya disandingkan kaleyan kewajiban ngelampahi ibadah shalat. Jika menjalankan shalat meniko adalah kewajiban ingkang sifatnya vertikal (hablum minallah) yakni sebuah kepatuhan untuk memenuhi hak Allah swt dengan menyembah-Nya, mongko zakat meniko nggadahi dua dimensi ibadah.

Yang pertama tentu saja, dimensi vertikal sebagai kewajiban dumateng Allah, yang kedua dimensi horizontal; inggih meniko dalam bentuk memberikan sebagian harta ingkang kita miliki amergi di dalamnya wonten hak-hak orang lain. Dalam menunaikannya, zakat ugi mboten sekadar pokok e memberikan bagian harta, terus selesai. Mboten. Ananging, di situ ugi wonten beberapa aturan dalam pengeluarannya dan juga ditentukan besaran harta ingkang mesti kita keluarkan.

Contohipun, zakat emas. Nisabnya utawi batas minimal tiyang ingkang wajib mengeluarkan zakat emas inggih meniko ingkang nggadahi 85 gram emas. Syarat berikutnya, barang emas meniko berbentuk harta yang disimpan selama 1 tahun. Sehingga, menawi wonten tiyang ingkang nggadah simpanan emas seberat 85 gram dan disimpan selama 1 tahun (utawi isitlahnya mencapai haul), mongko tiyang tersebut wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5% utawi sebesar 2,125 gram.

Contoh lain; wonten zakat mal (utawi harta benda). Niki kangge tiyang ingkang nggadahi simpenan uang sebesar minimal 78 juta. Nah, uang meniko sifatnya disimpen. Baik wonten ing rekening bank, deposito, utawi disimpen di lemari. Menawi masa penyimpanan sampun 1 tahun, mongko wajib dikeluarkan zakatnya. Inggih meniko sebesar 2,5% saking nilai uangnya. Atau sebesar 1.950.000,-; ingkang dipun berikan kepada tiyang fakir miskin.

Inilah kemudian yang menjadikan zakat disebut masuk dalam kategori ibadah maliyyah (ibadah kehartaan).

 

 

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Wonten ing kitab Ihya ‘Ulumiddin, Imam  al-Ghazali menjelaskan wonten tiga hakikat makna lan tujuan saking kewajiban berzakat meniko.

Ingkang Pertama, zakat merupakan wujud totalitas kecintaan kitha dumateng Allah swt. Artosipun tiyang ingkang mengaku beriman lan mencintai Allah SWT bakal secara total ngelampahi sedoyo apapun perintah dan permintaan yang dicintainya. Termasuk dalam urusan mengeluarkan zakat, seberapa pun besar kecintaan lan kesenangan kita terhadap harta benda (baik berupa uang utawi emas), manakala sampun wonten perintah saking Allah SWT, mongko dengan enteng tangan kita akan mengeluarkan harta benda tersebut kangge jalan menuju Allah SWt.

Imam al-Ghazali menyebutkan beleh semakin tinggi derajat manusia di sisi Allah, mongko akan semakin besar pula rasa cintanya kepada Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Hakikat zakat ingkang kedua menurut Imam al-Ghazali adalah sebuah ikhtiar kangge membersihkan diri saking berbagai sifat negatif—khususipun sifat kikir utawi pelit. Sifat buruk meniko hanya saget dipun obati dengan cara membiasakan diri membantu orang lain kalyean harta ingkang kitha miliki, khususnya melalui zakat. Imam al-Ghazali ugi menyebutkan beleh: “Kecintaan kita dumateng sesuatu, hanya saget diobati dengan cara memaksa untuk berpisah darinya, hingga perpishaan meniko menjadi sebuah kebiasaan.”

Kita juga sebenarnya mboten perlu khawatir; harta bakal berkurang; hanya gara-gara memberikan harta kepada orang lain. Amergi pada hakikatnya, tiyang ingkang memberikan hartanya dengan tujuan ngelampahi perintah oleh Allah akan dilipatgandakan lebih dari yang ia berikan.

