Siapa yang Dikorbankan Ibrahim as?
Ismail as ataukah Ishaq as?
Ismail as ataukah Ishaq as?
Sejarah adalah sebuah bukti, tidak harus diyakini. Ia tidak menjadi bagian dari Tauhid dan akidah--yang memengaruhi posisi kita di surga atau neraka.
Apalagi, sejarah itu masih belum jelas. Simpang siur, karena banyaknya sumber yang berbeda.
Termasuk soal twit Pak Ulil Abshar Abdalla tentang siapa anak yang dikorbankan Nabi Ibrahim as. Apakah Ismail as ataukah Ishaq as?
Mayoritas kita, percaya bahwa anak yang dimaksud adalan Nabi Ismail as. Sementara, menurut Pak Ulil yang dikorbankan ialah Nabi Ishaq as. Tentu saja dengan berbagai argumen--termasuk sumber dari Alkitab.
~~~
Saya teringat jawaban Prof. Quraish Syihab dalam buku "1001 Permasalahan..."
Ketika ditanya tentang kesahihan riwayat pembelahan dada Nabi Muhammad saw. Dua kali; waktu kecil dan menjelang Isra' Mi'raj.
Ketika ditanya tentang kesahihan riwayat pembelahan dada Nabi Muhammad saw. Dua kali; waktu kecil dan menjelang Isra' Mi'raj.
Dengan tegas, Prof. Quraish menyatakan tidak menemukan riwayat yang benar2 shahih dan menyakinkan kejadian tersebut.
Kalaupun berita itu benar, tak lantas menjadi sebuah kewajiban bagi kita umat Islam untuk meyakininya.
Sebaliknya, kalaupun kabar itu tak benar, juga tak mengubah sama akidah kita.
Tak memengaruhi kualitas iman kita pada Allah dan Rasulullah saw.
Sebaliknya, kalaupun kabar itu tak benar, juga tak mengubah sama akidah kita.
Tak memengaruhi kualitas iman kita pada Allah dan Rasulullah saw.
~~~
Begitu kira2 tentang siapa Nabi yang dikorbankan Ibrahim as sebagaimana disinggung dalam Alquran?
Sebab, Al-Quran memang tidak menyebutkan secara jelas nama nabi tersebut. Hanya disebutkan; anak Ibrahim as. Kebetulan, anaknya ketika itu Nabi Ismail as dan Nabi Ishaq as.
Sebab, Al-Quran memang tidak menyebutkan secara jelas nama nabi tersebut. Hanya disebutkan; anak Ibrahim as. Kebetulan, anaknya ketika itu Nabi Ismail as dan Nabi Ishaq as.
Saya cek kitab2 tafsir, memang ada yang menyebut bahwa anak yang dimaksud itu Nabi Ismail as, pun ada pula yang menyatakan itu Nabi Ishaq as.
Alquran menyinggung cerita itu tidak secara lengkap, salah satu hikmahnya ialah agar kita tidak berlebihan disibukkan memikirkan hal-hal yang sesungguhnya tidak esensial.
Sebab, pesan yang hendak disampaikan dalam kisah itu ialah ketaatan dan sabar pada perintah Allah.
Begitu pula dalam kisah-kisah umat terdahulu lainnya. Kita tidak diwajibkan meyakininya secara mendetail. Yang terpenting adalah apa pesan yang bisa kita ambil dari cerita mereka.
تلك أمة قد خلت ، لها ما كسبت ولكم ما كسبتم ...
Salam baca,
SEKIAN
MS Kholid
MS Kholid
31 Januari 2016
@ruanginstalasi
@mskholid
@ruanginstalasi
@mskholid
No comments:
Write komentar