Thursday, June 3, 2010

*Strategi Informasi Israel*

Oleh

Yons Achmad*

Aksi terorisme kembali dilakukan Israel. Kali ini penyerangan membabi-buta
atas armada kebebasan : Kafilah Freedom Flotilla yang membawa bantuan
kemanusiaan ke Gaza. Beragam pandangan muncul dalam kasus ini. Sebagian besar
mengutuk Israel, tapi satu negara semacam Amerika Serikat (AS) hanya
“menyesal” atas jatuhnya korban. Saya tak akan lebih jauh menyoroti sisi
politik. Saya akan fokus untuk menyoroti soal arus strategi informasi dan
media terkait kasus ini.

Saya percaya, selain melakukan aksi terorisme, Israel sudah pasti melakukan
serangkaian strategi informasi yang akan membenarkan aksi tersebut. Tepatnya
akan melakukan penyesatan publik. Penduduk Indonesia, tentu tak lepas dari
target penyesatan opini publik dalam kasus ini. Disinilah nantinya wacana
akan bertarung. Antara kemuliaan dan solidaritas misi kemanusiaan itu dan
argumentasi pembenaran atas aksi terorisme Israel. Bagaimana permainan
strategi informasi berjalan? Mari kita sama-sama cermati.

*Pertama*, yang saya amati adalah situs sahabatalaqsha. com dan situs
hidayatullah. com. Kedua institusi ini mengirimkan wakilnya dalam rombongan
armada kebebasan ke Gaza. Kedua situs tersebut sempat mati. Tak dapat
diakses. Ada dua dugaan. Karena di sabotase oleh pasukan maya Israel, atau
karena kendala teknis kebanyakan pengunjung yang akhirnya overload dan tak
bisa diakses. Tentang hal ini, saya belum mempunyai jawaban pastinya.

* *

*Kedua,* tentang arus informasi di situs jejaring sosial Twitter. Data
terbaru, pengguna Twitter di Indonesia adalah 5,5 juta. Wajar kalau saluran
informasi melalui media sosial ini diperhitungkan. Ada indikasi Twitter
bermain dalam politik informasi alias mendukung (pro) kepentingan
Israel. Fakta
bahwa hashtag #flotilla* * tidak menjadi trending topic. Justru yang muncul
malah #Israil. Atas bukti ini, kemudian publik menjadi bertanya-tanya,
benarkah Twitter pro Israel? Sayang sampai saat ini, sependek yang saya
ketahui belum ada pernyataan resmi dari Twitter merespon kejadian tersebut.

* *

*Ketiga*, tentang video penyerangan di kapal Freedom Flotilla. Di situs
Youtube kita bisa menyaksikan sebuah video yang saya kira sebuah propaganda
yang telah dirancang matang, bukan amatiran. Diproduksi dan disebarkan oleh
Israeli Defense Forces (IDF). Saya tertarik membaca video ini. Digambarkan,
tentara Israel turun dari helikopter satu persatu. Saat sampai di kapal
mereka dipukuli beramai-ramai. Video tersebut kemudian menjadi pembenar,
menjadi argumentasi Israel bahwa mereka melakukan serangan balik kepada
aktivis kemanusiaan dalam armada kebebasan itu dengan dalih membela diri.

Pejabat Israel kemudian gencar melakukan propaganda media. Avital Leibovich,
juru Bicara militer Israel mengatakan bahwa pasukan mereka yang naik ke atas
kapal Mavi Marmara mendapatkan senjata-senjata tajam di antara para
penumpang, seperti pisau dan lainnya. Dikatakan juga para aktivis telah
mempersiapkan diri untuk melakukan serangan terhadap tentara Israel (*
Hidayatullah* , 31 Mei 2010)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan penghadangan oleh
pasukan Israel itu. Bertujuan untuk mencegah masuknya ribuan roket, misil
dan senjata-senjata lain yang dapat menghantam kota-kota kami, masyarakat
atau orang." Para prajurit Israel, katanya, hanya membela diri dari
pembunuhan (*Eramuslim* , 1 Juni 2010).

