Wednesday, November 25, 2015

Nuduh Syiah, Tapi Minta Bantuan

Dulu, saya teringat ketika masih kerja di Jakarta.

Seorang guru, kepala sekolah malahan, membisik pada saya,

"Hati-hati lho Ustadz Kholid, Pak A Itu orang Syiah."

"Emang kenapa, Ustadz," tanya saya.

"Saya pernah bertamu di rumah beliau. Ada banyak buku tentang kecintaan pada Hasan, Husen, dan Ahlul Bait," ujar pak ustadz ini mantab.

Ketika itu, saya cuma bisa merenung. Kok bisa ya orang yang baca buku tentang kecintaan pada pribadi2 mulia dituduh Syiah. Siapa sih sebenarnya Syiah itu, gumam saya dalam hati.

Saat itu, saya termasuk orang yang amat alergi dengan kata Syiah. Sama seperti alergi saya terhadap Wahabi (sebelum masuk Lipia).

Saya tak berani membantah ucapannya. Beliau guru senior.
Saya cuma berniat meningkatkan "kewaspadaan"

~~~

Beberapa waktu kemudian, Bapak kepala sekolah itu datang menemui saya. Meminta bantuan untuk menghubungkan dengan Si Bapak A.

"Ustadz Kholid kan dekat dengan Bapak A. Bisa dong dibantu memasukkan proposal. Saya sedang proses membangun gedung TPQ sendiri. Alhamdulillah, ada tanah wakaf dari masyarakat."

Wah, wah, wah....
Ini jelas gak benar.
Beberapa waktu lalu, bisik2 menuduh syiah, kok sekarang malah minta bantuan.
Apa sih maksud orang ini?

Saya menolaknya halus.
"Ustadz kan lebih kenal dengan beliau. Kenal beliau lebih dulu dibanding saya. Jadi, ya langsung saja menghadap beliau."

Sambil senyum2, bapak ini agak ngotot butuh bantuan saya. Tetap saja, dengan berbagai dalih, saya tolak permintaan itu.

~~~

Beberapa waktu kemudian,
Saya mendengar pak ustadz itu sudah tidak jadi kepala sekolah lagi. Entah pindah atau bagaimana. Dan, itu terjadi di pertengahan tahun ajaran sekolah.

Wallahu a'lam....

Babat, 25 Nopember 2015

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)