Sunday, January 31, 2016

Tolong, Baca yang Banyak Sebelum Komentar

Miris.
Itulah yang saya rasakan saat membaca komentar2 anonymous (atau apa istilahnya) di bawah berita yang memuat tulisan Pak Ulil soal anak yang dikorbankan Nabi Ibrahim as.

Itu pula yang memicu saya menuliskan catatan di wall facebook sebelum status ini.
Bagaimana tidak miris, para nonnama itu dengan serta merta berani komentar: "Dasar Orang Bodoh", "Orang Goblok", atau ada pula yang tanpa beban menulis "Orang Gila".

Saya yakin, seyakin-yakinnya mereka yang komentar buruk itu, jarang baca. Atau malah gak pernah baca buku. Cuma pernah sekali ikut kajian yang kebetulan temanya Kurban.

Itulah akibat umat yang kurang baca. Bisa jadi, ia akan terkaget2 andai saya sebutkan deretan nama sahabat atau tabiin yang berpendapat bahwa anak itu adalah Ishaq as.

Tolonglah...
Bacalah, wahai umat Rasulullah saw.
Itu kalau anda masih mengaku umat Nabi. Kalau sudah gak ngaku jadi umatnya Baginda Rasulullah saw ya gak apa-apa deh anda males baca, males belajar.

Bukannya sudah anda dengar berulang kali; perintah pertama bagi umat Islam adalah MEMBACA???!!!

Kalau sudah tak mau baca, anda mau jadi umatnya siapa?
Umat prasejarah, gitu?
Monggo mawon, kalau itu maumu.

Tapi, kalau masih belum banyak baca, mbok ya minimal anda menjaga lidah dan jempol anda dari caci maki.
Ingat lho, semua akan terekam selengkap dan sedetil-detilnya.

~~~

Janganlah ketidaksukaan terhadap seseorang, menjadikanmu berlaku tidak adil padanya.

~~~

Sekian

31 Januari 2016

@mskholid

#EfekKopi Mbah Ito

Siapa yg Dikorbankan? Ismail as atau Ishaq as?

Siapa yang Dikorbankan Ibrahim as?
Ismail as ataukah Ishaq as?
Sejarah adalah sebuah bukti, tidak harus diyakini. Ia tidak menjadi bagian dari Tauhid dan akidah--yang memengaruhi posisi kita di surga atau neraka.
Apalagi, sejarah itu masih belum jelas. Simpang siur, karena banyaknya sumber yang berbeda.
Termasuk soal twit Pak Ulil Abshar Abdalla tentang siapa anak yang dikorbankan Nabi Ibrahim as. Apakah Ismail as ataukah Ishaq as?
Mayoritas kita, percaya bahwa anak yang dimaksud adalan Nabi Ismail as. Sementara, menurut Pak Ulil yang dikorbankan ialah Nabi Ishaq as. Tentu saja dengan berbagai argumen--termasuk sumber dari Alkitab.
~~~
Saya teringat jawaban Prof. Quraish Syihab dalam buku "1001 Permasalahan..."
Ketika ditanya tentang kesahihan riwayat pembelahan dada Nabi Muhammad saw. Dua kali; waktu kecil dan menjelang Isra' Mi'raj.
Dengan tegas, Prof. Quraish menyatakan tidak menemukan riwayat yang benar2 shahih dan menyakinkan kejadian tersebut.
Kalaupun berita itu benar, tak lantas menjadi sebuah kewajiban bagi kita umat Islam untuk meyakininya.
Sebaliknya, kalaupun kabar itu tak benar, juga tak mengubah sama akidah kita.
Tak memengaruhi kualitas iman kita pada Allah dan Rasulullah saw.
~~~
Begitu kira2 tentang siapa Nabi yang dikorbankan Ibrahim as sebagaimana disinggung dalam Alquran?
Sebab, Al-Quran memang tidak menyebutkan secara jelas nama nabi tersebut. Hanya disebutkan; anak Ibrahim as. Kebetulan, anaknya ketika itu Nabi Ismail as dan Nabi Ishaq as.
Saya cek kitab2 tafsir, memang ada yang menyebut bahwa anak yang dimaksud itu Nabi Ismail as, pun ada pula yang menyatakan itu Nabi Ishaq as.
Alquran menyinggung cerita itu tidak secara lengkap, salah satu hikmahnya ialah agar kita tidak berlebihan disibukkan memikirkan hal-hal yang sesungguhnya tidak esensial.
Sebab, pesan yang hendak disampaikan dalam kisah itu ialah ketaatan dan sabar pada perintah Allah.
Begitu pula dalam kisah-kisah umat terdahulu lainnya. Kita tidak diwajibkan meyakininya secara mendetail. Yang terpenting adalah apa pesan yang bisa kita ambil dari cerita mereka.
تلك أمة قد خلت ، لها ما كسبت ولكم ما كسبتم ...
Salam baca,
SEKIAN
MS Kholid
31 Januari 2016
@ruanginstalasi
@mskholid

