Thursday, July 19, 2018

Rahmah untuk Hewan

• Rahmah untuk Hewan •

Sebagian ulama ada yang meyakini bahwa Nabiyullah Ya'qub alaihis salam, dipisahkan Allah dari anak kesayangannya, Yusuf as, selama bertahun-tahun disebabkan kesalahan yang duuuulu pernah dilakukannya.

Nabi Ya'qub, dulu pernah menyembelih seekor anak sapi (pedhet: Jw) tepat di hadapan induknya. Induk sapi menangis. Ia bersedih berat. Lalu, berdoa kepada Allah swt agar Ya'qub mendapatkan balasan dengan dipisahkan sebagaimana ia dipisahkan dari anak kecilnya.

Karena itu,
Atas dasar kasih sayang terhadap hewan, sebagian ulama memutuskan fatwa larangan menjual seekor anak sapi yang masih usia menyusu--tanpa bersamaan induknya.

Atas dasar rahmah pula, sebagian ulama berfatwa larangan melakukan suntik (inseminasi) buatan bagi seekor sapi/hewan. Alasannya, hewan tersebut akan menjalani proses hamil dan melahirkan--tanpa merasakan nikmatnya berhubungan suami-istri (😊).

Padahal, proses kehamilan dan melahirkan itu amat berat dan sakit--sebagaimana pengakuan yang pernah mengalaminya.

Tapi, kenapa Ibu-ibu kok masih pula mau hamil dan melahirkan?
Ya itu, karena ibu-ibu masih bisa merasakan enaknya proses menuju hamil.
Coba, andaikan mereka tiba-tiba diberikan kehamilan dan kelahiran anak.
Masihkah mereka mau hamil berikutnya, dan berikutnya?

Tritunggal, 19 Juli 2018
@mskholid

'Mengubah' Ciptaan Allah

• "Mengubah" Ciptaan Allah •

Salah satu pesan yang disampaikan Alquran ialah jangan mengubah kodrat ciptaan Allah.
Salah satu sebabnya ialah dapat merugikan manusia itu sendiri dalam jangka panjang. Yang itu kadang tidak disadari manusia.

Misalnya,
Kalau menuruti kodrat ciptaan Tuhan, benih yang ditanam akan menghasilkan panen berlipat sepuluh. Kemudian, biji hasil panen itu pun bisa ditanam ulang dan menghasilkan panen yang sama besarnya. Tentu saja lewat pengelolaan yang sama bagusnya.
Manusia kurang puas.

Maka,
Demi mendapatkan hasil panen yang bagus, manusia mulai mengadakan rekayasa genetika pada beberapa jenis tumbuhan. 1 biji yang dulunya, misalnya, ditanam menghasilkan 1 kg, lewat ilmu rekayasa genetika modern, bisa menghasilkan berkali-kali lipat panennya dibanding pakai benih biasa.

Manusia senang (sementara) dengan laba yang berlipat ganda.

Namun,
Ternyata biji hasil panen lewat rekayasa genetika itu tidak bisa ditanam ulang untuk menghasilkan panen yang sama. Bisa jadi cuma menghasilkan pohonnya, tanpa ada buah yang bisa dipanen.
Akibatnya, petani tidak bisa nandur--kecuali lewat membeli bibit di perusahaan pembuat benih--lewat rekayasa genetika.

Dalam jangka panjang,
Karena sudah tidak punya biji yang bisa ditanam, mau gak mau petani harus beli benih di perusahaan itu. Di sinilah kemudian tiba saatnya pemilik perusahaan benih mengambil untung sebesar-besarnya. Benih tanaman itu dijual dengan harga sekehendak mereka--sebagai pemilik karya intelektual.

Dan, mau gak mau, petani harus beli dengan harga mahal. Mau gak mau pula, masyarakat akan beli buah/hasil tanaman itu dengan harga mahal.

Seperti halnya rekayasa genetika pada manusia.
Sains memang memberi harapan bagi manusia untuk "dipilihkan" benih sperma berkualitas terbaik yang akan ditemukan dengan sel telur. Menurut sains, anak hasil pemilihan itu akan punya kualitas seperti yang diinginkan.

Tapi, sains tidak berani menjamin si anak "pilihan" juga akan menghasilkan anak-anak yang sama kualitasnya. Kemungkinannya malah tidak bisa menghasilkan anak yang normal.

Drajat, 17 Juli 2018
@mskholid

》disarikan dari Ngaji bareng Gus Bahauddin Nursalim - Tafsir Jalalain, dengan berbagai modifikasi dan penyesuaian.

https://m.caping.co.id/news/detail/1918863

Sunday, July 1, 2018

Adil Sejak dalam Pikiran, Bahkan Doa

• Adil Sejak dalam Pikiran--bahkan Doa •

Dalam sebuah perjalanan di bus kota (Kopaja, Metromini, atau selainnya) kaki Anda terinjak penumpang lain. Seorang perempuan. Anda langsung hendak bereaksi keras, karena kaki yang sakit.