Allah SWT berfirman wonten ing surah Al Baqarah 261:

 مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: “Perumpamaan tiyang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti tiyang ingkang nandur sebutir biji, yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap tangkai tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Ingkang Ketiga, zakat ingkang kitha keluarkan hakikatipun adalah sebagai wujud syukur atas nikmat dari Allah SWT.

Perlu kita sadari beleh Allah memberikan kitha nikmat anggota badan yang harus kita syukuri dengan wujud ibadah badaniyyah, seperti shalat dan ibadah sejenisnya. Allah ugi memberikan nikmat kitha nggadahi kelebihan harta benda. Nah, cara mensyukuri nikmat harta benda meniko ialah dengan ibadah maliyyah yakni dengan mengeluarkan zakat, infak, utawi sedekah.

Lebih dari itu, Imam al-Ghazali ugi menyebutkan beleh zakat juga bukan sebatas bentuk syukur. Ananging, juga wujud kepedulian lan kasih sayang terhadap orang lain. Khususipun dumateng tiyang-tiyang ingkang mboten diberikan keluasan rejeki harta benda seperti ingkang kita punyai. Dawuhipun Baginda Rasulullah saw: “Tiyang ingkang kasih lan sayang dumateng penduduk bumi, bakal disayangi oleh penduduk langit.”

Maasyiral Muslimin rahimakumullah...

Lewat kepedulian meniko, mugi-mugi kita termasuk golongan tiyang-tiyang ingkang bisa memberi manfaat pada orang lain. Rasulullah bersabda: خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR Imam Thabrani)

Mekaten, tiga hakikat zakat menurut Imam al-Ghazali. Mugi-mugi cukup dados tambahan wawasan lan ilmu kita dalam ngelampahi ibadah zakat meniko. Monggi niati zakat ingkang kita keluarkan, bukan sekadar menggugurkan kewajiban, namun ugi dalam rangka mewujudkan nilai-nilai luhur diri kita sebagai orang yang beriman. Semoga kita digolongkan sebagai insan ingkang ikhlas beramal dalam ngelampahi perintah-perintah Allah dan masuk ke dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya. Amin ya Rabbal alamin...

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

  اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر 

 

Diadaptasi dari Khutbah : Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung  
Sumber: 
https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-tiga-hakikat-dalam-ibadah-zakat-freaR

Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Menyambut Bulan Ramadhan

 Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا سُبُلَ السّلَامِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الْكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُو الْجَلَالِ وَالْإكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الْإِخْوَانِ، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْاٰنِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ، يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. وَقَالَ تَعَالَى: وَاِنْ كَانَ ذُوْ عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ اِلٰى مَيْسَرَةٍۗ وَاَنْ تَصَدَّقُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (البقرة: ٢٨٠)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang ingkang penuh keberkahan meniko, khatib wasiat kangge kitho sedoyo. Anggen kitha senantiasa berusaha meningkatkan kualitas imanan lan takwa dumateng Allah SWT. Dengan cara ngelampahi kewajiban-kewajiban lan nilar utawi nebihi sedoyo perbuatan ingkang diharamkan.  

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Sekitar 14 hari lagi kita akan memasuki bulan suci, bulan penuh berkah, penuh ampunan, dan penuh peluang terbukanya pintu surga. Yakni bulan Ramadhan.

Umur manusia meniko pendek, manusia ugi sangat lemah, kesempatan lan waktu kita juga sangat terbatas. Sementara kitha sedoyo menginginkan masuk surga selama-lamanya. Miliaran tahun atau triliunan tahun. Kholidiina fiiha Abada. Hidup selama-lamanya di surga. Padahal, untuk masuk surga kitho sedoyo membutuhkan amal ingkang sebanyak-banyaknya.

