Friday, April 29, 2022

Khutbah Jumat Bahasa jawa; Tiga Hikmah Zakat

 

Khutbah I

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، اَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْن. وَاَشْهَدُاَنَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ. صَدَقَ الله العَظِيْم.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillahirabbilalamin, dados kalimat ingkang sepatutnya senantiasa kita ucapkan wonten ing keseharian hidup kita. Khususipun wonten ing kesempatan meniko. Ucapan alhamdulillah, merupakan salah setunggal wujud rasa syukur kitho atas karunia lan nikmat Allah SWT ingkang tiada tara. Pada siang hari meniko, kita tasik diberikan kekuatan lan kesehatan, sehingga saget ngelampahi ibadah puasa Ramadan lan shalat Jumat. Ibadah meniko merupakan bentuk nikmat iman dan islam yang hanya diberikan Allah kepada orang-orang yang dicintai-Nya.

Ingkang kedua, monggo sareng-sareng berusaha mengencangkan lan menguatkan iman dan takwa kita dumateng Allah swt dengan berusaha sekuat tenaga untuk ngelampahi perintah-perintah Allah lan nilar utawi nebihi sedoyo larangan-laranganipun. Mugi-mugi dengan usaha lan ikhtiar kita untuk selalu bertakwa, kita kelak tergolong sebagai orang-orang yang mulia di sisi Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Wonten ing kesempatan Jumat meniko, monggo sejenak kitha merenungi makna lan hakikat ibadah zakat. Khususipun wonten ing akhir bulan suci Ramadhan meniko. Kitho perlu mempelajari pernak-pernik lan hakikat rukun Islam yang ketiga meniko, supados dados pengerten beleh ibadah meniko bukan sekadar menggugurkan kewajiban, namun sedoyo meniko adalah bagian dari kebutuhan ingkang bakal membawa dampak ingkang sae kangge bagi kehidupan kita.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 56: وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ  

Artosipun, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.”

Wonten ing ayat meniko, jelas disebutkan bahwa ibadah zakat merupakan sebuah perintah. Yang nilai wajibnya disandingkan kaleyan kewajiban ngelampahi ibadah shalat. Jika menjalankan shalat meniko adalah kewajiban ingkang sifatnya vertikal (hablum minallah) yakni sebuah kepatuhan untuk memenuhi hak Allah swt dengan menyembah-Nya, mongko zakat meniko nggadahi dua dimensi ibadah.

Yang pertama tentu saja, dimensi vertikal sebagai kewajiban dumateng Allah, yang kedua dimensi horizontal; inggih meniko dalam bentuk memberikan sebagian harta ingkang kita miliki amergi di dalamnya wonten hak-hak orang lain. Dalam menunaikannya, zakat ugi mboten sekadar pokok e memberikan bagian harta, terus selesai. Mboten. Ananging, di situ ugi wonten beberapa aturan dalam pengeluarannya dan juga ditentukan besaran harta ingkang mesti kita keluarkan.

Contohipun, zakat emas. Nisabnya utawi batas minimal tiyang ingkang wajib mengeluarkan zakat emas inggih meniko ingkang nggadahi 85 gram emas. Syarat berikutnya, barang emas meniko berbentuk harta yang disimpan selama 1 tahun. Sehingga, menawi wonten tiyang ingkang nggadah simpanan emas seberat 85 gram dan disimpan selama 1 tahun (utawi isitlahnya mencapai haul), mongko tiyang tersebut wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5% utawi sebesar 2,125 gram.

Contoh lain; wonten zakat mal (utawi harta benda). Niki kangge tiyang ingkang nggadahi simpenan uang sebesar minimal 78 juta. Nah, uang meniko sifatnya disimpen. Baik wonten ing rekening bank, deposito, utawi disimpen di lemari. Menawi masa penyimpanan sampun 1 tahun, mongko wajib dikeluarkan zakatnya. Inggih meniko sebesar 2,5% saking nilai uangnya. Atau sebesar 1.950.000,-; ingkang dipun berikan kepada tiyang fakir miskin.

Inilah kemudian yang menjadikan zakat disebut masuk dalam kategori ibadah maliyyah (ibadah kehartaan).

