Adil Sejak dalam Pikiran, Bahkan Doa
• Adil Sejak dalam Pikiran--bahkan Doa •
Dalam sebuah perjalanan di bus kota (Kopaja, Metromini, atau selainnya) kaki Anda terinjak penumpang lain. Seorang perempuan. Anda langsung hendak bereaksi keras, karena kaki yang sakit.
Namun, saat hendak marah-marah, Anda melihat perempuan penginjak itu amat cantik. Wajah putih bersih, memesona.
Dia tersenyum kecil sambil sedikit menundukkan kepala.
Mengisyaratkan permohonanan maaf.
Apa reaksi Anda berikutnya?
Tetap marah-marah, sambil teriak, "Taruh dimana mata, lo? Mata picek tho?"
Atau mendadak hilang amarah?
Lalu membalas senyumnya dengan senyum tak kalah manis.
Dalam peristiwa terinjak lainnya, Anda mau marah-marah
Lalu melihat si perempuan penginjak berwajah jelek, tak terawat
Baju kumal, dari tubuhnya tercium aroma kecut pula
Apa reaksi Anda? Tetap marah-marah
Atau malah pasang wajah manis, mengumbar senyum padanya.
Memaafkan...
Dalam sebuah perjalanan di bus kota (Kopaja, Metromini, atau selainnya) kaki Anda terinjak penumpang lain. Seorang perempuan. Anda langsung hendak bereaksi keras, karena kaki yang sakit.
Namun, saat hendak marah-marah, Anda melihat perempuan penginjak itu amat cantik. Wajah putih bersih, memesona.
Dia tersenyum kecil sambil sedikit menundukkan kepala.
Mengisyaratkan permohonanan maaf.
Apa reaksi Anda berikutnya?
Tetap marah-marah, sambil teriak, "Taruh dimana mata, lo? Mata picek tho?"
Atau mendadak hilang amarah?
Lalu membalas senyumnya dengan senyum tak kalah manis.
Dalam peristiwa terinjak lainnya, Anda mau marah-marah
Lalu melihat si perempuan penginjak berwajah jelek, tak terawat
Baju kumal, dari tubuhnya tercium aroma kecut pula
Apa reaksi Anda? Tetap marah-marah
Atau malah pasang wajah manis, mengumbar senyum padanya.
Memaafkan...