• Mengapa Saya Memilih Prabowo? •
Zaman saya di Jakarta. Pernah setiap hari, saya dipaksa membaca 5 koran; IndoPos, Tempo, Media Indonesia, Kompas, dan Republika. Semua tulisan tentang politik harus saya baca dan cermati, ketika itu. Saya mulai doyan politik.
Sejak 2009, ketika Prabowo pertama kali masuk kertas Pemilu Capres-Cawapres. Pasangan Bu Mega. Saya tidak memilih Prabowo.
Tahun 2014.
Prabowo maju capres. Pasangan cawapres-nya Ketum PAN; Harta Radjasa. Juga besan presiden kala itu; Pak Beye.
Lagi-lagi, saya bukan pendukung dan pemilih Prabowo.
Tahun 2019
Beliau maju capres lagi.
Lawan capres yang sama di 2014. Jokowi.
Kali ini PJ berpasangan dengan tokoh NU senior; Kiai Ma'ruf Amin.
Saya lagi-lagi, tidak memilih Prabowo.
2024 Prabowo maju lagi keempat kalinya.
Kali ini gandeng anak presiden yang sedang menjabat; Gibran putra Jokowi.
(Jadi, beliau Prabowo, sudah 2x pengalaman maju capres dengan "dukungan" presiden yang sedang menjabat).
Pertama (2014); besannya presiden.
Kedua (2024): anaknya presiden.
Kita lihat, apakah beliau berhasil--atau gagal lagi seperti 2014?
Hari ini, lewat peran aktif beliau sebagai Menteri Pertahanan (sesuai background yang militer), saya masih belum menemukan kesan yang membangkitkan untuk menjatuhkan pilihan pada sosok Jenderal Prabowo.
GOR GIRI KRIDA Gresik,
5 Januari 2024
#1Day1Note
#MelekPolitik
*Catatan ini menjawab pertanyaan sebagian orang; "Kok Ustadz bicara politik?"
Jangankan politik, bicara investasi dan saham saja saya bisa kok. 😘
Anda tidak harus ikut saya.
Begitu pun guru-guru di lembaga saya, tidak harus sehaluan dengan politik saya.
No comments:
Write komentar