Buku, Antara Salah Cetak dan Disengaja

TENTANG BUKU 
Bedakan Salah Cetak dan Salah Disengaja

Lagi-lagi heboh soal materi buku. Baik pelajaran atau buku pendukung materi ajar.

Yang harus dilakukan adalah tabayun (kroscek) pada penerbitnya. Kenapa bisa salah seperti itu. Kenapa bisa berbeda dengan materi yang semestinya.

Sebab, tidak semua kesalahan itu akibat kesengajaan. Banyak karena kelalaian tim redaksi. Dari editor, hingga penataletak (layouter).

Makanya, dulu saat kerja di penerbit buku, Pak Bambang Trim mengajarkan kami proses editing yang berjenjang. Mulai editing file di komputer, editing print out, hingga editing di dummy buku--sebelum naik cetak.

Begitu detail dan njlimet proses penggodokan hingga matang menjadi sebuah buku.
Kalau ada buku yang masih lolos salah edit, biasanya karena penerbit dikejar masa tayang. Diburu waktu.
Yang seperti ini, biasanya terjadi pada buku pelajaran (atau LKS). Mereka berkejaran dengan penerbit lain--yang juga menerbitkan buku senada.

Editor dipaksa harus lembur. Mata yang sudah perih dari pagi, masih dipaksa menatap barisan huruf semalaman.
Akhirnya, kualitas pun menurun.

~~~

Kalau buku pelajaran, maka penjaga gawangnya adalah guru.
Guru lah yang akan mengoreksi setiap kalimat atau ide yang dimuat sebuah buku. Beliau akan meluruskan kesalahan sebuah buku--langsung di depan murid-muridnya.

Ini, lagi-lagi, mengingatkan kita akan pentingnya ngaji, belajar, dan mondok ke guru. Tidak via internet atau baca sendiri (tanpa pondasi mumpuni).

Contoh,
Saya beberapa kali menemukan salah ketik buku pelajaran MAK--yang berbahasa Arab.
Apalagi, Bahasa Arab itu, salah satu titik saja, artinya bisa langsung berubah 90 derajat. Bahkan 180 derajat.

Belum lagi kalau salah huruf.

Pernah ada teks yang harusnya ada لا (tidak), tapi tertulis tanpa huruf nafi itu. Artinya kan jadi bertentangan.

Bagaimana andai buku yang salah ketik itu dipelajari oleh individu secara pribadi, tanpa basic agama mumpuni. Jadi kebolak-balik dia memahami agama, khan?!

Padahal, itu buku resmi terbitan Departemen Agama.
Solusinya? Apa langusng ditarik?
Ya, repot. Bisa timbul masalah baru. Ada proyek baru. Dan, tentu saja potensi korupsi baru. Hehehe .... lebih madharat.

Maka, kuncinya ada di guru sebagai penjaga gawang terakhir sebelum materi itu tersampaikan pada anak didik.

Biar gak ada salah2 lagi, departemen yang menerbitkan buku, atau penerbit2 swasta buku pelajaran, hendaknya tetap memberlakukan standard editing buku laiknya penerbit buku-buku umum, seperti Gramedia, Mizan, dkk.--yang hampir tak pernah kita temukan salah, walau berupa tanda titik atau koma.

Ahad, 31 Januari 2016
Mantan editor
@mskholid

Hadiah Kitab Bulughul Maram untuk Muridku

Cover depan kitab
بلوغ المرام من أدلة الأحكام
Karya al-Hafidz Ibn Hajar al-Asqalani
Kitab ini akan menjadi hadiah bagi pemenang kuis yang saya gelar di sela2 kegiatan belajar mengajar.
Hari ini jatahnya kelas X J MAK PP TABAH Kranji.

Semoga Kitabnya barokah, manfaat...
Dan, yang terpenting, dibaca. Tak sekadar dipajang di lemari.

Ahad, 31 Januari 2016

@mskholid

Saturday, January 30, 2016

Sherlock Holmes - The Abominable Bride

Setelah sekian lama, akhirnya rilis juga.. Nunggu dari tahun 2014 :3