Dan alhamdulillah, Allah yang Maha Rahman Maha Rahiim memberikan hadiah kepada kita; umat Islam. Bagaimana sekalipun umur kitho pendek, ananging tetep saget mendapatkan pahala ingkang sebanyak-banyaknya. Wonten hadiah ingkang namanya bulan Ramadhan. Ini adalah keistimewaaan yang diberikan kepada sebagai umat Islam.

Jika kita saget memaksimalkan waktu ingkang wonten di bulan Ramadhan, maka ketertinggalan kita, kekurangan amal kita, akan saget terpenuhi di bulan-bulan Ramadhan. Asalkan Ramadhan yang kita dapatkan, saget kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Manakala kita perhatikan salah satu keistimewaan di bulan Ramadhan ialah: asalkan seorang muslim mau puasa saja, seluruh dosanya yang telah lalu akan diampuni oleh Allah SWT.

Iamam Bukhari meriwayatkan:

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

yang artinya "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ikhlas karena Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu”.

Ini istimewa, dengan modal puasa sebulan penuh, berusaha menahan diri sekuat tenaga selama sebulan, Allah SWT bakal mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu.

Keranten meniko, seberat apapun godaan saat puasa Ramadhan nanti, kita usahakan menahan diri sekuat tenaga agar tidak batal. Agar jangan sampai bolong-bolong puasanya. Sebab, balasannya adalah pengampunan atas dosa-dosa.

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Selain ibadah puasa, kita juga perlu meng-ajeg kan diri sekuat tenang kangge ngelampahi ibadah-ibadah sunnah wonten ing bulan Ramadhan.

Contohipun, shalat Tarawih. Dawuhi Baginda Rasulullah saw:

من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Siapa yang shalat malam bulan Ramadhan karena iman dan ikhlas karane Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Ingkang tak kalah pentingnya saat di bulan Ramadhan mendatang ialah: memperbanyak membaca Alquran. Mungkin kita mboten saget ngikuti giatnya para ulama zaman dulu membaca Alquran selama bulan Ramadhan. Wonten di antara mereka yang khatam Alquran 3x dalam sebulan, wonten ingkang 10x sebulan, bahkan wonten ingkang khatam membaca dalam semalam. Subhanallah, betapa besar pahala dan kebaikan yang mereka peroleh dengan aktivitas membaca Alquran meniko.

Kita, sebagai umat Islam awam, minimal saget khatam Alquran 1x saja selama bulan Ramadhan, insya Allah sudah merupakan prestasi yang luar biasa. Betapa tidak; jumlah huruf dalam Alquran sekitar 340.700 maka jika pahalanya tiap huruf dikalikan 10 kebaikan saja, maka kita akan mendapatkan pahala kebaikan sebanyak 3.407.000 kebaikan. Padahal, nilai kebaikan dan pahala yang kita lakukan selama bulan Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT, sesuai dengan kadar keikhlasan kita masing-masing.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Ingkang tak kalah penting sebelum kita memasuki bulan Ramadan inggih meniko menata niat dan perasaan menjelang Ramadhan. Salah satu bentuk persiapannya inggih meniko dengan cara menanamkan rasa senang dan gembira menyambut kedatangan Ramadhan. Secara psikologis, perasaan gembira meniko saget menumbuhkan kecintaan dalam menjalankan akitivitas amal-amal ibadah di bulan Ramadan.

Manakala kecintaan menjalankan ibadah wonten ing bulan Ramadhan sampun tumbuh, mongko pasti hasil ingkang diperoleh bakal maksimal. Begitu pula tingkat keikhlasan kita akan menjadi tinggi.  

Rasulullah saw sampun mengingatkan wonten hadits beliau untuk senantiasa bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Kegembiraan ini juga bakal diganjar dengan sebuah keistimewaan:

 مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

Artosipun: “Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”

Subhanallah, begitu mulianya bulan Ramadhan, sampai-sampai rasa gembira mawon dalam menyambut kedatangannya, kita ugi bakal mendapatkan balasan kebahagiaan tiada tara. Inggih meniko dihindarkan saking siksa api neraka.

Rasulullah saw ugi mengingatkan kemuliaan-kemuliaan bulan Ramadhan wonten hadits beliau yang diriwayatkan Imam Nasa’i:

 أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.”

