Tuesday, January 31, 2017

Laksana Hati Burung

Hati Burung

"Akan masuk surga, sekelompok kaum yang hatinya seperti hati burung."
HR Muslim

Burung, punya tekat yang kuat
Hati yang luar biasa tawakal

Walau bukan karyawan
Walau bukan PNS
Meski bukan pengusaha
Burung selalu yakin dengan rejeki yang disiapkan Allah

Tak ada janji gaji bulanan bagi burung (dan anak-anaknya), laksana pegawai
Tak ada potensi laba besar laksana pebisnis
Tak ada tempat yang pasti setiap hari dia bisa menemukan rejekinya
Namun, burung selalu terbang setiap hari
Menjemput setiap kemungkinan rejeki

Ia serahkan semuanya pada Allah
Ia titipkan rejeki untuk anak bayinya kepada Dzat yang menciptakan mereka
Mereka lah burung
Hati dengan tekat kuat dan tawakal kelas berat

Maka, Allah janjikan surga atas manusia-manusia yang punya hati laksana hati burung.

Babat, 31 Januari 2017
IG & Twitter @mskholid



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Friday, January 27, 2017

Biar Semua Dapat Pahala

Biar Semua Dapat Pahala

Salah satu ibadah mudah itu I'tikaf di masjid
Cukup berdiam diri saja dalam masjid, sudah dihitung dapat pahala
Tak harus baca Qur'an atau shalat sunnah
Sudah dapat pahalanya itikaf

Namun, tak semua orang yang masuk masjid ingat meniatkan itikaf
Kerap kali kita masuk masjid, asal masuk saja
Habis shalat jamaah dan baca wirid lantas keluar begitu saja
Tanpa meniatkan itikaf

Nah,
Melihat kondisi umatnya yang suka lupa begitu,
Ternyata para pendahulu kita bikin inovasi hebat
Tujuannya supaya jamaah tidak lupa meniatkan itikaf

Lewat cara apa?
Dengan cara menuliskan kalimat niat itikaf berbahasa Arab
Di atas pintu masuk masjid
نويت الاعتكاف في هذا المسجد سنة لله تعالى
Di beberapa masjid, dituliskan terjemahan dalam bahasa setempat.

Dengan cara ini, setiap orang yang masuk ke masjid diharapkan membaca doa niat ini. Otomatis dia telah berniat itikaf.
Akibatnya, semua orang--baik awam maupun yang hafal ratusan hadits, semuanya berniat ibadah itikaf.

Hebat sekali.

Inovasi seperti ini, bisa jadi belum pernah dianjurkan lewat hadits Nabi saw
Bisa jadi belum pernah dilakukan oleh para sahabat dan tabiin
Namun, ternyata dilakukan oleh para ulama pendahulu kita
Supaya, tanpa terasa, kita "dipaksa" mendapat pahala

Begitulah, ulama pendahulu kita selalu mikir bagaimana caranya agar umat banyak ibadahnya tanpa harus dipaksa

Kalau saya tidak salah ingat,
Tulisan doa itikaf itu juga saya temukan di salah satu pintu masuk Masjid Nabawi

Dewan Masjid Ind

Babat, 27 Januari 2017
@mskholid

Worker at WJL Konveksi



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Wednesday, January 25, 2017

Syariatnya Tetap, Caranya yang Berbeda

Syariatnya Tetap, Caranya yang Berbeda

Setiap laki-laki muslim, wajib bersunat
Zaman Nabi Ibrahim, sunatnya pakai kapak  (atau sejenis pedang)
Begitu pun zaman Kanjeng Nabi dan sahabat

Abad milenium, umat Islam tetap bersunat
Tapi, tidak pakai kapak atau pedang
Tapi pakai pisau atau silet yang amat tajam
Dan diberi obat seperlunya

Zaman berganti,
Sudah banyak yang meninggalkan calak
Dan beralih pada dokter yang memotong pakai gunting
Pakai dijahit pula pinggirannya

Zaman sekarang,
Anak-anak pada takut dengan pisau dan gunting
Muncullah inovasi pakai laser