Di serial kali ini, petualangan Sherlock dan Dr. Watson agak berbeda, karena setting waktunya tahun 1895 M.

Sebuah kasus 100 tahun lalu yang belum terpecahkan. Kasus pengantin wanita yg bunuh diri dg menembakkan pistol lewat mulutnya di hari peringatan pernikahannya, namun keesokan harinya pengantin wanita mendatangi suaminya dan membunuhnya. Teka-teki menantang bagi Sherlock yg tidak percaya pembunuhan dilakukan oleh hantu.

Petualangan dalam memecahkan kasus sungguh mendebarkan, karena beberapa scene menampakkan sosok (hantu) pengantin wanita (nontonnya pas malem2 biar lebih greget, hehe). Dan lagi-lagi terjadi pembunuhan oleh (hantu) pengantin wanita disela penyelidikan.

Puzzle-puzzle semakin lengkap, tinggal sedikit lagi kasus akan terpecahkan. Namun...

Sherlock terbangun dari tidurnya, ternyata dia sedang berada di mind palace (teknik mengingat yg seringkali Sherlock lakukan ketika memecahkan kasus).

Ternyata Sherlock berada di bawah pengaruh morfin, ini yg membuat Dr. Watson, Mary, dan Mycroft marah dan mengatakan bahwa Sherlock tak sepantasnya menjadi pecandu.

"Aku bukan pecandu, aku pengguna dg penggunaan terkendali. Aku mengatasi kebosanan dan biasanya bisa meninggikan proses berfikirku. Dan aku harus kembali kesana." elak Sherlock.

Karena masih dalam keadaan *melayang (di bawah pengaruh obat-obatan), Sherlock kembali ke kasus 100 tahun yg lalu. Dan kasus mulai terpecahkan. Moriarty, musuh bebuyutan Sherlock pun muncul di alam bawah sadarnya. Pertarungan keduanya sungguh menegangkan!

Mau tahu cerita lengkapnya? Silahkan tonton saja filmnya.

*salah satu film yang tidak bisa hanya ditonton sekali, bikin nagih :)

By Ninot

Friday, January 29, 2016

Siapkan Dulu Senjata dan Teknologimu


Wednesday, January 6, 2016

Lomba Menulis Opini Dalam Rangka HUT Banten Hits ke-3

#TigaMenguakBanten

Rebut Jutaan Rupiah
Juara I Rp.3.000.000
Juara II Rp.2.000.000
Juara III Rp.1.000.000

TEMA: "DAERAHKU DULU, KINI DAN AKAN DATANG"

Syarat Penulisan:

1. Peserta Terbuka Untuk Umum Dengan Melampirkan Identitas Diri Berupa KTP/SIM/Kartu Pelajar, Dan Mencantumkan Nomor Telepon Yang Bisa Dihubungi.
2. Tulisan Berformat font 1,5 Times News Roman, Spasi 1,5, kertas A4, 3000-6000 karakter
3. Seluruh Tulisan Sepenuhnya Akan Menjadi Milik Banten Hits
4. Peserta Wajib Menyertakan Pernyataan Yang Menyatakan Opini Merupakan Tulisan Original Karya Sendiri Dan Belum Pernah Dipublikasikan/Dilombakan Yang Ditandatangani Di Atas Materai Rp.6.000. Jika Dikemudian Hari Karya Pemenang Diketahui Adalah Hasil Plagiasi Atau Sudah Pernah Dipublikasikan, Banten Hits Berhak Menggugurkan Predikat Pemenang.
5. Tulisan Akan Dinilai Berdasarkan Ide/Pandangan Yang Disampaikan, Bobot Tulisan dan EYD
6. Tulisan Harus Mencerminkan Tema Yang Sudah Ditentukan Serta Tidak Mengandung Unsur SARA
7. Peserta Hanya Boleh Mengirimkan Satu (1) Opini
7. Keputusan Pemenang Tidak Bisa Diganggu Gugat.

Pendaftaran dan Pengiriman Opini:
1. File Berformat doc atau docx
2. Kirim File Tulisan (opini), Identitas Diri dan Pernyataan Asli (Discan)
3. Opini dan Identitas Serta Pernyataan Dikirim Ke Alamat Email hutbantenhits@yahoo.com.
4. Batas Pengiriman 2 Februari 2016

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)