Namun, saat hendak marah-marah, Anda melihat perempuan penginjak itu amat cantik. Wajah putih bersih, memesona.
Dia tersenyum kecil sambil sedikit menundukkan kepala.
Mengisyaratkan permohonanan maaf.

Apa reaksi Anda berikutnya?
Tetap marah-marah, sambil teriak, "Taruh dimana mata, lo? Mata picek tho?"
Atau mendadak hilang amarah?
Lalu membalas senyumnya dengan senyum tak kalah manis.

Dalam peristiwa terinjak lainnya, Anda mau marah-marah
Lalu melihat si perempuan penginjak berwajah jelek, tak terawat
Baju kumal, dari tubuhnya tercium aroma kecut pula

Apa reaksi Anda? Tetap marah-marah
Atau malah pasang wajah manis, mengumbar senyum padanya.
Memaafkan...

Tuesday, June 26, 2018

Fokus pada Tujuan

• Fokus pada Tujuan •

Musuh terbesar Rasulullah saw sejak awal dakwah ialah Abu Jahal. Ia selalu melakukan upaya apapun untuk membunuh Baginda Rasulullah saw dan menghalangi dakwah tauhid 😊.  Namanya Kondang disebut-sebut oleh kalangan muslim Muhajirin dan Ansor.
Abu jahal dikenal sulit dibunuh, karena memang selain jagoan, dia juga dikelilingi pengawal-pengawal saat di medan perang.

Namun ternyata, nama besarnya hilang begitu saja hanya saat peperangan pertama melawan kaum muslimin. Yakni saat Perang Badar.
Nah, siapa pembunuh Abu Jahal?
Dialah dua anak kecil yang ikut berperang waktu itu.

Ada yang menyebutnya Muawwidz dan Muadz. Dua anak kecil dari Ansor.
Menjelang peperangan, Abdurrahman bin Auf melihat kedua anak kecil itu di sampingnya
Dia menggerutu, 'Ah... Kenapa yang ada di sampingku hanyalah anak kecil. Andaikan orang besar, pasti bisa diharapkan bantuannya.'

Tiba-tiba keduanya dengan wajah bersemangat, bertanya ke Abdurrahman.
"Paman, tahukah engkau yang mana Abu Jahal?"
"Emang kenapa?"
"Kami dengar ia sangat membenci Rasulullah, sering menghina Rasulullah. Kami akan bunuh dia!"
"Kalau begitu, tetaplah di sampingku. Nanti kutunjukkan yang mana Abu Jahal."
"Siap bosss...!!!"

Di tengah peperangan, kedua anak kecil itu hanya fokus menunggu instruksi dan petunjuk yang mana Abu Jahal. Tidak ada nafsu berperang atau gelut dengan pasukan kafir quraisy lainnya.

Saat terlihat Abu Jahal berkeliling di tengah pasukannya--mengendarai kuda, seketika itulah Abdurrahman menunjukkannya pada kedua anak kecil itu.
"Itu dia lelaki yang kalian cari."

Serentak keduanya bergerak. Menyerang Abu Jahal.
Agak sulit memang, karena selain ia naik kuda, dia juga dijaga pengawal-pengawalnya.
Namun, kedua anak kecil itu tak mau menyerah. Pokoknya, Abu Jahal harus mati di tangan mereka. Keduanya tidak menghiraukan pengawal-pengawal itu. Yang diserang hanyalah Abu Jahal.

Singkat cerita, Abu Jahal mati lewat tangan mereka.
Para pengawal Abu Jahal pun mundur, melarikan diri.
Keduanya berhasil meraih misi besar itu
Fokus adalah kuncinya

•••

Wahsyi, pembunuh Sayyid Hamzah, ketika sudah tobat dan masuk Islam, sering ditanya oleh Abu Bakar dan Umar. Apa rahasiamu; kok bisa membunuh Sayyid Hamzah?
Wahsyi menjawab: FOKUS
"Aku ikut perang ini, hanya untuk membunuh Hamzah. Karena aku dijanjikan akan dimerdekakan dari budak jika berhasil."

(Sakjane, biyen aku yo weruh awakmu karo sliweran nek mbarepku, tp aku emoh mateni. Wong seng tak doleki cuma Hamzah. Begitu mungkin kira-kira yang ada di pikiran Wahsyi).

Wahsyi pun benar-benar berhasil membunuh Sayyidina Hamzah dengan panahnya. Saat itu, Hamzah sedang beradu pedang dengan orang lain.

Babat, 26 Juni 2018
@mskholid
- Dirangkum dari tulisan kisah islami di republika dan ngaji Gus Baha'.