Cling...!!!
Putus, dan (katanya) tanpa keluar darah.
Pun sembuh seketika

Syariatnya tetap, caranya yang berbeda

Syariatnya belajar Al-Quran
Dulu, orang belajar Al-Quran tak ada yang bawa mushaf
Tinggal mendengarkan guru, lalu mengulang bacaan
Setelah sekian ratus tahun, belajar Al-Quran mesti bawa mushaf satu persatu
Bahkan ada pula yang tidak bawa Al-Quran. Tapi, bawa buku yang berisi "perotolan" isi Al-Quran. Ayat-ayat yang dipisah hurufnya

Bahkan, kini, belajar Al-Quran, hanya bawa bolpoin
Tinggal tunjuk halaman dan ayatnya, anda sudah bisa belajar
Besok tinggal murajaah dengan guru

Syariatnya tetap dilakukan
Caranya Berbeda

Dulu, cara membela Islam dengan perang, pedang-pedangan, tombak-tombakan, atau panah-panahan
Sekarang, aksi bela Islam bisa dengan cara mendirikan TPQ, Madrasah, ngajar, atau bahkan (bisa jadi dengan cara) shalat jumat bersama di lapangan besar dan subuh berjamaah.
Pun berdemo juga bisa jadi termasuk cara bela Islam

Lho, pak, apa gak menyalahi aturan Kanjeng Nabi?
Kan itu urusan ibadah...

Maka dari itu,
Ulama membuat klasifikasi ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah
Ada ibadah tertentu yang caranya harus sama persis contoh
Ada pula ibadah yang caranya tidak harus sama persis

Babat, 25 Januari 2017
@mskholid
• hujan rintik-rintik



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Tuesday, January 24, 2017

Mabadi' Ushul Fiqih

《 Mabadi' Ilmu Ushul Fiqih 》

Buku yang kami gunakan dalam pelajaran Ushul Fiqih  (MAU) ialah
مبادئ أولية
Karya Ustadz Abdul Hakim Hamid
Kitab legendaris di pondok kami, karena ia juga digunakan untuk rujukan mata pelajaran Qowaid Fiqhiyyah sejak bertahun-tahun.

Penjelasan di dalamnya cukup ringkas dan sistematis
Memudahkan siswa memahami

Namun, bagi guru, kitab ini jelas amat jauh dari kata cukup
Apalagi bagi saya yang tidak punya background akademis jurusan Ushul Fiqih
Untungnya, di MA Mts Infarul Ghoy Tritunggal,
Kami menggunakan kitab (yang isinya hampir sama) berjudul
مفتاح الوصول في علم الأصول
Kitab berbahasa Indonesia dengan tulisan pego ini, sistematikanya mirip dengan kitab pertama. Tapi, ia punya penjelasan lebih lengkap.
Sehingga menjadi modal berharga bagi saya saat bereksplorasi dalam menjelaskan kajian Ushul Fiqih dengan kitab Mabadi'.

Di sisi lain,
Saya merasa amat perlu mengkaji  (dan mengkhatamkan) kitab ayat ahkam ini
(Malu, belum khatam)
Sebagai tambahan informasi yang bisa saya sampaikan kepada murid2

Kitab karya Syaikh Ali as-Shabuni ini hebat
Tapi, anehnya, kitab Tafsir beliau pernah diboikot* lewat sebuah fatwa yang saya baca dari sebuah software fatawa.

*difatwakan haram dan berdosa bagi yang membeli atau membagikan kitab beliau;
صفوة التفاسير



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Monday, January 23, 2017

Kenapa Sunan Kalijaga Pilih Wayang?

Sunan Kalijogo itu pendekar.
Mantan jagoan yang amat disegani dan ditakuti
Bahkan, andai dulu Sunan Bonang memberi tugas memberantas semua perampok dan penjahat se tanah Jawa, tugas itu akan amat senang dilakukannya
Mudah, malahan, melihat track record nya sebagai jagoan

Sunan Kalijogo, andai menyuruh (dan memaksa) masyarakat untuk ikut beliau dan masuk Islam semua, saya kira gak ada rakyat yang bakal berani menantangnya.