 

 

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Wonten ing kitab Ihya ‘Ulumiddin, Imam  al-Ghazali menjelaskan wonten tiga hakikat makna lan tujuan saking kewajiban berzakat meniko.

Ingkang Pertama, zakat merupakan wujud totalitas kecintaan kitha dumateng Allah swt. Artosipun tiyang ingkang mengaku beriman lan mencintai Allah SWT bakal secara total ngelampahi sedoyo apapun perintah dan permintaan yang dicintainya. Termasuk dalam urusan mengeluarkan zakat, seberapa pun besar kecintaan lan kesenangan kita terhadap harta benda (baik berupa uang utawi emas), manakala sampun wonten perintah saking Allah SWT, mongko dengan enteng tangan kita akan mengeluarkan harta benda tersebut kangge jalan menuju Allah SWt.

Imam al-Ghazali menyebutkan beleh semakin tinggi derajat manusia di sisi Allah, mongko akan semakin besar pula rasa cintanya kepada Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Hakikat zakat ingkang kedua menurut Imam al-Ghazali adalah sebuah ikhtiar kangge membersihkan diri saking berbagai sifat negatif—khususipun sifat kikir utawi pelit. Sifat buruk meniko hanya saget dipun obati dengan cara membiasakan diri membantu orang lain kalyean harta ingkang kitha miliki, khususnya melalui zakat. Imam al-Ghazali ugi menyebutkan beleh: “Kecintaan kita dumateng sesuatu, hanya saget diobati dengan cara memaksa untuk berpisah darinya, hingga perpishaan meniko menjadi sebuah kebiasaan.”

Kita juga sebenarnya mboten perlu khawatir; harta bakal berkurang; hanya gara-gara memberikan harta kepada orang lain. Amergi pada hakikatnya, tiyang ingkang memberikan hartanya dengan tujuan ngelampahi perintah oleh Allah akan dilipatgandakan lebih dari yang ia berikan.

Allah SWT berfirman wonten ing surah Al Baqarah 261:

 مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: “Perumpamaan tiyang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti tiyang ingkang nandur sebutir biji, yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap tangkai tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Ingkang Ketiga, zakat ingkang kitha keluarkan hakikatipun adalah sebagai wujud syukur atas nikmat dari Allah SWT.

Perlu kita sadari beleh Allah memberikan kitha nikmat anggota badan yang harus kita syukuri dengan wujud ibadah badaniyyah, seperti shalat dan ibadah sejenisnya. Allah ugi memberikan nikmat kitha nggadahi kelebihan harta benda. Nah, cara mensyukuri nikmat harta benda meniko ialah dengan ibadah maliyyah yakni dengan mengeluarkan zakat, infak, utawi sedekah.

Lebih dari itu, Imam al-Ghazali ugi menyebutkan beleh zakat juga bukan sebatas bentuk syukur. Ananging, juga wujud kepedulian lan kasih sayang terhadap orang lain. Khususipun dumateng tiyang-tiyang ingkang mboten diberikan keluasan rejeki harta benda seperti ingkang kita punyai. Dawuhipun Baginda Rasulullah saw: “Tiyang ingkang kasih lan sayang dumateng penduduk bumi, bakal disayangi oleh penduduk langit.”

Maasyiral Muslimin rahimakumullah...

Lewat kepedulian meniko, mugi-mugi kita termasuk golongan tiyang-tiyang ingkang bisa memberi manfaat pada orang lain. Rasulullah bersabda: خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR Imam Thabrani)

Mekaten, tiga hakikat zakat menurut Imam al-Ghazali. Mugi-mugi cukup dados tambahan wawasan lan ilmu kita dalam ngelampahi ibadah zakat meniko. Monggi niati zakat ingkang kita keluarkan, bukan sekadar menggugurkan kewajiban, namun ugi dalam rangka mewujudkan nilai-nilai luhur diri kita sebagai orang yang beriman. Semoga kita digolongkan sebagai insan ingkang ikhlas beramal dalam ngelampahi perintah-perintah Allah dan masuk ke dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya. Amin ya Rabbal alamin...

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

  اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر 

 

Diadaptasi dari Khutbah : Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung  
Sumber: 
https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-tiga-hakikat-dalam-ibadah-zakat-freaR

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)