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Terakhir, selain menyambut kaleyan perasaan gembira, kita ugi perlu mempersiapkan diri dengan meningkatkan pengetahuan agama sekaligus kangge meningkatkan keimanan kita. Hal meniko saget lakukan dengan cara mengkaji lan mengikuti majelis ta’lim ingkang berkaitan dengan tuntunan ibadah bulan Ramadhan.

Demikian khutbah singkat pada siang hari ini, mugi-mugi kita termasuk orang-orang pilihan ingkang diberikan Allah keberkahan bulan Sya’ban lan saget mengangi umur di bulan Ramadhan. Amin ya Rabbal Alamin...

Audzu billahi minas syaithonirrojim\

Wal ashri

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Rejeki Tidak Akan Tertukar

 Khutbah I

الحَمْدُ لِلّٰهِ مُكَوِّنِ الْأَكْوَانِ، الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَّأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، الْمُنَزَّهِ عَنِ الشَّكْلِ وَالْأَعْضَاءِ وَالْأَرْكَانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِصِدْقٍ وَإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَزَّهُ عَنِ الْأَيْنِ وَالزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ الَّذِي كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ 

أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: فقد قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْاٰنِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ (هود: ٦)  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang ingkang penuh keberkahan meniko, khatib wasiat kangge kitho sedoyo. Anggen kitha senantiasa berusaha meningkatkan kualitas imanan lan takwa dumateng Allah SWT. Dengan cara ngelampahi kewajiban-kewajiban lan nilar utawi nebihi sedoyo perbuatan ingkang diharamkan.  

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Wonten ing Surah Hud ayat 6 dipun sebutkan: Audzubillahi ...

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ (هود: ٦)  

“Dan tidak ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di muka bumi ini melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”

Ayat meniko menegaskan tentang jaminan rejeki ingkang dimiliki oleh setiap makhluk bernyawa wonten alam dunia meniko. Kata rezeki berasal saking bahasa Arab: rizqun, igkang artosipun ‘ma yuntafa‘u bihi’, yakni sesuatu yang digunakan dan diambil manfaatnya. Sedangkan menurut at-Taftazani dalam Kitab Syarhul Aqa’id dijelaskan beleh rezeki adalah sebutan bagi apapun yang diberikan oleh Allah kepada manusia dan selain manusia, seperti jin dan binatang). Lalu, digunakan dan diambil manfaatnya, baik halal maupun haram.  

Saking pengertian di atas, dapat kitho pahami bahwa rezeki adalah sesuatu yang telah digunakan dan diambil manfaatnya. Contohnya; makanan yang telah dimakan, minuman yang telah diminum, pakaian yang telah dikenakan, rumah yang telah ditempati, mobil yang telah digunakan lan sak pingunggalane. Adapun sesuatu yang belum digunakan utawi belum diambil manfaatnya, maka tidak termasuk rejeki kita.

Misalnya, seseorang yang telah membeli makanan atau memasak makanan, ananging karena suatu hal tidak jadi dimakan, mongko makanan tersebut bukanlah rezekinya. Begitu juga bila seseorang yang telah membangun rumah, lalu karena sebab tertentu tidak ia tempati, mongko rumah meniko bukanlah rezekinya.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Yang disebut rejeki ternyata mboten terbatas pada harta ingkang halal mawon. Harta ingkang haram pun ugi disebut rezeki. Sebagaimana dipun tegaskan oleh Imam an-Nasafi dalam Kitab al-‘Aqidah an Nasafiyyah. Bahwa sedoyo rejeki yang kita miliki akan dihisab di pengadilan akhirat. Yang halal akan ditanyakan dari mana diperoleh. Sedangkan rejeki yang haram akan dibalas dengan siksaan.