Tapi,
Kenapa justru Beliau memilih wayang sebagai media Dakwahnya
Menggunakan wayang sebagai alat mengajarkan agama ini?



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Wayang

Wayang

Masyarakat sejak dulu, suka dengan cerita
Sarana bercerita yang dimiliki masyarakat kala itu, di Tanah Jawa, ya hanya wayang
Lewat cerita (dalam lakon wayang) itulah ideologi dan doktrin ditanamkan oleh si dalang
Masyarakat terhanyut dengan ceritanya, bahkan menjadikan lakon dan kisah wayang sebagai bahan obrolan sehari-hari.

Lalu,
Ketika muncul teknologi layar tancap,
Orang-orang mulai keranjingan dengan film-filmnya
Saat ada hajatan, sunatan atau pernikahan, hiburannya diganti dengan layar tancap ini.

Pun,
Ketika muncul teknologi VCD player
Warga yang punya hajat, nanggap video
Sebab wayang dirasa lumayan mahal
Apalagi, cerita dan gambar dari VCD lebih real

Saat layar kotak televisi menjamur,
Hampir tak ada lagi yang menanggap layar tancap, apalagi VCD
Sebagian warga masih berusaha menjaga tradisi nanggap wayang, meskipun itu butuh dana tak sedikit

Sebagai sebuah alat,
Wayang bisa berfungsi sebagaimana layaknya VCD, televisi, bioskop, sinetron, dll.

Lalu...

Begitulah kura-kura.

Terjebak hujan,
Karanggeneng, 23 Januari 2017
@mskholid



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Jagoan yang Tugasnya "Remeh"

Jagoan yang Tugasnya "Remeh"

Bagi Sunan Kalijogo yang jagoan dan pendekar itu, pastinya amat membanggakan dan menjadi cerita keren andai Sang guru, Sunan Bonang, memberi tugas memberantas perampok dan penjahat di tanah Jawa.

Kisah kepahlawanan menghajar para perampok itu akan amat membanggakan andai diceritakan pada anak cucu.
Namun, kenapa justru tugas yang diberikan Sang Guru malah amat remeh.
Hanya menjaga tongkat  (menurut sebuah riwayat), sambil merapalkan wirid

Kisah menjaga tongkat, barang remeh temeh, yang andai ditinggal pun gak akan ada yang mencuri, pasti justru bikin malu untuk diceritakan.
Lha, mosok jagoan-pendekar kok tugasnya cuma jaga tongkat.

Itu mirip seorang tentara yang ditugaskan kiai, hanya untuk membalikkan posisi sandal kiai saat dilepas di masjid atau tempat lain.
Bikin malu aja. Bikin sang tentara ogah-ogahan cerita sama anak cucu.

Berbeda andai tugas dari sang kiai itu memberantas para koruptor yang bersembunyi dibalik gelar negarawan dan politisi, pasti cerita kepahlawanan beliau akan amat membanggakan di kalangan anak cucu.

Namun, apa rahasianya?
Apa hasil yang diperoleh Sunan Kalijaga dalam dakwahnya selanjutnya?
Seperti apa prestasi dakwah yang beliau torehkan?

Jawabannya?
Jangan tanyakan pada orang yang bilang Walisongo itu fiktif.

Begitulah, kura-kura...

Masih ngaop kudanan...

*nulis ulang dari ceramah Gus Muwafiq



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Lakon Wayang Antimainstream, dan Bikin Film Tak Biasa

Lakon Wayang Antimainstream,
dan Bikin Film Tak Biasa

Kalau tinggal bilang ini gak ada dalilnya, ini gak ada dalam budaya Islam, gampang...
Kalau tinggal bilang, ini salah.
Ini buruk
Gampang

Yang berat itu,
Mengubah apa yang disukai masyarakat menjadi sesuatu yang Islami, menjadi sesuatu yang bernilai positif.

Dulu, wayang adalah acara favorit masyarakat
Namun, isi cerita dan lakonnya banyak yang tidak sesuai dengan prinsip islam
Maka, tantangannya ialah memasukkan lakon dan cerita yang selaras dengan nilai Islam yang positif

Dan, tantangan berat itu telah berhasil dijawab oleh Sunan Kalijaga.
Titik...