Satu point yang menarik saya catat adalah dalam soal argumentasi. Israel
piawai dalam strategi informasi. Mereka menggunakan argumentasi lewat bukti.
Dalam kasus ini video tersebut menjadi salah satu pembenar. Bukti ada.
Publik mungkin tak sepakat. Seperti komentar beberapa pengguna Twitter yang
sempat saya ikuti. “Salah sendiri Israel, wajar mereka dipukuli ngapain juga
cegat dan halangi misi kemanusiaan”.

Propaganda tersebut mungkin tidak mempan. Publik akan kritis mensikapinya.
Namun toh masih ada kemungkinan orang percaya lantas setuju dengan
argumentasi Israel. Sekali lagi, pada titik ini, dalam politik wacana kita
memerlukan bukti (landasan) kuat yang bisa meyakinkan. Visualiasi lewat
video mungkin memang pas. Berbeda misalnya argumentasi yang mengatakan
Israel diserang duluan tanpa video itu.

Tentu argumentasi menjadi lemah, bahkan sangat lemah. Apalagi reputasi
Israel dimata dunia yang terkenal paling suka berbohong. Dengan demikian,
video tersebut saya kira salah satu bagian atau setidaknya rancangan
propaganda yang memang sudah dirancang secara matang dalam memenangkan
perang informasi.

Masih tentang video tersebut, saya lalu mengamati media nasional. Saya tidak
terlalu mengamati media misalnya Sabili, Republika, Eramuslim atau
Hidayatullah. Saya percaya media tersebut pasti memihak dan pro Palestina.
Kemudian, saya mengamati dua media : Kompas dan Tempo. Beberapa tema berita
yang diangkat seputar kemanusiaan universal. Pada wilayah ini, kedua media
tersebut cukup memihak dan pro Palestina, walau aura “militansinya” biasa
saja. Berbeda dengan “semangat membara” pemberitaan pada empat media yang
saya sebut diatas.

Tapi, ada satu pemberitaan yang menggoda saya. Judulnya “Kisah Keoknya
Pasukan Komando Israel (*Tempo*, 2 Juni 2010) ditulis oleh Daru Priyambodo.
Berita tersebut bersumber dari Harian Ynetnews Israel. Berita ini diawali
dengan heroisme tentara Israel. Daru menulis : *Pasukan komando Israel sudah
lama dikenal sebagai pembunuh andal. Mereka mampu bergerak cepat dan
mematikan. Tapi, dalam operasi di geladak kapal misi kemanusiaan Mavi
Marmara, Minggu subuh lalu, sesungguhnya pasukan ini gagal total.*

Lanjut Daru : *Bagaimana kegagalan ini terjadi? Ynetnews, harian Israel,
menyebutkan kegagalan sudah terjadi ketika pasukan diterjunkan dari
helikopter. Teori dasar yang diajarkan pada pasukan khusus itu adalah,
jangan pernah bergerak sendirian, usahakan selalu bersama anggota pasukan
lain. Teori itu tak berlaku di geladak Marmara. Mengira tak akan mendapat
perlawanan sengit, pasukan komando turun satu demi satu dari helikopter,
menggunakan tali. Di bawah, tentu saja mereka tidak disambut kalungan bunga.
Yang mereka terima adalah serbuan puluhan aktivis yang menggebuk dengan
berbagai senjata seadanya, dari kayu, besi, hingga kunci Inggris. Dengan
susah payah semua anggota pasukan komando ini akhirnya berhasil mendarat.
Tapi kondisi mereka sudah babak-belur. Dua di antaranya bahkan pingsan, dan
senjatanya dirampas.*

* *

Ada dua tangkapan saat saya membaca kutipan berita diatas. (1) Berita ini
diawali paparan heroisme tentara Israel. Pertanyaannya adalah, benarkah
tentara Israel sehebat itu? (2) Darimana wartawan mendapatkan informasi
tentang pasukan komando Israel dan kenapa dia begitu yakin?. Saya kira perlu
diselidiki. Tapi karena sudah diterbitkan Tempo, kita membacanya itulah
pandangan pemberitaan Tempo.