Diriwayatkan saking Sayyidina Ali ra bahwa beliau berkata:

الدُّنْيَا حَلَالُهَا حِسَابٌ وَحَرَامُهَا عِقَابٌ (رواه البيهقي في شعب الإيمان)

“Dunia ini; yang halal bakal dihisab dan yang haram akan berakibat siksa.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Rejeki setiap orang sampun dijatah oleh Allah sejak zaman Azali, yakni zaman ketika jagat alam semesta meniko belum diciptakan. Imam Syafi’i mengatakan:   عَلِمْتُ أَنَّ رِزْقِي لَا يَأْكُلُهُ غَيْرِي فَاطْمَأَنَّ بَالِي 

Artosipun: “Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan dimakan orang lain, maka hatiku menjadi tenanglah karenanya.”

Perkataan Imam Syafii meniko mengajarkan dateng kitho bahwa jatah rezeki kita mboten bakal tertukar kaleyan jatah rezeki orang lain. Apalagi diambil oleh orang lain.

Imam an-Nasafi mengatakan:   وَلَا يُتَصَوَّرُ أَنْ لَا يَأْكُلَ إِنْسَانٌ رِزْقَهُ أَوْ يَأْكُلَ غَيْرُهُ رِزْقَهُ  

Artosipun: “Dan tidak terbayang apabila seseorang tidak memakan rezekinya atau rezekinya dimakan selainnya.”

Oleh sebab itu, salah satu keyakinan kita inggih meniko; sekuat apa pun usaha seseorang, jika bukan rezekinya, maka tidak akan bisa diraih. Sebaliknya, selemah apapun upaya seseorang, jika Allah telah menentukan sebagai rezekinya, pastilah akan dia peroleh. Keranten meniko, secara syariat; kewajiban kita adalah menghindari cara-cara mencari rezeki diharamkan dan dari sumber yang haram.  

Kanjeng Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ رُوْحَ الْقُدْسِ نَفَثَ فِي رُوْعِيْ أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ (رواه الحاكم والبيهقي وأورده القضاعي في مسند الشهاب بلفظه)  

 “Sesungguhnya Jibril menyampaikan wahyu ke dalam hatiku; bahwa seseorang tidak akan mati sehingga menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik”

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Sekalipun rezeki telah digariskan dan ditentukan, tetapi Allah dan Rasul-Nya tetap mendorong orang untuk bekerja dan berusaha. Bahkan, dalam sebuah hadist disebutkan beleh ikhtiar/usaha untuk mencari nafkah kangge keluarga termasuk perjuangan fi sabilillah.

عن أبي هُريرةَ ؛ قالَ : بَيْنَا نحنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ ، إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا شَابٌّ منَ الثَنِيَّةِ ، فَلَمَّا رَمَيْنَاهُ بِأَبْصَارِنَا ، قُلْنَا : لَوْ أنَّ ذَا الشَّابَّ جَعَلَ نَشَاطَهُ وَشَبَابَهُ وقوَّتَهُ في سَبِيلِ اللَّهِ ، فَسَمِعَ مَقَالَتَنَا رَسُولُ اللَّهِ _ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ _ ؛ فقالَ : ومَا سَبِيلُ اللَّهِ إلاَّ منْ قُتِلَ، مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ ؛ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ ، ومَنْ سَعَى عَلَى عِيَالِهِ ؛ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ ، ومَنْ سَعَى مُكَاثِراً ؛ فَفِي سَبِيلِ الشَّيطَان

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Pada saat kami bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul di hadapan kami, seorang pemuda dari lembah. Ketika kami terfokus kepadanya, kami bergumam, “Alangkah beruntungnya andai pemuda tersebut menjadikan kerja kerasnya, masa mudanya, dan kekuatannya untuk perjuangan Fi sabilillah”.