Monday, June 25, 2018

Strategi Memasarkan Produk


Beberapa hari lalu saya belanja ke toko kecil. Belanja kebutuhan harian rumah. Berbagi tugas dengan istri yang sibuk di dapur.
Sabun, sampo, odol, dkk lainnya.
Saya berdiri di depan rak sabun cuci baju.

Ya, sabun semacam inilah pilihan saya sejak zaman kuliah
Pertimbangannya, selain harga terjangkau--juga ada hadiah piringnya
Lumayan buat anak kos-kosan

Ada hal yang menggelitik saya saat melirik label harga sabun kemasan itu.
Harganya masih hampir sama dengan saat masih kuliah dulu
Kok bisa? Dahi saya mengernyit
Padahal sudah 10 tahun lebih (yang lalu). Selisih harga cuma sekitar 500 - 2.000 hingga dengan harga saat ini.

Saya perhatikan lagi bungkus kemasan sabun itu
Saya coba cermati label isinya.
Oooohhh... Barulah saya "ngeh"...
Ternyata, memang isi sabunnya yang dikurangi

Kalau dulu, isi kemasan 1 bungkus itu 1 kg (1000 gram)
Sekarang, pabrik mengemas sabun cuci untuk pasar dengan netto 800 gram
Ada pula yang dikemas dengan netto 850 dan 900 gram
Sementara besar bungkusnya tetap (atau hampir) sama

Ini yang kadang tidak disadari konsumen
Dianggapnya isinya tetap sama seperti bertahun-tahun lalu
Sehingga merasa nyaman-nyaman saja saat membeli
Minimal tidak merasa kemahalan

Rupanya, inilah strategi penasaran dari pihak perusahaan
Mereka tidak berani menaikkan harga secara frontal
Tapi, dengan cara mengurangi isi/nilai barangnya
Namun, kemasannya dibuat tetap

Kasus yang sama saya perhatikan dengan perusahaan produsen air mineral kemasan gelas
Saya terkejut, saat menemukan ada produk merk baru yang amat laris saat acara-acara pernikahan atau gawean tetangga
Merk tersebut amat diminati karena menjual dengan harga selisih 2.000 - 3.000 / kardus
Tentu saja, sangat lumayan hematnya bagi konsumen yang membeli puluhan atau bahkan ratusan kardus

Selidik,
Ternyata produsen mengakali kemasan gelas air mineral tersebut
Kalau biasanya standar air kemasan itu 240 ml, dia berinovasi dengan mengemas isi per gelas 220 ml.
Kalau kita gak perhatian, seakan-akan kemasan gelasnya sama besar dan sama isinya
Nah, itulah strategi pemasaran

Begitu pula dengan kampanye calon pemimpin daerah--pilkada
Seorang calon bisa mengemas dirinya seakan-akan punya kapasitas 1 kg, tapi sejatinya cuma 800 gram
Mengemas seakan-akan netto 240 ml, tp cuma 220 ml
Kalau calon pemilih tidak memerhatikan secara detil, bisa terkecoh

Nah, dalam konteks calon pemimpin saat ajang pilkada, ada beberapa cara pengemasan sebagai bagian dari strategi penasaran ini.
Antara lain:
Bla...bla..bla...
(Ini yang mungkin akan saya tulis di lain waktu, biar gak menimbulkan persepsi dan dugaan2. Soalnya isinya bisa amat menohok jika bacanya sambil emosi. Tapi, kalau gak sambil emosi (baca: pilkada dengan riang gembira) ya insya Allah oke-oke aja. Bahkan bisa jadi bahan mengaca diri).

wallahu a'lam

Babat, 25 Juni 2018
@mskholid

Insert: Kondangan saat pernikahan sepupu, Ahad (24/06)

Istri, Ujian Seorang Alim

• Istri, Ujian Seorang Alim •

Ada satu hal yang kerap diungkapkan KH Hasyim Muzadi  (alm) saat ceramah.
Seorang kiai, sealim pun, berjuta umat pun, atau sebesar apapun pesantrennya, akan mendadak bodoh saat menghadapi istrinya.

Begitu pula seorang doktor profesor.
Seberapa banyak pun jurnal yang dihasilkan
Undangan seminar antre dari dalam dan luar negeri
Bisa mendadak hilang wajah doktornya saat berhadapan dengan sang istri

"Jadi, istri itu bisa lebih hebat daripada Kiai atau profesor," canda Kiai Hasyim.

Imam Sibawaih, seorang pakar tata bahasa Arab asal Persia.
Murid Imam Kholil bin Ahmad--yang juga pakarnya tata bahasa Arab

Tuesday, June 19, 2018

Sebagian Doa adalah "Kriminal"

• Sebagian Doa adalah "Kriminal" •

Ini istilah baru yg saya temukan dari ngaji bareng Gus Bahauddin Nursalim.