Agak sulit memang membaca kemana arah pemberitaan itu akan dituju. Disatu
sisi, ingin menunjukkan kehebatan tentang Israel, pada lain sisi mengungkap
ketidakhebatan tentara Israel yang mengatakan kegagalan pasukan komando.
Tapi, selanjutnya menampilkan juga kisah pasukan komando yang babak belur
digebuki aktivis kemanusiaan. Bahkan dikabarkan ada yang pingsan dan
senjatanya dirampas.

Agak lama saya merenungkan teka-teki ini. Tapi saya agak kurang sepandangan
dengan Tempo. Satu alasannya, sumberi berita itu dari harian Israel. Pada
akhirnya dari menghubungkan satu persatu pemberitaan, ada sebuah benang
merah yang saya dapatkan.

Saya menduga, pasukan Israel bukan “keok” seperti yang diberitakan Tempo.
Saya malah menduga kejadian itu disengaja. Satu-persatu personil pasukan
turun dari helikopter, lalu mereka berhasil memancing kemarahan aktivis
kemanusiaan yang kemudian “menyerang” pasukan dengan tongkat (kayu). Tim
“humas” Israel mengabadikan peristiwa itu dalam sebuah video. Menyebarkannya
ke penjuru dunia.

Lantas menjadi argumen pembenaran bahwa Israel tidak melakukan penyerangan,
tapi membela diri seperti yang persis disampaikan Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu. Ini pandangan sementara bagaimana strategi informasi Israel
dimainkan. Video tersebut benar-benar menguntungkan Israel dalam perang
Informasi. Tentu masih banyak strategi informasi lain yang perlu kita baca.
Untuk analisis yang lebih akademis, kita tunggu saja para sarjana Ilmu
Komunikasi di “menara gading” sana untuk bisa mengupasnya dengan lebih
jernih. []

*Pengamat media. Tinggal di pinggir Jakarta.

Lowongan Kerja : Editor Tetap Pustaka Alvabet

Posted by: "Pustaka Alvabet" pustaka_alvabet@yahoo.com pustaka_alvabet
Thu Jun 3, 2010 3:27 am (PDT)


PT Pustaka Alvabet (penerbit) membuka kesempatan bagi siapa saja yang meminati dunia perbukuan untuk bergabung bersama sebagai EDITOR TETAP (full time), dengan kualifikasi berikut:

·Pendidikan minimal S-1 semua disiplin ilmu
·Berpengalaman minimal 1 tahun sebagai editor di penerbitan buku
·Memahami perkembangan dunia penerbitan dan perbukuan
·Menguasai bahasa Inggris dengan baik
·Berpengetahuan luas lintas disiplin keilmuan
·Kooperatif dan dapat bekerja di dalam tim
·Dapat bekerja di bawah tekanan (deadline & result oriented)

Kirimkan segera lamaran dan CV lengkap (sertakan foto) Anda paling lambat tanggal 10 Juni 2010 via email ke:
hrd@alvabet. co.id, atau via pos ke:

PT Pustaka Alvabet
Ciputat Mas Plaza Blok B/AD
Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat
Tangerang 15412
Telp: 021-7494032
Ciputat, 01 Februari 2010

Hormat kami,
Ttd.