Rasulullah saw mendengar ucapan kami, lantas beliau bersabda: “Yang dinilai mati syahid bukan hanya orang yang wafat di medan perang. Orang yang bekerja demi kedua orang tuanya, maka dia berjuang fi sabilillah, dan orang yang bekerja untuk keluarganya, dia sedang berjuang fi sabilillah. Adapun orang yang bekerja hanya untuk memperbanyak harta maka dia fi sabilis Syaithon ‘di jalan syaithan’.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Perkara kedua ingkang penting untuk kita pahami inggih meniko bahwa banyaknya rezeki utawi harta bukanlah tanda kitho sedang dicintai oleh Allah. Sebaliknya, sempitnya rezeki ugi mboten sebuah tanda dibenci dan dimurkai oleh Allah SWT.  

Wonten ing sebuah hadits, Baginda Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ،  وَلَا يُعْطِي الدِّيْنَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ (رواه أحمد)

Maknanya: “Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla memberikan dunia kepada orang yang Ia cintai dan kepada orang yang tidak Ia cintai, akan tetapi Allah tidak memberikan agama (Islam) kecuali kepada orang yang Dia cintai” (HR Ahmad)  

Dalam riwayat yang lain disebutkan:

 وَإِنَّ اللهَ يُعْطِي الْمَالَ مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الْإِيْمَانَ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ (رواه الطبراني)  

Maknanya: “Sesungguhnya Allah memberikan harta kepada orang yang Ia cintai dan kepada orang yang tidak Ia cintai, dan tidak memberikan iman kecuali kepada orang yang Ia cintai
. (HR Ahmad)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mekaten khutbah singkat pada siang hari ingkang penuh keberkahan ini. Mugi-mugi memberikan manfaat lan barakah kangge kitho sedoyo dalam menjalani perjalanan kehidupan wonten ing alam dunyo meniko. Amin ya Rabbal alamin.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ، ونفعنا فيه من الآيات والذكر الحكيم . أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولوالدينا ولجميع المسلمين. فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

Friday, January 7, 2022

Khutbah Jumat: Spesial Tahun Baru - Tanda-tanda Zaman Fitnah

 Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا سُبُلَ السّلَامِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الْكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُو الْجَلَالِ وَالْإكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الْإِخْوَانِ، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْاٰنِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ، يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. وَقَالَ تَعَالَى: وَاِنْ كَانَ ذُوْ عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ اِلٰى مَيْسَرَةٍۗ وَاَنْ تَصَدَّقُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (البقرة: ٢٨٠)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang ingkang penuh keberkahan meniko, khatib wasiat kangge kitho sedoyo. Anggen kitha senantiasa berusaha meningkatkan kualitas imanan lan takwa dumateng Allah SWT. Dengan cara ngelampahi kewajiban-kewajiban lan nilar utawi nebihi sedoyo perbuatan ingkang diharamkan.  

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Seminggu sudah kita memasuki tahun baru 2022. Sebagian orang merayakan pergantian tahun kaleyan pesta, hura-hura, menyalakan kembang api, lan aneka macam ungkapan kebahagian lainnya. Sedangkan kitho, umat Islam sebaliknya; mengikuti pergantian tahun lan perjalanan waktu kaleyan kewaspadaan, lan siap-siap menghadapi berbagai macam ujian utawi fitnah baru ingkang bakal kita hadapi.

Bagaimana tidak. Tahun berganti tahun, masa berganti masa, merupakan tanda beleh kitho sedang memasuki zaman utawi periode ingkang semakin buruk di bandingkan tahun sebelumnya. Hal meniko sesuai kaleyan sabda Baginda Rasulullah saw wonten ing Kitab Shahih Bukhari:

فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ

“Sungguh tidak akan datang suatu zaman kepada kalian, melainkan zaman setelahnya itu lebih buruk daripadanya, sampai kalian menjumpai Rabb kalian.”

Keranten meniko, berdasarkan hadist Nabi Muhammad saw di atas, secara umum, kondisi tahun 2021 pasti lebih buruk dibandingkan tahun 2020. Tahun 2022 meniko mesti lebih buruk dibandingkan tahun 2021 yang lalu. Begitu seterusnya, ngantos tiba hari Kiamat kelak.

