Raudlah,
disebut oleh Kanjeng Rasulullah saw sebagai taman surga. Letaknya di
dalam area masjid Nabawi, Madinah Munawwarah. Tepatnya area antara
mimbar shalat dan makam beliau.
Area Raudlah dibedakan dengan warna karpetnya.
Kembang-kembang dengan dominan hijau.
Sementara karpet lain di Masjid Nabawi berwarna merah.
Poto
ini saya ambil Pebruari 2015 lalu. Di sela antrean panjang memasuki
area Raudlah yang penuh sesak. Semua jamaah harus sabar menunggu
"giliran" jamaah lain melaksanakan shalat sunnah dan berdoa di sana.
Begitu ada yang berdiri keluar, barulah kami yang di belakang bergerak maju mengisi kekosongan.
Dalam
poto, tambah di depan saya seorang jamaah sedang bersujud (kaos kaki
putih). Sementara sarung saya (ungu tua) tampak tepat di belakang area
karpet hijau (Raudlah).
Babat, 29 Mei 2015
Konveksi & Sablon
Produksi aneka kaos dan seragam sekolah
PIN BB = 7ED7A5A4
SMS/WA = 0856.4625.2020
TELKOMSEL : 0852.1871.5073
LINE : Khaled Lamongan
Hati-hati, jaga ucapan dan perbuatan. Jangan sampai bikin sakit orang lain. Sekecil apapun itu. Bahkan andai bermaksud guyon.
Orang zaman sekarang gampangan. Sakit hati sedikit saja, balasnya tak dinyana.
Banyak kita baca di koran, atau berita televisi, dendam sakit hati bikin ngeri. Perkosa, keroyokan, penyiksaan, penyekapan, hingga mutilasi.
Bisa jadi, kejadian terbaru di hutan Panceng, juga tak jauh dari rasa sakit hati.
Makanya, hati-hati jangan mudah bikin orang lain sakit hati.
Kalau orang dulu mungkin dibalas santet.
Bisa jadi, orang sekarang banyak nekad membalas dendam walau tak setimpal, karena hukum tak bertaji. Hukuman tak pula bikin ngeri.
Andai pelaku bunuh, dihukum bunuh pula.
Andai pemerkosa langsung dikebiri saja sumber kenikmatannya.
Andai pelaku mutilasi juga dimutilasi sebelum ditembak mati.
Andai para koruptor langsung dipotong tangannya.
Penjara kita tak perlu sesesak ini.
Negara tak perlu menghabiskan dana untuk para penjahat kambuhan.
Kita pun tak usah bingung menganggarkan untuk mereka.
Babat, 28 Mei 2015
Konveksi dan Sablon
Barra Kids Wear
7ED7A5A4
0856.4625.2020 (WA available)
Sesuatu yang benar pun, andai berpotensi menimbulkan fitnah, lebih baik tak usah dilakukan.
Saya teringat cerita alm Bapak saya. Beliau pernah diminta menjadi imam tarawih di musholla milik organisasi tetangga. Dengan halus, Bapak menolak permintaan tersebut.
Bapak termasuk dekat dengan tokoh2 mereka. Tidak menyudutkan atau "mengkafirkan" organisasi berbeda itu. Pun tetap bermuamalah sama baiknya dengan orang "serumah" atau "tetangga".
Dulu, beberapa tahun lalu, saat masih "semangat"2nya, saya tidak bisa menerima sikap bapak.
Tapi, kini (baca: beberapa tahun ini) saya memahami kenapa sikap itu yang beliau ambil.
Itulah kearifan yang kerap tak di punya anak2 muda yg sedang semangat "membela" agamanya.
#Masih tentang baca Quran langgam Jawa.
Babat, 26 Mei 2015
Barra Kids Wear
Pin BB : 7ED7A5A4
Sms/WA : 0856.4625.2020
Memaafkan itu perbuatan yang amat berat. Apalagi kalau memaafkan lebih dulu sebelum pelaku salah memohon maaf.
Saya pernah ilustrasikan di kelas. Misalnya, sampean habis dikaplok koncone. Terus, sampean datang ke rumahnya. Bawa gula 2 kg dan minyak 2 liter. Sampean bilang ke teman yang ngaplok itu,
"Kesalahan sampean wes ta sepuro..."
Kira2 apa yang terjadi dengan teman sampean itu? Tanya saya.
Yo, kebalik, Pak! Ujar mereka hampir serempak.
Hehehe...
Ini memang ilustrasi yang amat ekstrim baiknya.
Memaafkan memang berat.
Tak semua orang mampu melakukan.
Shalat tahajud? Semua orang bisa
Shalat jamaah? Semua orang bisa
Muter tasbih? Semua orang bisa
Poso? Semua orang bisa
Dahi gosong hitam? Bisa. Pakai ampelas juga gosong
Tapi, kalau memaafkan kesalahan orang lain, tak semua orang sanggup. Bahkan, seorang sarjana S3. Lulusan perguruan tinggi bergengsi dari barat sekalipun.
Babat, 21 Mei 2015
WJL Konveksi
Produksi aneka kaos dan seragam sekolah
7ED7A5A4
0856.4625.2020
Pengaturan transportasi di area makam Sunan Kudus termasuk yang paling rapi. Ada berbagai jenis angkutan; becak, angkot, dokar, dan ojek.
Pengelola membagi jadwal operasi kesemua noda transportasi tersebut. Becak, dokar, dan angkot beroperasi di siang hari. Sementara ojek khusus beroperasi di malam hari.
Ojek pun, pengelola membagi sesuai urutan order. Tidak pakai berebut mencari penumpang seperti di lokasi makam lainnya.
Bahkan, ojek dari terminal ke makam, atau sebaliknya dari makam ke terminal pun dibedakan.
Ojek dari terminal ke makam, menggunakan helm berwarna putih. Sementara yang yang dari makam ke terminal ber-helm merah. Tiap pengojek tak boleh mengambil rute orang lain.
Begitu juga mungkin untuk becak dkk, yang kebetulan saya tidak menemuinya. Sebab, tiba di Kudus pas hampir tengah malam.
Model pengaturan seperti ini harus dijadikan contoh referensi bagi pengelola2 makam wali lainya dalam pelayanan kepada peziarah.
4 Mei 2015