Zaman sekarang,
Anak-anak senang kartun
Anak muda, senang film bioskop
Ibu-ibu senang sinetron
Bapak-bapak senang drama

Maka, tantangannya ialah bagaimana menghadirkan
Kartun yang bermutu
Film yang positif
Sinetron yang mencerahkan
Atau drama yang menggugah

Dan ini berat sekali
Tidak semua orang sanggup dan mampu

Kalau cuma sekadar bilang,
Film bukan budaya Islam
Kartun tak ada dalam ajaran Islam,
Sinetron itu budaya barat,
Lalu anda menjadi paling Islam?!!

Gampang sekali ente masuk Surga nya...

Begitulah, kura-kura...

Mampir Shalat di POM
@mskholid



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Thursday, January 12, 2017

Sawang Sinawang

Sawang Sinawang

Bagi sebagian lelaki, melihat lelaki lainnya yang berpoligami akan nampak bayangan enak dan indahnya.
Padahal, andai diminta menjawab secara jujur, bisa jadi punya istri empat lebih repot (dan ruwet) daripada yang mencukupkan dengan satu istri.

Bisa dikira-kira.
Andai 1 istri membutuhkan uang belanja harian 50.000
Maka, 4 istri x 50.000,- = 200.000,- / hari
Dalam sebulan, pria beristri empat, setidaknya butuh 200.000 x 30 hari = 6.000.000
Hanya untuk uang belanja harian.

Belum pula hitungan untuk listrik bulanan dan air PDAM.
Atau mungkin pajak bumi dan bangunan yang harus dibayar pertahun x 4 PBB, jika tiap istri dijatah satu rumah.
Dan perhitungan-perhitungan lain yang diketahui pemilik 4 istri

Bagi sebagian orang, melihat orang lain punya 5 mobil terlihat enak dan asyik
Tiap hari bisa ganti ganti mobil. Atau kalau mobil satu mogok, masih ada cadangan mobil lainnya.
Mau ke tujuan dengan jalanan mulus, pakai BMW
Mau ke tujuan jalan berliku dan menantang, ada Pajero jadi pilihan
Mau ke acara reuni teman2 kuliah, ada mobil VW antik sebagai penggaya
Padahal, andai ditanyakan pada yang bersangkutan, bisa jadi yang baru punya 1 mobil akan berpikir seribu kali untuk beli mobil baru.

Bisa dikira-kira
Andai biaya perawatan mobil per bulan 300.000,-
Maka, 5 mobil x 300.000 = 1.500.000,- / bulan
Berarti dalam satu tahun, 1,5 juta x 12 bln = 18.000.000,-
Belum termasuk pajak tahunan tiap mobil yang di atas 3 juta.
Dan perhitungan-perhitungan lain yang hanya diketahui si pemilik

Bagi sebagian orang, melihat orang lain punya banyak perusahaan dengan puluhan ribu karyawan, akan nampak menyenangkan dan ringan hidupnya
Padahal, andai dihitungkan jika karyawan 10.000 dengan gaji 2 jutaan, maka si owner butuh paling tidak 10.000 x 2.000.000 = 20 miliar setiap BULAN.

Bagi sebagian orang,  melihat orang lain punya job ngajar penuh dan di banyak tempat, itu terlihat hebat dan mencukupkan.
Padahal, andai kita mengerti apa yang dirasakan yang bersangkutan, bisa jadi kita akan menggumam, "Enak uripku yo, ternyata."

Seterusnya, dan seterusnya...
Sawang Sinawang

Bisa jadi, Gusti Allah belum memberikan sesuatu yang (nampak) baik menurut kita, sebab andai kita diberi seperti itu, kita tak sanggup menanggung kebaikan itu.
Bahasa kasarnya, belum layak mendapatkan anugerah tersebut.
Wallahu a'lam....

Babat, 12 Januari 2017
@mskholid
@ruanginstalasi

#NulisPenawarGalau



@mskholid @ruanginstalasi Blogger | Wirausaha

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)