Â

Liza A. Z.
HRD Staff

============ ========= ========= ========= ===
Pustaka Alvabet
Ciputat Mas Plaza Blok B/AD
Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat
Jakarta Selatan Indonesia 15411
Telp. +62 21 7494032,
Fax. +62 21 74704875
www.alvabet. co.id

Lowongan di Almahira

Penerbit Almahira membuka kesempatan untuk beberapa posisi di keredaksian:

1. Editor Buku Turats (EBT)
2. Editor Buku Kesehatan (EBK)
3. Editor Buku Islam Populer (EBIS)
4. Muraji' (M)
5. Desain Grafis / Tata Letak (DG)
6. Illustrator (IR)

Kriteria:

- Muslim / Muslimah maksimal 27 tahun (semua)
- Minimal lulusan S1 (1, 2, 3, 4)
- Terampil menulis dalam bahasa indonesia (1, 2, 3, 4)
- Menguasai Bahasa Arab dengan Baik (1, 2, 3, 4)
- Mempunyai karya yang pernah diterbitkan (1, 2, 3, 4)
- Diutamakan belum menikah (semua)
- Pengalaman kerja minimal satu tahun (semua)
- Lulusan Perguruan Tinggi Timur Tengah, Perguruan Tinggi Islam Dalam Negeri, atau LIPIA (1, 4)
- Mempunyai wawasan luas seputar kajian Islam klasik (hukum, filsafat, sejarah, tafsir, dan hadits) (1, 4)
- Mengikuti tren perkembangan tema buku terbaru (3)
- Menyertakan portofolio (5, 6)
- Menguasai Aplikasi Desain Grafis dan Layout Buku (Adobe Photoshop, CorelDraw, Freehand, Illustrator, InDesign) (5, 6)

Lamaran dan curriculum vitae dikirim ke:
hrd@almahira.com, cc: almahira.publishing@yahoo.co.id

Paling Lambat tanggal 05 Juni 2010.

Semoga Allah swt. senantiasa meridhai setiap usaha dan hasil kerja kita semua... amiin ya rabbal 'aalamiin...

Friday, May 28, 2010

Lomba Menulis untuk Anak (Tabloid NOVA)

Posted by: "fitta astriyani" rollick_hysteria@yahoo.com rollick_hysteria
Mon May 24, 2010 2:55 am (PDT)


Lomba Menulis untuk Anak (Tabloid NOVA)Deadline: 21 Juni 2010Kirimkan
cerita menarik tentang pengalaman berkesan dengan Ibu yang bertemakan “I
LOVE YOU MOM“.
Menangkan hadiah dana pendidikan:Hadiah
1: untuk 1 pemenang @ Rp 8 juta.
Hadiah 2: untuk 1 pememang @ 6
juta.
Hadiah 3: untuk 1 pemenang @ Rp 3,5 juta.
Hadiah 4: untuk 2
pemenang @ Rp 2 juta.
Hadiah 5: untuk 5 pemenang @ 1,5 juta.
20
Nominator : Paket menarik NISSIN CRISPY @ Rp 200.000,-
50 Pengirim
pertama: Paket menarik NISSIN CRISPY @ Rp 100.000,-SYARAT DAN KETENTUAN:Peserta
harus anak usia 5-12 tahunProgram ini tidak berlaku untuk
karyawan Nissin Crispy beserta keluarganya, perusahaan rekanan,
konsultan, maupun pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan promo ini.Peserta harus mengirimkan cerita menarik tentang pengalaman
berkesan dengan ibu yang bertemakan I LOVE YOU MOM.Tulisan
merupakan karya sendiri, bukan meniru atau milik orang lain dan belum
pernah dipublikasikan. Kirim cerita
tersebut bersama dengan kemasan kosong NISSIN CRISPY ukuran 250 gram.Cantumkan data diri secara lengkap bersama hasil tulisan. Biodata
meliputi nama, alamat lengkap, nomor telepon, tanggal lahir, dan
fotokopi KTP orang tua.Kirimkan tulisan ke PO BOX 1295 JKB –
Jakarta 11012. Paling lambat 21 Juni 2010 (cap pos). Tuliskan kode NS
CRISPY di pojok kiri atas amplop.Semua tulisan yang masuk
menjadi milik NIssin Crispy dan berhak untuk dipublikasi. Penilaian
juri berdasarkan keunikan cerita, orisinalitas, dan tidak dapat
diganggu gugat.Nominasi akan diumumkan di Tabloid Nova edisi
1167, terbitan 5 Juli 2010 dan majalah BOBO edisi 12 terbitan 8 Juli
2010.Pemenang akan diumumkan di Tabloid Nova edisi 1168
terbitan 12 Juli 2010 dan Majalah BOBO edisi 13 terbitan 15 Juli 2010.Pihak penyelenggara berhak mengubah spesifikasi hadiah
sewaktu-waktu. Pajak hadiah ditanggung oleh Nissin Crispy.Lomba ini tidak dipungut biaya apa pun, hati-hati terhadap
penipuan.Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor
(021) 5330 150 ext. 32121 (hari kerja Senin-Jumat, pukul 09.00-16.00) (SUMBER:
TABLOID NOVA No. 1157/XXIII, 26 April-2 Mei 2010 )

