Ada yang bilang;
Bacaan shalawat Nabi:
Bacaan shalawat Nabi:
"Ya Nabi, salam Alaika...
Ya Rasul, salam Alaika..."
Ya Rasul, salam Alaika..."
Itu shalawat syirik.
Alasannya,
Karena disana ada dhomir mukhathab-nya (kata ganti orang kedua). Yaitu dalam bentuk "ka".
Dhamir mukhatab ini, dalam tata bahasa Arab, digunakan untuk orang yg masih hidup dan ada di hadapan kita.
Sementara, dalam pemahaman (salah) beberapa orang orang, Rasul itu sudah mati. Gak bisa dengar apa yg kita ucapkan. Gak bisa dipanggil dengan kata ganti orang kedua (ka). Harus pakai kata ganti orang ketiga (hu, hi).
Sebab, bila pakai kata ganti orang kedua, sama saja memanggil2 orang yang sudah mati. Dan, itu syirik menurut pemahaman sedikit orang itu.
Padahal, jelas sekali dalam Alquran Al-Baqarah 154:
"Jangan kau kira orang2 yang meninggal di jalan Allah itu mati. Mereka itu hidup, hanya saja kalian tidak merasa."
Ayat ini jelas menyatakan mereka yang meninggal di jalan Allah, itu tetap hidup di alam kubur.
Hanya kita yg tidak mengerti.
Hanya kita yg tidak mengerti.
Itu orang biasa yg meninggal di jalan Allah!
Apalagi Kanjeng Nabi Muhammad saw.
Makhluk terbaik Allah.
Malah lebih hidup lagi dong.
Apalagi Kanjeng Nabi Muhammad saw.
Makhluk terbaik Allah.
Malah lebih hidup lagi dong.
Logikanya kan begitu.
Bahkan, tak sedikit hadis yg menyatakan Rasulullah saw bisa membalas shalawat kita.
Hebatnya lagi,
Hebatnya lagi,
Shalawat ssekali dibalas oleh beliau 10 kali.
Wong balas shalawat saja bisa, apalagi mendengar bacaan shalawat yg kita baca.
Masak yang bisa balas shalawat begitu dibilang sudah mati???!!!
Kan aneh logikanya!!!???
~~~
Menyambung statusnya Pak Agus Nizami.
No comments:
Write komentar