YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan 1.000 beasiswa unggulan untuk mahasiswa program sarjana, pascasarjana, dan doktoral di seluruh Indonesia dengan anggaran sebesar Rp 94 miliar. Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Musa Yosef mengatakan, 1.000 beasiswa itu terbuka bagi mahasiswa perguruan tinggi negeri maupun swasta.
"Seribu beasiswa unggulan itu dialokasikan untuk mahasiswa, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta," kata Musa, di sela peluncuran beasiswa unggulan, Kamis (5/1/2012), di Yogyakarta.
Anggaran Rp 94 miliar itu tidak hanya dialokasikan bagi penerima beasiswa yang baru, tetapi juga mahasiswa lama tahun ajaran 2010/2011.
"Seribu beasiswa unggulan itu dialokasikan untuk mahasiswa, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta," kata Musa, di sela peluncuran beasiswa unggulan, Kamis (5/1/2012), di Yogyakarta.
Anggaran Rp 94 miliar itu tidak hanya dialokasikan bagi penerima beasiswa yang baru, tetapi juga mahasiswa lama tahun ajaran 2010/2011.
"Meskipun sempat mengalami penurunan, program yang digulirkan sejak 2006 itu selalu mengundang peminat dan terserap sepenuhnya," katanya.
Ia mengatakan, peminat dari Pulau Jawa mendominasi penerima beasiswa unggulan. Beasiswa diberikan untuk menutup pembayaran biaya pendidikan atau Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) mahasiswa selama kuliah.
"Untuk mahasiswa yang kuliah di luar negeri dalam program double degree, beasiswa juga mencakup untuk pemenuhan kebutuhan biaya hidup selama kuliah," jelas Musa.
Menurut dia, pada tahun 2012 ini, 1.000 penerima beasiswa merupakan hasil seleksi dari sekitar 10.000 calon yang diseleksi. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut, mahasiswa disyaratkan mempunyai Indeks Prestasi (IP) minimal 3,25 dan TOEFL 500.
Beasiswa unggulan itu, kata dia, tidak hanya membuka kesempatan bagi mereka yang memiliki nilai akademik bagus, tetapi juga bagi yang memiliki prestasi di bidang olahraga dan seni. Musa menambahkan, perguruan tinggi yang mengajukan mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa unggulan itu memiliki akreditasi minimal B dan sedang mengembangkan program double degree di kampusnya.
"Jumlah penerima beasiswa mau pun besarannya tergantung dari masing-masing perguruan tinggi. Bisa saja satu universitas berbeda dengan yang lain dalam penerimaan jumlah beasiswa tersebut," kata Musa.
No comments:
Write komentar