Pertanyaannya, nopo tolok ukur ingkang digunakan kangge menyebut “lebih buruk” dalam hadits tersebut? Padahal, zaman sekarang kita tingali; semakin banyak bangunan tinggi lan megah, teknologi makin canggih, kendaraaan semakin cepat dan mewah.

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Baik buruknya dunia, mboten diukur dengan benda-benda yang sifatnya material utawi perkembangan teknologi lan sains. Melainkan saking kondisi manusianya. Baik buruknya dunia, dalam pandangan Agami Islam, dipun tingali dengan bagaimana akhlak lan perbuatan manusia wonten ing dunia meniko. Kita sama-sama melihat di sekitar kita; kualitas manusia yang makin menurun, semakin banyak ingkang berkelakukan buruk, makin banyak pelaku maksiat ingkang mboten sungkan-sungkan maleh, dan sebaliknya, makin banyak orang-orang alim lan sholeh ingkang diwafatkan oleh Allah SWT.

Keadaan meniko akan terus berlanjut, hingga tibanya zaman FITNAH—yang terjadi menjelang Hari Kiamat kelak. Zaman Fitnah itulah ingkang ditakuti oleh orang-orang shalih sejak ratusan tahun lampau. Para ulama mewanti-wanti jangan sampai kita menemui zaman tersebut. Lantas, apakah tahun 2021 atau 2022 meniko sudah masuk zaman fitnah?

Monggo sareng-sareng kitha cermati tanda-tanda zaman fitnah, sebagaimana ingkang dipun kabarkan oleh Baginda Rasulullah saw. Wonten ing kitab Shahih Ibnu Hibban dipun sebutkan:

إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا، وَهَوًى مُتَّبَعًا، وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً، وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ، فَعَلَيْكَ نَفْسَكَ، وَدَعْ أَمْرَ الْعَوَامِّ، فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامًا، الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلاً يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ.

“Apabila kamu melihat orang yang bakhil ditaati, hawa nafsu diikuti, dunia yang diutamakan, dan ketakjuban seseorang terhadap pendapatnya sendiri. Maka tetaplah pada kemandirian diri sendiri. Tinggalkanlah perkara orang awam. Sebab sesungguhnya di balik kalian itu terdapat hari-hari (kesabaran yang berpahala). Sabar pada hari-hari tersebut bagaikan memegang bara api. Orang yang beramal pada hari itu mendapatkan pahala seperti pahala lima puluh orang yang mengerjakan amalan yang serupa.”

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Saking hadits di atas, wonten empat perkara ingkang dados tanda zaman fitnah utawi zaman edan.

Ingkang pertama, إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا

Ketika engkau melihat sifat kikir yang dituruti. Hal meniko menggambarkan kehidupan kapitalis. Inkang nggadahi prinsip bahwa segalanya dihitung dengan materi atau uang. Manusia berusaha mengeruk keuntungan sak kathah-kathahe, tanpa memedulikan nasib orang lain.

Dahulu, masyarakat suka saling weweh; saling memberi. Punya makanan utawi nopo, pasti tetangga ikut merasakan. Sehingga dalam masyarakat Jawa wonten unen-unen; “Pager mangkok luweh kuat timbang pager tembok”. Sementara hari ini, di beberapa kalangan masyarakat mulai kita lihat hampir semuanya dihitung kaleyan kalkulator ekonomi; selalu hitung-hitungan untung berapa, hitung-hitungan dapat apa.

Ingkang nomer kaleh inggih meniko: وَهَوًى مُتَّبَعًا

Hawa Nafsu ingkang diikuti. Kondisi meniko menggambarkan gaya hidup hedonisme. Manusia menuruti apapun kesenangan hidupnya tanpo mikir halal utawi haram. Laki-laki lan perempuan makin berani memamerkan hal yang dilarang agama di media sosial. Bahkan semakin viral, semakin senang dan bangga—padahal hal itu adalah larangan agama.

Dalam bentuk lain, mengikuti hawa nafsu ugi saget kita gambarkan kaleyan tiyang ingkang memaksakan diri membeli barang ini lan itu, membangun ini dan itu—hanya demi gengsi. Padahal, piyambak e dalam kondisi tidak mampu.

