Umar, Menangis Sebab Harta Berlimpah
Usai kemenangan lawan Persia, ada banyak harta rampasan bagi kaum muslimin. Seperlima harta rampasan di medan perang, adalah jatahnya Madinah. Baik untuk baitul maal atau dianggarkan untuk hal lain. Sesuai kebijakan Amirul Mukminin.
Ketika itu, Khalifah kita adalah Al Faruq; Umar bin Khattab.
Jatah harta rampasan yang seperlima itu dibawa oleh Ziyad bin Abu Sufyan--bersama sekelompok pasukan menuju Madinah.
Tiba di Madinah, waktu sudah malam. Oleh Umar, harta diminta ditaruh di sudut masjid. Abdurrahman bin Auf dkk yang kebagian jaga.
Beberapa senior mengusulkan agar disimpan di baitul maal. Tapi, Umar ra memutuskan untuk membagikan pada warga Madinah.
Usai shalat Subuh, warga sudah berkumpul.
Umar lalu membuka penutup harta rampasan perang itu.
Umar lalu membuka penutup harta rampasan perang itu.
Betapa berlimpah dan banyaknya harta yang diperoleh. Ada permata, emas, berlian, batu mulia, dan aneka perhiasan bernilai lainnya.
Demi melihat itu, air mata Umar meleleh deras.
Wajahnya tampak sedih...
Wajahnya tampak sedih...
Abdurrahman bin Auf pun menanyakan sebabnya.
"Bila umat sudah dilimpahi kekayaan dan kemakmuran seperti ini, aku kuatir akan timbul permusuhan dan kedengkian di antara mereka.
Pikiran mereka tak lagi untuk umat dan kejayaan Islam. Tapi, sudah mulai berlomba untuk harta dan kekayaan."
(Au kama qaala Umar).
Pikiran mereka tak lagi untuk umat dan kejayaan Islam. Tapi, sudah mulai berlomba untuk harta dan kekayaan."
(Au kama qaala Umar).
Kekuatiran itu muncul, bisa jadi karena umar memang diberi karomah oleh Allah swt melihat masa depan.
Atau, muncul sebab melihat latar belakang kehidupan bangsa Arab.
Selama ini, bertahun-tahun, bangsa Arab memperoleh kekayaan lewat kerja keras dan usaha tak mudah.
Selama ini, bertahun-tahun, bangsa Arab memperoleh kekayaan lewat kerja keras dan usaha tak mudah.
Mereka harus riwa riwi di musim panas dan dingin, ke Yaman dan Syam. Dengan hasil yang secukupnya.
Beberapa kelompok malah berprofesi sebagai tukang antar (pengawal) kafilah perdagangan melintasi gurun pasir. Mempertaruhkan nyawa demi upah yang kadang tak seberapa.
~~
Dan kini, Umar menangis saat menyaksikan begitu mudahnya kaum muslimin mendapatkan harta berlimpah ruah. Beliau amat kuatir.
~~~
Di sumber lainnya, saya baca saat menang perang di Tikrit (Irak), tiap anggota pasukan kavaleri mendapat jatah 1000 dirham.
Pasukan berkuda mendapat jatah 3000 dirham.
Berapa itu kalau di kurs kan rupiah?
Silakan cari referensi sendiri.
Pasukan berkuda mendapat jatah 3000 dirham.
Berapa itu kalau di kurs kan rupiah?
Silakan cari referensi sendiri.
Wallahu A'lam
Aula Tabah, 26 September 2015
No comments:
Write komentar