Sejujurnya, perasaan saya agak galau saat mendengar ada santri yang pindah--atau pengen pindah. Mesti yang muncul di pikiran; apa salah saya?
Perasaan galau terbawa hingga keseharian. Aktivitas mengaji, jamaah, mengajar sekolah, atau rapat. Bahkan, juga kebawa tidur.
Lalu, saya mencoba angan-angan.
Kiai zaman dulu itu, tidak memikirkan banyak dan sedikitnya santri. Ada yang datang mengaji, mondok, diopeni sebaik mungkin. Ada yang boyong, pulang, tidak terlalu menjadi beban. Serahkan pada Allah--semoga itu yang terbaik.
Rata-rata santri zaman dulu jadi orang semuanya. Punya kapasitas dan integritas di bidang masing-masing.
Saya mencoba menyimpulkan; ada 3 (tiga) kunci kesuksesan santri:
1. Kiai-nya Ikhlas
2. Wali Santri-nya Ikhlas
3. Anaknya Ikhlas juga.
No comments:
Write komentar