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Ingkang Ketiga; وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً

Urusan dunia lebih dipun pentingkan daripada urusan akhirat. Artosipun; manusia ketika repot sedikit urusan dunia, sudah berani meninggalkan sholat. Bahkan, terkadang wonten pengantin ingkang mboten sholat seharian gara-gara kuatir bedaknya hilang terbasuh air wudhu. Atau ada yang ikut perayaan karnavalan, ngantos meninggalkan sholat. Naudzu billah min dzalik.

Mugi-mugi kitho dijaga Allah saget terus istiqomah menjaga sholat, jangan sampai bolong-bolong. Amergi sholat meniko adalah ibadah ingkang pertama kali bakal dihisab wonten ing akhirat kelak.

Perkara Keempat (terakhir), وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ

Setiap orang mengagumi pendapatnya sendiri. Kondisi meniko menggambarkan hilangnya kepakaran. Amergi, tiap orang merasa dirinya pakar atau ahli dalam bidang tertentu. Nopo maleh sejak zaman media sosial. Wonten pemuda ingkang baru belajar agama dari buku terjemahan, sampun berani menyebut Imam Syafii dan Imam Nawawi tidak sesuai Al-Quran dan Sunnah. Atau pemuda ingkang sampun berani nuduh sesat santri-santri senior ingkang puluhan tahun mondok lan mempelajari kitab kuning.

Ugi wonten orang yang seumur-umur mboten sekalipun sekolah bidang kesehatan, ananging dengan percaya diri membantah hasil penelitian dokter ingkang kuliah dan berpengalaman berpuluh tahun. Sarjana pendidikan menyalahkan ahli ekonomi nasional, sarjana pertanian membid’ah-bid’ahkan amaliyah para ulama dan kiai pesantren dan lain sebagainya.

Keadaan meniko, ibarat tukang tambal ban ingkang merasa lebih ahli dan jago dibanding para profesor pembuat pesawat terbang.  

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Menawi tanda-tanda di atas kita temui, nopo ingkang mesti kita lakukan?

Pesan baginda Rasulullah saw: فَعَلَيْكَ نَفْسَكَ، وَدَعْ أَمْرَ الْعَوَامِّ،

“Jagalah dirimu dan tinggalkan urusan orang awam.”

Kanjeng Rasul saw mewasiatkan kita supaya fokus menjaga agama kita sendiri dan keluarga. Menjaga istri, anak-anak, lan sedoyo tiyang ingkang dados tanggung jawab kitho; supados mboten mudah ikut-ikutan arus yang berkembang di kalangan masyarakat umum.

Wonten ing hadis lainnya, Baginda Rasul saw berwasiat:

اِلزَمْ بيتَكَ وَأَملِكْ عليكَ لسانَكَ

Berdiamlah di rumah, dalam artian fokuslah mengurus keluarga . Jagalah lisan; mboten usah ikut-ikutan komentar dalam perkawis-perkawis ingkang mboten kita ketahui.

Sebab, setelah zaman fitnah meniko bakal datang zaman kesabaran. Di mana tiyang ingkang melaksanakan ajaran Agama Islam di zaman itu pastinya sagat berat. Sulitnya bagaikan menggenggam bara api. Dipegang panas, tetapi kalau dilepaskan akan padam.

Akan tetapi, kabar baiknya, tiyang ingkang saget melaksanakan aturan lan ajaran agama pada zaman fitnah meniko, bakal diberikan pahala 50 kali lipat dibanding sebelum zaman fitnah.

Pada akhirnya, monggo sareng-sareng kita saling mendoakan semoga kitho lan sedoyo keluarga kita senantiasa diberikan nikmat iman. Senantiasa mendapatkan petunjuk dan perlindungan saking Allah SWT. Amin ya Rabbal alamin...

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ، ونفعنا فيه من الآيات والذكر الحكيم . أقوا قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولوالدينا ولجميع المسلمين. فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)