Sunday, May 23, 2010

Launching Buku: Melawan Pembajakan Demokrasi, Pelajaran dari Pilkada Jawa Timur

Tanggal : 25 Mei 2010
Waktu : 12:30 - 16:00
Tempat : Ruang Anggrek Lt. 1 Gedung Balai Kartini Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 37 Jakarta Selatan

Akan hadir dalam launching ini adalah:
- Khofifah Indar Parawansa (ketua Umum Muslimat NU)
- Effendy Ghazali (pengamat politik)
- Tokoh-tokoh nasional.

Berikut resensi bukunya yang dimuat harian Seputar Indonesia, Minggu, 23 Mei 2010.

=======================

Demokrasi Tanpa Kecurangan

JIKA ukurannya hanya pemilihan langsung atau tidak langsung,tentu,Indonesia adalah negara yang cukup berhasil mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi.

Betapa tidak, di negeri dengan lebih dari 220 juta penduduk ini, presiden hingga kepala desa dipilih secara langsung. Rakyat bebas menentukan pemimpinnya. Namun, tentu, demokrasi tidak sebatas itu. Demokrasi juga diukur oleh sejauh mana sistem tersebut berjalan sesuai prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran serta penghormatan terhadap nilai, norma dan aturan hukum yang berlaku.

Demokrasi di Indonesia juga belum sepenuhnya memenuhi prinsip- prinsip tersebut. Sebab, dalam banyak kesempatan, proses demokrasi di negeri ini, masih menyisakan tidak sedikit persoalan. Sebut saja, misal dalam proses pemilihan umum (pemilu), baik pemilu legislatif, pemilu presiden maupun pemilu kepala daerah.

Contoh paling nyata adalah pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) Jawa Timur pada 2008 silam, seperti yang diungkap dalam buku berjudul Khofifah Indar Parawansa: Melawan Pembajakan Demokrasi ini. Pesta demokrasi lokal di provinsi,berpenduduk terbesar di Indonesia itu, tidak hanya menyisakan satu, melainkan banyak persoalan yang sangat kompleks.

Di antaranya, kasus dugaan (kuat) manipulasi daftar pemilih tetap (DPT), kurang siapnya lembaga penyelenggara pemilukada, maraknya praktik-praktik pelanggaran serta kecurangan yang dilakukan pihak-pihak tertentu. Saking kompleksnya persoalan pada pemilukada itu,pemungutan suara pun harus digelar hingga tiga kali atau tiga putaran.Satu di antaranya pemungutan suara ulang di dua kabupaten: Bangkalan dan Sampang,plus penghitungan suara ulang di Pamekasan.

Hal itu dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa telah benar- benar terjadi pelanggaran di tiga kabupaten tersebut sehingga harus dilakukan pemungutan suara ulang dan penghitungan suara ulang. Pelanggaran yang dimaksud bukanlah pelanggaran yang bersifat insidental atau pun sporadis.

MK dalam putusannya,menyebut pelanggaran yang terjadi sebagai ìpelanggaran sistematis, terstruktur dan masifî. Sistematis karena pelanggaran dilakukan secara terencana, terorganisasi, profesional, dan dengan perhitungan yang matang.Terstruktur lantaran kejahatan politik tersebut melibatkan aparat/oknum lembaga negara, yakni Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).

