Sunday, May 12, 2013

4 Karakter Dasar Karyawan Sukses





Setidaknya ada empat karakter dasar yang melekat pada sosok Rasulullah SAW sehingga menjadi pribadi yang fenomenal. Ada yang tidak setuju saya katakan Rasulullah saw sebagai sosok fenomenal? Kalau ada, saya hendak menyebutkan sedikitnya dua saja prestasi-prestasi gemilang beliau:

Pertama, beliau berhasil mengubah budaya masyarakat dalam waktu singkat. Semenjak diangkat sebagai Rasul, usia 40 tahun hingga wafatnya (usia 63 tahun). Bayangkan saja, masyarakat arab yang hidup bertahun-tahun gemar berperang antar suku diubahnya perlahan menjadi bangsa pemenang dan saling menghormati. Kita masih ingat, Rasulullah muda—tepatnya usia 15 tahun—juga ikut membantu sukunya dalam perang Finjar sebagai pembawa perlengkapan perang.


Kedua, pada zaman itu, ada dua kiblat kekuatan dunia. Persia dan Romawi. Kalau kita ibaratkan zaman sekarang adalah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Adakah terpikir dalam benak kita, akan sanggup menundukkan Amerika atau Rusia secara ekonomi, militer, dan budaya? Adakah yang bisa mengatakan kita bisa mengalahkan Ameerika atau Rusia sekarang ini? Nah, itulah yang Rasulullah saw lakukan. Beliau berhasil mengubah masyarakat Arab dari semula sekadar pedagang biasa yang lemah jika dibandingkan Romawi dan Persia, menjadi bangsa yang berkuasa. Bahkan menjadikan kedua negara adidaya tersebut di bawah kekuasaan mereka.

Kembali pada empat karakter dasar Rasulullah saw yang membuat beliau sukses mewujudkan visi dan misi beliau.

Pertama, Shiddiq (jujur)

Saat masih muda, sebelum menjadi Nabi, Rasulullah saw sudah terkenal di masyarakatnya sebagai orang yang jujur dan terpercaya. Bukankah salah satu julukan beliau adalah al-Amin (yang terpercaya). Itulah salah satu sebab yang menjadikan beliau diberi tugas oleh para ketua suku Arab untuk meletakkan batu hitam (hajar aswad) di Ka’bah. Beliau pun tidak pernah mengkhianati para sahabatnya. Walau para sahabatnya yang kaya raya (Abu Bakar, Umar, Usman, Thalhah, Abdurrahman bin Auf) telah menyerahkan sepenuhnya harta mereka, Rasulullah tidak pernah sedikit pun mengambil komisi sebagai pengelolanya.

Seperti itu pulalah seharusnya seorang karyawan. Baik di bagian keuangan, GA, maupun bagian operasional lapangan. Tak pernah berpikir untuk mengambil keuntungan atas tugas yang diembannya.

Kedua, fathanah (cerdas)

Walaupun tidak bisa membaca dan menulis, Rasulullah saw yang cerdas dalam banyak hal. Baik dalam hal memahami psikologi para sahabatnya ataupun dalam konteks strategi peperangan. Dalam riwayat2 hadis disebutkan; ketika ditanya oleh para sahabat tentang apa amalan terbaik manusia, apa jawaban Rasulullah? Ternyata jawaban beliau itu berbeda-beda. Beda orang beda jawaban. Ada yang dijawab dengan berbakti kepada orang tua, ada yang diberi jawaban shalat disiplin pada waktunya, ada pula yang dijawab dengan sedekah di saat sulit maupun saat lapang. Beliau memberikan jawaban dengan terlebih dahulu melihat latar belakang sahabat yang bertanya. Saya kira, kecerdasan seperti itu pulalah yang harus dimiliki seorang HRD saat mendapati karyawan yang molor, bolos, atau malas-malasan bekerja.

Kecerdasan beliau juga tampak saat menyusun strategi dalam perang Uhud. Ketika itu, jumlah armada muslimin kalah jauh dari pasukan Quraish. Maka beliau membagi pasukannya dalam beberapa tim. Ada tim pemanah yang beliau minta tetap berjaga dari atas bukit. Ada tim berkuda dan ada pula pasukan yang membawa pedang. Formasi itu terbukti bisa memukul mundur Khalid bin Walid, panglima perang terhebat saat itu. Namun, akhirnya kaum muslimin terpaksa mundur karena kecerobohan pasukan panah yang terburu-buru menuruni bukit karena merasa sudah menang perang.

Ketiga, amanah (tepercaya)

Kita masih ingat bagaimana beliau di usia yang sangat muda. Sebelum 25 tahun, beliau sudah diberikan amanah untuk memimpin ekspedisi dagang ke Syam (Syiria) yang amat besar dari salah seorang hartawan Arab ketika itu; Khadijah ra. Misi perdagangan itu sukses besar dan menghasilkan keuntungan yang luar biasa.

Di sini ada yang usianya belum 25 tahun? Ya, ibaratnya sampean di usia muda sekarang ini sudah diberi amanah oleh Pak Afify atau Pak Totok untuk menjadi PM di salah satu site tambang. Pastinya sampean bukan orang main-main, bukan? Itulah yang terjadi pada Rasulullah.

Keempat, Tabligh (menyampaikan)

Secara khusus, sifat tabligh ini berlaku bagi beliau sebagai Nabi utusan Allah. Di mana beliau harus menyampaikan segala mandat dari Allah swt. Ajaran yang disampaikan itu banyak yang gak enak. Bagaimana tidak? Hampir semuanya bertentangan dengan keyakinan dan tradisi yang telah melekat pada kaum Arab Mekah saat itu. Apalagi mayoritas para pembesar Quraisy adalah keluarga sendiri; paman-paman beliau. Tapi, Rasulullah saw menyampaikan semuanya tanpa gentar sedikit pun. Bahkan harus menerima kenyataan diejek, diludahi, ditimpuk dengan kotoran unta, atau dijebak dengan ranjau lubang di tengah jalannya.

Seorang yang karyawan/pimpinan yang hebat pun akan melakukan hal yang sama. Ia tidak segan-segan menegur karyawan lain yang bersalah walaupun dia masih keluarganya sendiri atau teman dekatnya.

Bapak-ibu yang saya hormati,

Itulah empat karakter dasar kunci keberhasilan Rasulullah saw dalam mewujudkan visi dan misinya di muka bumi. Semoga bermanfaat...

Sekian terima kasih...

Embalut, 7 Mei 2013

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)