Saat berdoa, kita kerapkali memohon kepada Allah agar semua hajat kita dikabulkan
وتقضي لنا جميع الحاجات

Sementara, kalau nurutin hajatnya manusia itu bisa dipastikan gak ada ujungnya
Sementara, kalau nuruti hajatnya si A bisa terbentuk "kriminal" bagi orang lain
Sebab, hajat si A bisa melanggar hajat si B
Sebab itu, gak usah pakai ngatur Allah segala lewat doa-doamu
Allah, lebih mengerti permohonan mana yang pantas untukmu

Misalnya,
Sampean kang-kang pondok ini, rupanya biasa-biasa saja
Pinter juga gak amat-amat
Sugih duit malah enggak

Lha, kok doanya minta dijodohkan dengan perempuan cantik, Pinter, anak orang kaya tetangga RT sebelah
Padahal, perempuan itu punya doa yang berbeda
Kalau Anda "memaksa" Allah mengabulkan doa ini, berarti anda telah mencoba berlaku "kriminal" terhadap si perempuan

Atau minta tokonya paling laris sak kecamatan
Itu sama saja, anda mengajak kriminal terhadap tetangga anda yang juga buka toko
Bukankah kalau toko anda paling laris, sama saja mengurangi rejeki dan pelanggan toko sebelah?

Atau seorang kiai, berdoa jadi kiai paling laris undangannya
Sehari sampai ceramah 10 tempat
Kan sama saja mencoba berlaku kriminal pada kiai lainnya
Yang andaikan anda tak selaris itu, kiai lain akan dapat "jatah" undangan pula

Berdoa minta jadi bupati
Sama saja mencoba berbuat kriminal dengan orang lain yg juga berminat jadi bupati
Begitu pula dengan berdoa jadi kades, gubernur, atau presiden

Berlakulah adil terhadap diri anda dan orang lain
Berlakulah adil sejak dalam doa kepada Allah SWT.

Babat, 19 Juni 2018
@mskholid

- disarikan dari ngajinya Gus Bahauddin Nursalim

Membenci Maksiat Harus Pakai Ilmu

• Membenci Maksiat Harus Pakai Ilmu •

Misalnya, anda di jalan raya.
Lihat anak-anak jalanan sedang menghadang kendaraan atau meminta-minta agak memaksa.
Anda mungkin bergumam; "Anaknya siapa itu, ya? Kok bisa kayak gitu? Apa gak diurus orangtuanya?"

Anda marah dan membenci kelakuan mereka.
Bahkan bisa jadi, muncul sumpah serapah yang lebih buruk--jika korbannya adalah anda sendiri.

Tapi,
Begitu diberitahu bahwa yang di jalanan tadi itu salah satunya ialah keponakan anda.
Saya yakin kalimat gumam anda bakal berubah.
"Mugi-mugi Gusti Allah mengampuni. Semoga segera sadar dan bertobat."
Kalimat anda berbalik 180 derajat.

Misalnya,
Anda mendengar tetangga anda jadi korban narkoba
Kecanduan obat terlarang.
Bisa jadi, anda akan bicara buruk tentang tetangga itu
Kebablasan, ngomong yang tidak-tidak

Tapi,
Begitu menyadari bahwa tetangga itu yang suka memberi anda
Sering mengirimi sembako
Suka memberi pinjaman utang (nirbunga)
Sikap anda berbalik 180 derajat
Mendoakan semoga segera sembuh dan terhindar dari narkoba

Misal lainnya,
Anda naik bis umum
Kaki anda terinjak penumpang lain
Seketika anda bergolak mau marah dan menyentak si penginjak

Namun,
Begitu tahu si penginjak itu seorang perempuan muda yang cantik
Sikap anda bisa berubah ...
"Gak apa-apa, mbak. Gak sakit kok...!!!"

Lha,
Terus, anda marah itu karena kesalahannya,
ataukah ...
Karena dia tidak "cantik" dalam standar anda?

Sebabnya ialah:
Kasus pertama, anda menyikapi maksiat/kesalahan tanpa kepentingan
Kasus kedua, karena Anda menyikapi maksiat dengan kepentingan
Di sinilah pentingnya ilmu dalam menyikapi segala hal
Termasuk sikap tegas terhadap maksiat atau kesalahan yang diperbuat orang lain.

Di sinilah, ilmu tasawuf menunjukkan perannya
Sehingga anda bisa bersikap adil, penuh hikmah dalam menyikapi kebaikan ataupun keburukan orang lain (keluarga atau tidak, separtai atau tidak, seorganisasi atau tidak, sesuku atau tidak).

Wassalam...

Babat, 19 Juni 2018
@mskholid

*disarikan dari ngajinya Gus Bahauddin Nursalim نفعنا الله بعلومه

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)