Dan,masif karena pelanggaran itu terjadi di tiga kabupaten –bukan hanya di satu tempat pemungutan suara– sehingga sangat memengaruhi hasil akhir pemilukada tersebut. Saking sistematis, terstruktur dan masifnya, pelanggaran serupa kembali terjadi pada pemungutan suara ulang di Bangkalan dan Sampang.

Di antaranya, ditemukan ratusan ribu pemilih pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Khofifah Indar Parawansa–Mudjiono (Kaji) di Bangkalan dan Sampang yang tak bisa menyalurkan hak pilihnya karena tak masuk dalam DPT.Temuan lain adalah adanya ratusan ribu nama dan nomor induk kependudukan (NIK) ganda, serta adanya pemilih di bawah umur dan nama-nama fiktif.

Pelanggaran-pelanggaran itu baru satu di antara banyak pelanggaran lain,terutama jenis-jenis pelanggaran yang dapat disengketakan di MK.Dalam buku yang ditulis Ahmad Millah Hasan ini,diungkap pula bentuk-bentuk pelanggaran bernuansa SARA (suku,agama,ras dan antargolongan). Sebut saja sebagai contoh beredarnya poster bergambar Salib dan bertuliskan ‘Yesus Memberkati’ di hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.

Poster tersebut dimaksudkan untuk menjelekkan pasangan Kaji. Peran lembaga survei menambah ‘keunikan’ tersendiri pada pemilukada di provinsi yang menjadi basis Nahdlatul Ulama ini.Beberapa jam setelah pemungutan suara pada putaran kedua,lima lembaga survei, tiga di antaranya lembaga bertaraf nasional –yang cukup kredibel– menyatakan pasangan Kaji mengungguli rivalnya, Soekarwo– Saifullah Yusuf (Karsa). Namun, fakta tersebut berubah kemudian.

Kata kunci margin of error (tingkat kesalahan) 1-2 persen pun dipakai untuk meyakinkan publik bahwa bisa saja pasangan Kaji justru akan kalah atas pasangan Karsa dalam hitung manual KPUD.Opini sudah dibangun.Diperkuat diskusi yang digelar KPUD, yang secara khusus memperbincangkan margin of error atas quick count.Begitu pula sejumlah pengamat,seperti di komando, bicara bahwa quick count tidak selalu tepat.

Alhasil, dua atau tiga hari setelah pemungutan suara, beredar data melalui layanan pesan singkat (SMS) dan selebaran bahwa Desk Pilkada Provinsi Jawa Timur telah selesai menghitung suara di seluruh TPS. Hasilnya, Karsa unggul. Hampir bersamaan dengan itu,beredar pula SMS hasil hitungan versi Polisi dari Polda Jatim.Hasilnya,Karsa unggul. Ulasan rinci yang diperkuat beragam data pelanggaran sistematis, terstruktur dan masif dalam buku ini,bukan hanya penting untuk diketahui sebagai informasi semata.

Buku ini penting sebagai pengingat bagi bangsa Indonesia yang masih berada dalam proses kematangan berdemokrasi. Apalagi, di masa mendatang, Indonesia masih akan menerapkan demokrasi langsung, masyarakat hingga lapisan paling bawah turut terlibat. Khusus pada 2010, sebanyak 244 pemilukada akan digelar di berbagai daerah di Indonesia, terdiri dari 7 provinsi dan 237 kabupaten/kota.

Itu artinya, sebanyak 244 pula merupakan potensi kecurangan, kekisruhan dan sekian permasalahan lain bisa terjadi. Jika tidak diantisipasi, bukan tidak mungkin pesta demokrasi yang melelahkan sekaligus berbiaya tinggi itu hanya akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang mengingkari amanat pemilihnya.(*)

M Arief Hidayat
adalah mantan wartawan dan penikmat buku.

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)